"Luci, apa kau yakin akan benar-benar pergi nak?" tanya Rocco Aregues berdiri di ambang pintu sebuah kamar milik Azura, mengamati Luciane yang sedang memeluk sebuah boneka favorit cucunya.
"Yah ayah.. "
"Bagaimana dengan Frost?"
"Aku tak perduli dengannya ayah," balas Luciane mengalihkan pandangannya keluar jendela, tepat si sebuah taman bermain.
Dua tahun lalu ia sering menghabiskan waktu bermain dengan sang putri di sana, mereka terlihat sangat bahagia waktu itu, hingga merasa mereka akan terus menjalani kehidupan bahagia seperti apa yang mereka impikan. Hidup mereka sempurnah saat itu, memiliki putri yang cantik dan manis. Juga suami yang penuh pengertian dan begitu menyayanginya. Namun semuanya hilang dalam sekejab. Impiannya hancur dala waktu satu hari saja.
Luciane pegangi dada yang terasa nyeri.
"Aku membencinya," gumam Luciane.
"Apa kau masih mengira jika Frost lah yang bersalah atas semuanya?"
"Yah, dia memang bersalah ayah, dia membuatku kehilangan putriku,"
