Aurelie dan Arthur sudah tiba di Santorini, kedua orang itu kembali ke sebuah penginapan yang pernah mereka singgahi beberapa bulan lalu.
Kedua orang itu terlihat sibuk membawa barang-barang mereka masuk ke dalam kamar, hingga terlihat sebuah hembusan napas kasar sari Arthur yang tampak sudah begitu lelah.
Pria itu membanting tubuhnya ke tempat tidur, berbaring dan menikmati angin pagi yang berhembus dari laut pada wajahnya.
Sejenak matanya terpejam, sesaat beristirahat dari penatnya pikiran yang kini membuatnya begitu pusing.
Kini Aurelie menghampiri, dia ikut berbaring di sampingnya, di atas ranjang dengan seprai berwarna putih itu.
Wanita iti memeluk Arthur, sejenak merasakan hangatnya bersandar pada dada sembari mendengarkan debaran jantung yang membuatnya mengikuti iramanya.
"Apa keputusanmu sudah bulat?" tanya Aurelie membuat pria itu terdengar menggumam.
"Tentu saja."
