Alhasil semalaman itu Richard tidak bisa tidur, karena insomnia kembali menyerangnya lagi. Perasaan yang cemas itu membuat dirinya insomnia lagi.
"Argh! Sialan aku tidak bisa tidur!" maki pria tampan itu sambil memukul bantalnya dengan tangan kanannya, dengan sangat keras.
"Lebih sialnya lagi kenapa aku terus kepikiran Viona si gadis lugu sialan itu!" makinya lagi.
Richard merasa kesal dan tidak mengerti kepada dirinya sendiri. Mengapa dirinya terus memikirkan dan mengkhawatirkan sekretaris barunya itu.
Padahal sebelumnya ia tidak pernah memikirkan atau mengkhawatirkan wanita manapun yang pernah hadir dalam hidupnya.
Richard melirik ke arah jam dinding yang ada di kamarnya. "Ah sudah jam 11 malam. Aku harus segera tidur. Besok masih ada pekerjaan di kantor yang menunggu."