Hari besar itu telah tiba. Hari di mana Laras akan resmi menjadi milik Panji sepenuhnya. Hari di mana nama Larasati Ayunda Dewi akan disebutkan oleh Panji, yang kemudian disahuti dengan kata 'sah' dari para tamu undangan.
Panji menghela napas berkali-kali. Dia sudah duduk di hadapan penghulu. Jas hitam sudah terpasang di tubuhnya. Jantungnya berdetak sangat kencang ketika pembawa acara mengumumkan bahwa mempelai wanita akan datang.
Luruh sudah hati Panji saat melihat wajah cantik Laras yang dihiasi dengan make up nampak di depan mata. Awalnya laki-laki itu sangat khawatir apabila Laras memiliki pemikiran aneh dan tiba-tiba saja kabur di hari ini. Tapi, merasakan sebuah elusan di tangan, sudah membuktikan bahwa Laras ada di sini. Di sampingnya, sudah siap untuk dijadikan milik Panji baiks secara agama maupun pemerintahan.
"Saya terima nikahnya, Larasati Ayunda Dewi binti Teguh Wijaya dengan mas kawin tersebut dibayar tunai." Panji mengucapkannya dengan satu tarikan napas.
