Laras masih sedikit terisak, meski ia berusaha menyuapkan sesendok nasi goreng ke dalam mulutnya. Pesan itu sudah dihapus oleh Panji, juga kontaknya sudah diblokir. Itu semua atas usul Panji, yang tentunya dengan izin Laras.
"Lebih baik kamu nggak usah tahu sama sekali, daripada nanti sedih lagi. Saya nggak suka lihat kamu sedih seperti ini."
Begitu katanya. Kalimat Panji justru membuat Laras semakin ingin menangis saja. Dia merasa telah menjadi manusia paling jahat sedunia. Dia ingin Panji menjadi miliknya. Tapi, apakah karena cinta? Entahlah, Laras juga tidak tahu. Yang ia rasakan, dirinya merasa nyaman dengan Panji. Tapi tidak mau munafik jika hatinya masih milik Randi.
"Ini minum dulu. Dari tadi kamu makan nggak minum-minum." Panji menyodorkan segelas teh hangat pada Laras. Perempuan itu langsung menyeruputnya hingga tersisa setengah.