"Kamu ngapain di sini?"
Kalimat itu tidak terdengar seperti pertanyaan, melainkan sebuah kalimat pembelaan yang dilontarkan Panji untuk Gina. Lantas Laras berdecih sengit, berderap langkahnya untuk mengambil tempat di belakang Panji. Mendorong tubuh ramping milik Gina agar bergeser dari sana.
"Aduh!" pekik Gina. Padahal sebenarnya, dorongan Laras tidak rasanya.
"Kata kamu cuma rapat sebentar, tapi apa yang kamu lakuin di sini ketika seharusnya kamu udah pulang?!" Laras bertanya dengan tatapan nyalang.
"Kamu sendiri sedang apa bertemu dengan Randi di caffe tanpa sepengetahuan saya?"
Laras dibuat kikuk. Dia kira, Panji akan segera meminta maaf karena telah membentak Laras. Tapi, yang terjadi malah sebaliknya. Laki-laki itu menatapnya dengan tajam. Mata yang selalu menyorotnya dengan hangat itu kini berubah menjadi dingin.