Elina duduk di samping Lala dan berharap Lala dapat memaafkannya, karena Elina merasa bahwa dirinya yang sudah tidak memiliki teman dan hanya Elina saja teman satu-satunya, meskipun Lala tampak begitu enggan untuk dekat dengan Elina, namun ibunya saja masih bekerja di rumah Elina sehingga Lala menjadi mau didekati oleh Elina.
"La, kamu masih marah?" pekik Elina pada Lala.
Lala hanya menghela nafasnya dan Lala mulai menjawabnya, "Kenapa? Aku sudah nggak kesal lagi, kamu menghampiriku saja sudah cukup membuatku merasa senang."
Elina tersenyum, "Benar kata kamu, nggak mungkin selamanya aku dan Elan bisa bersama. Lagian Elan benar-benar sudah menghilang dari peradabanku," gumamnya.