"Dia pria jahat, selalu menyakiti dan membuat mommy terus menangis," balas Elf.
Terlihat membenci pria itu, bahkan senyumnya seketika luntur ketika membahas soal pria kemarin malam yang sudah membuatnya ketakutan, dan entah sudah berapa kali ia berada di dalam situasi sepereti itu. Pria yang tak lain adalah ayahnya sendiri, entah di sadari atau tidak. Namun jika melihat usia Elf yang sudah menginjak sepuluh tahun, Enzo Tolya yakin jika gadis itu sudah mengerti situasi, hanya saja tak ingin mengakuinya. Bahkan mungkin hatinya menolak untuk mengakuinya..
"Terima kasih, karena paman sudah membantu mommy, entah apa yang akan terjadi jika paman tak di sini."
"Sayang, waktunya belajar,"
Dokter Merla terlihat berjalan, dengan secangkir teh hangat di tangannya, meletakkannya di atas meja sebelum duduk di samping putrinya.
"Yes mommy," angguk Elf, mengalihkan pandangan ke arah ibunya.
