Chereads / My Stupid Bodyguard / Chapter 21 - Serangan di Jalan

Chapter 21 - Serangan di Jalan

Lionel masih melamun, ia begitu memikirkan isu menjijikkan ini.

"Masalahnya cukup rumit, aku tak yakin semua orang percaya dengan ku," ucap Lionel.

Raymond kembali menatap Lionel.

"Kau jangan terlalu pikirkan masalah ini, bukti sudah ada di tangan mu Lio. Masa itu belum cukup untuk membuktikan semua, di tambah kesaksian Dion," sahut Raymond.

Lionel mulai menghembuskan nafas beratnya.

Setibanya di kantor, Raymond langsung mengajak beberapa pimpinan untuk berbicara di ruang meeting sementara Lionel memilih menghindari mereka terlebih dahulu dengan duduk diam di ruang kerjanya.

"Aku tak bisa ada di situasi seperti ini," ucap Lionel lirih sembari memegangi keningnya.

Lionel lebih bisa menghadapi serangan apapaun kecuali serangan hujatan, mentalnya cukup lemah jika di hadapkan dengan penghujat. Di saat seperti ini, Lionel tiba-tiba teringat dengan Tasya.

"Tasya," ucap Lionel.

"Masih di maal apa sudah pulang dia," ucap Lionel kembali mulai bertanya-tanya, kini Lionel mulai menghubungi Ayumi.

"Tut tut tut," panggil telefon mulai tersambung.

"Hallo, Pak," ucap Ayumi dari sebrang sana.

"Cumi, kau dimana?" tanya Lionel dengan cepat.

Ayumi terdiam sejenak, seperti masih kebingungan mendapatkan pertanyaan seperti itu dari bos nya.

"Ini ada di mobil, mau keluar dari parkiran maal," jawab Ayumi.

"Kau balik ke kantor sekarang juga, jemput aku. Aku mau balik sekarang," ucap perintah Lionel.

"Baik Pak," sahut Ayumi dengan cepat.

Lionel mulai menutup teleponnya.

Tak lama Raymond masuk ke dalam ruang kerjanya, dengan raut muka bahagia.

"Lio," panggil Raymond.

"Hem," sahut Lionel.

Raymond mulai duduk di kursi yang ada di hadapan Lionel, sementara Lionel masih menunduk sibuk menatap layar ponselnya.

"Aku sudah bicara sama mereka, dan asal kau tahu. Mereka bilang dari awal tak yakin kalau kau yang menghamili Moza, karena mereka berkali-kali lihat Moza cek in sama laki-laki lain," ucap Raymon.

Lionel langusung meletakkan ponselnya, dan mulai menatao Raymond yang ada di hadapannya.

"Syukurlah kalau begitu, tinggal gimana caranya nama ku bersih di media," sahut Lionel.

"Risih aku," sambung Lionel.

"Tenang saja, kali ini penjelasan dari Dion bakal buat nama mu bersih," ucap Raymond dengan santainya.

"Semoga saja," ucap Lionel.

Tiba-tiba dalam sela-sela pembicaraan Lionel teringat dengan rengekan Moza akhir-akhir ini yang meminta dirinya untuk segera di nikahi Moza, Lionel merasa dirinya terselamatkan oleh kata hatinya.

"Untung saja aku belum mau menikahi wanita setan itu, coba kalau aku waktu itu tak gunakan kata hati ku. Apa tak malah makin ribet hidup ku," ucap Lionel dalam hatinya.

Beberapa lama kemudian, Ayumi dan Tasya tiba di ruang kerja Lionel.

"Tok tok tok," suara ketukan pintu.

"Masuk!" seru Raymond.

Ayumi dan Tasya pun mulai masuk ke dalam ruang kerja Lionel.

Seruan Raymond membuat kening Lionel mulai menegriyit.

"Bisa-bisanya," ucap Lionel.

"Ray, aku pulang dulu," ucap pamit Lionel, kini ia mulai beranjak dari duduknya.

"Oke," sahut Raymond.

Kini Lionel mulai melangkahkan kakinya keluar bersama Tasya dan di ikuti Ayumi dari belakang.

"Om Lio tadi kemana?" tanya Tasya sembari menatap Lionel dengan mendongakkan kepalanya.

Lionel yang melihat Tasya kesulitan menatap dirinya, membuat Lionel langsung menggendong bocah kecil itu.

"Om Lio tadi keluar sebentar," jawab Lionel.

"Kemana?" tanya Tasya kembali yang belum mendapatkan jawaban dari pertanyaannya tadi.

"Makan di luar tadi, Om Lio laper," jawab Lionel sembari tersenyum tipis ke arah bocah kecil itu.

"Oh makan," ucap Tasya mulai mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Tasya tadi cari-cari Om Lio, Tasya mau kasih kerjanya Tasya," ucap Tasya kembali.

Lionel pun langsung teringat dengan gambaran Tasya di map biru tadi.

"Oh itu, iya Om Lio sudah lihat. Bagus sekali gambaran mu," ucap Lionel dengan cerianya, padahal dirinya sama sekali belum melihat wujud gambar yang di buat Tasya.

"Yang benar Om?" tanya Tasya dengan kedua mata yang mulai membesar, setra kedua surut bibir yang saling tarik-menarik.

"Iya benar," jawab Lionel dengan jelas.

"Kalau gitu Tasya besok kerja lagi ya," ucap Tasya.

Lionel langsung terdiam.

"Waduh," ucap Lionel dalam hatinya.

"Iya lihat nanti ya," jawab Lionel.

Kini mereka mulai masuk ke dalam mobil, tak lama Ayumi mulai melajukan mobil Lionel dengan kecepatan rendah keluar dari kawasan kantor.

Di dalam perjalanan pulang, Tasya terus berbicara membicarakan semua yang dia lihat hari ini bahkan yang ia rasakan hari ini. Membuat Lionel mengantuk mendengar ocehan Tasya, namun Lionel masih berusaha menahan matanya agar tak terpejam.

Tiba-tiba ada dua orang laki-laki mengendarai sepeda motor tepat di samping mobil Lionel sembari mengetuk-ngetuk kaca mobil Lionel di bagian samping dengan cukup keras.

"Om, itu Om nya di luar kenapa?" tanya Tasya sembari menunjuk-nunjuk ke arah kaca samping yang ada di samping Lionel.

Dengan cepat Lionel mengalihkan tatapan matanya, beralih melihat ke samping kanannya.

"Kambing," umpat Lionel dengan nada kesal.

"Bapak sama Tasya tetap di dalam ya, kunci mobilnya," ucap Ayumi.

"Jangan, kau tanjap gas saja," sahut Lionel sembari menatap Ayumi dari belakang.

"Malah bahaya pak, nanti kalau kaca di pecah gimana," ucap Ayumi mulai menegrutkan keningnya.

Kini Ayumi mulai menepikan mobil Lionel ini.

"Kunci mobilnya pak," ucap Ayumi, dengan cepat ia keluar dari mobil Lionel.

Lionel pun langsung mengunci mobil, setelah itu langsung memeluk Tasya.

"Kenapa Om?" tanya Tasya kebingungan.

"Tak ada apa-apa," jawab Lionel.

"Tasya tutup mata sekarang!" seru Lionel.

Tasya pun langsung menutup kedua matanya, sebenarnya ia masih bingung tapi dirinya memutuskan untuk mengikuti apa yang di perintahkan Lionel.

Lionel kembali menatap ke depan, melihat Ayumi yang saat ini mulai berkelahi dengan dua orang laki-laki tadi.

"Cuma dua orang masa si cumi kewalahan," gerutu Lionel dengan nada kesal.

Perlahan Lionel mulai melepaskan pelukannya.

"Tasya tutup mata terus ya, jangan di buka sebelum Om Lio bilang buka," ucap Lionel.

"Iya Om," sahut Tasya dengan terus menutup kedua matanya dengan tangannya.

Lionel mulai keluar dari mobil, satu tendangan di layangkan Lionel ke muka salah satu laki-laki itu dan membuat preman itu KO seketika.

Melihat kedahsyatan tendangan Lionel membuat Ayumi terpenganga, hingga tak menyadari bahwa saat ini dirinya tengah melawan satu preman lagi.

"Cumi," teriak Lionel dengan kedua mata membesar.

"Brugh," Ayumi tersungkur ke jalanan aspal itu, akibat pukulan yang sangat keras di sudut bibirnya.

Dengan cepat Lionel menghajar satu orang preman itu, yang satu ini cukup jago berkelahi membuat Lionel lumayan lama membuat dia kalah. Namun tiba-tiba terdengar suara mobil polisi membuat preman itu kabur dengan mengendarai motor mereka.

"Kambing," umpat Lionel dengan nada kesal.