Lionel mulai menarik nafasnya dalam-dalam.
"Lagi kepengen," sahut Lionel sembari menyalakan batang rokoknya dengan korek api miliknya.
"Tak biasanya dia bawa motor, apa sangking setresnya dia melakukan hal-hal yang baginya kurang suka," ucap Raymond dalam hatinya sembari terus memandangi Lionel.
Malam itu Lionel menghabiskan waktu di club itu, awalnya Dion yang berniat hanya membuka clubnya 5 jam saja kini berbubah setelah Lionel ingin terus berada di clubnya. Ayumi yang berada di meja jauh dari meja Lionel terus menjaga bos nya itu dari kejauhan, sembari berkabar dengan Mama Farah yang risau putra semata wayangnya belum pulang juga.
"Sudahalah, minum saja," ucap Dion dengan nada meledek, ia tahu Lionel sebenarnya mau minum tapi terhalang gara-gara dia bawa motor.
"Kan ada bodyguard mu, biar dia yang bawa motornya. Atau mau bawa mobil ku," ucap Dion kembali.
"Pulang dengan ku kan juga bisa," sahut Raymond.
"Tuh dengar," ucap Dion.
"Ya sudahlah," ucap Lionel langsung terkena bujukan sahabat-sahabat nya itu.
Lionel mulai menengguk minuman beralkohol itu, sementara musik di putar dengan volume tinggi membuat Lionel mulai merasa melayang tinggi.
Seketika Lionel lupa akan masalah rumitnya.
Ayumi yang melihat Lionel meminum minuman itu, sontak membuatnya beranjak dari duduknya.
"Pak Lio," ucap Ayumi terkejut.
Tiba-tiba ada tangan yang merangkul pundaknya dan menariknya ke belakang, membuat Ayumi duduk kembali ke kursinya.
"Hey, apa-apa ini?" tanya Ayumi dengan nada kesal.
Ternyata penyebabnya adalah karena Ayumi duduk seorang diri membuat laki-laki nakal di sana mulai mendekatinya, Ayumi mencium bau-bau alkohol dari mulut laki-laki yang mendekati nya ini.
"Hem," ucap Ayumi lirih semabari menutup hidungnya.
Satu tangan mulai menyentuh lembut bahu Ayumi, sontak Ayumi menepis tangan nakal itu.
"Wiss, galak juga," ucap laki-laki yang sudah mabuk berat itu, ia bernama Matthew.
Ayumi tetap diam.
"Cantik-cantik duduknya sendirian, sini aku temani," ucap Matthew sembari tersenyum-senyum ke arah Ayumi.
"Jangan ganggu aku," sahut Ayumi dengan tegas.
Matthew malah terkikih dengan tubuh sempoyongan ia mulai duduk di kursi yang ada di sebelah Ayumi.
"Jangan galak-galak gitu sayang, aku kesini bukan mau mengganggu mu. Tapi aku mau mengajak mu untuk bersenang-senang," ucap Matthew sembari menatap Ayumi.
Raut muka Ayumi makin masam, sekuat tenaga ia menahan amarahnya agar tak terjadi kegaduhan di club itu.
"Aku mohon pergi dari hadapan ku," ucap Ayumi dengan jelas, tegas.
"Aku akan pergi tapi juga dengan mu," sahut Matthew ia mulai turun dari kursi dan tiba-tiba ia menarik tangan Ayumi.
"Hey lepaskan," ucap Ayumi terkejut, reflek ia menyikut perut Matthew.
Seketika tangan Ayumi terlepas, sementara Matthew tengah memegangi perutnya yang baru saja di sikut oleh Ayumi.
Melihat Matthew tengah sibuk memegangi perutnya, dengan cepat Ayumi melangkahkan kakinya menuju ke meja Lionel namun tiba-tiba leher belakangnya di pukul dengan keras oleh Matthew.
"Ah," ucap Ayumi merasa sangat kesakitan pada leher belakangnya, ia pun tersungkur tak sadarkan diri.
Matthew tersenyum-senyum memandangi wanita cantik yang ada di hadapannya ini telah tak sadarkan diri, aksi Matthew tak banyak yang tahu tapi beberapa tahu namun memilih diam dan kembali asik berjoget dengan teman-temannya yang lain.
Kini Matthew mulai mengangkat tubuh Ayumi, berjalan dengan menggendong Ayumi menuju ke salah satu ruangan yang tersedia di club itu.
"Cantik sekali kau," ucap Matthew sembari tersenyum-senyum memandangi Ayumi.
"Sepertinya kau baru pertama kali datang ke tempat seperti ini, sampai tak tahu busana apa yang seharusnya di pakai ke tempat seperti ini," sambung Matthew beralih memandangi pakaian yang tengah di kenakan Ayumi, bukan hanya pakaiannya saja namun lekuk tubuhnya juga di pandangi Matthew.
Dalam perjalanan menuju ke ruangan, tiba-tiba ponsel Ayumi terjatuh. Namun Matthew tak mendengar suara jatuhnya ponsel Ayumi, juga tak mengetahui bahwa ponsel Ayumi tengah jatuh ia terus berjalan.
Setibanya di salah satu ruangan khusus Matthew mulai masuk dan meletakkan tubuh Ayumi ke atas sofa dengan sangat perlahan, mata Matthew makin menggila menatap wajah Ayumi dengan sangat dekat.
"Kalau saja dia sadar dan mau bersama ku, pasti akan jauh lebih nikmat," ucap Matthew sembari tersenyum-senyum.
Tak lama Matthew teringat bahwa pintu ruangan itu belum ia tutup.
"Aku tutup dulu pintunya ya, biar tak ada yang ganggu," ucap Matthew dengan lembut, kini ia mulai berjalan menuju ke pintu ruangan itu.
Saat akan menutup pintu, tiba-tiba salah satu karyawan club itu ada di luar pintu dengan membawa alat kebersihan.
"Kenapa kau?" tanya Matthew dengan nada kesal.
"Mau bersihkan ruangan ini pak," jawab karyawan itu.
"Tak usah, pergi sana jangan ganggu," sahut Matthew langsung menutup dan mengunci pintu itu.
Jelas sekali karyawan itu melihat ada seorang wanita terbaring di sofa sana, membuat karyawan club itu mulai berfikir yang tidak-tidak.
"Pasti mereka mau melakukan yang iya iya," ucap karyawan itu lirih sembari melangkahkan kakinya menuju ke ruangan yang lain.
"Ah jangan urusi orang, di sini niat ku kerja ya kerja tak usah perhatikan yang lain," ucapnya kembali.
Saat berjalan menuju ke ruangan yang lain, karyawan itu menemukan ponsel tergeletak di lantai dengan keadaan menyala karena mendapat panggil dari seseorang.
"Ponsel siapa ini," ucapnya bertanya-tanya, ia mulai mengambil ponsel itu.
Di lirik nya kesana kemari, namun tak ada satu pun orang berada di jalanan antar ruangan-ruangan di sana.
"Punya siapa ini," ucapnya mulai bertanya-tanya.
Karyawan club itu mulai jongkok sembari memandangi ponsel itu.
"Apa aku angkat saja ya, biar tahu ini ponsel siapa," ucapnya.
Kini ia mulai mengambil dan mengangkat panggilan telefon dari yang bernama Bu Farah.
"Hallo Ayumi, gimana kau bisa kan bawa Lio pulang sekarang?" tanya Mama Farah dengan nada cemas.
"Maaf Bu, saya menemukan ponsel ini jatuh di lantai," sahutnya.
"Hah, kemana Ayumi?" tanya Mama Farah mulai terkejut.
"Saya tak tahu Bu," jawabnya kebingungan.
"Astaga Ayumi gimana bisa ponsel mu jatuh begini," ucap Mama Farah lirih.
"Jadi yang punya ponsel ini namanya Ayumi ya Bu?" tanyanya.
"Iya iya, namanya Ayumi. Tolong kembalikan ponselnya ya, saya ada perlu dengannya," jawab Mama Farah.
"Baik Bu, saya akan bawa ponsel ini ke kasir nanti biar di panggil nama pemilik ponsel ini," ucapnya.
"Baik terimakasih," sahut Mama Farah.
Mama Farah mulai menutup teleponnya, kecemasannya makin tak karuan awalnya hanya mencemaskan Lionel kini bertambah juga mencemaskan Ayumi karena saat ini ia sudah tak bisa menghubungi bodyguard putra semata wayangnya itu apalagi menghubungi Lionel mustahil di angkat.