Saat tengah larut dalam lamunan, Arthur tiba-tiba terkejut dengan dering telepon yang terdengar dari atas tempat tidur.
Dengan tampak enggan, pria itu lantas bangkit dan berjalan menuju sumber suara. Kini matanya tampak fokus pada sebuah panggilan yang berasal dari ibunya, membuat pria ini menarik napas dalam sebelum ia mengangkatnya.
"Iya Ma," ucapnya menyapa, tapi balasan dari kata itu malah terdengar sedikit panjang.
"Kemana saja kamu? Kenapa akhir-akhir ini kamu tidak pulang dan tidak menghubungiku?" rentetan pertanyaan terdengar.
"Aku sibuk Ma," jawabnya singkat, malah mendapat amarah dari ibunya.
"Bagaimana mungkin bisa sibuk berminggu-minggu, beberapa minggu lalu kamu tidak pulang dengan alasan di luar negeri, sekarang alasan apa lagi?"
"Aku hanya butuh waktu sendiri."
"Sudahlah nak, pulanglah! Setidaknya sebentar saja, apa lagi kami sedang ingin membahas sesuatu padamu."
"Apa lagi? Pasal perjodohan?"
"Tidak perlu banyak bertanya, dengar saja apa kataku."