Seina akhir-akhir ini lebih banyak menunggu, bahkan ia menunggu Elan menghubunginya dan Elan yang akan membuat hari-harinya indah kini terasa pudar. Seina ke kelas Elan dan tentu saja Elan yang tidak berada di sana, Elan menghilang, kemudian Seina balik lagi ke dalam kelasnya, Elan masih saja tidak ada. Sementara Lala memandanginya terus-menerus, entah apa yang membuatnya begitu penasaran.
"Kamu kenapa memandangiku seperti itu? Kamu nggak bareng Elina? Eh benar, Elina nggak masuk," gumam Seina.
Ada yang sedikit aneh, beban terlintas di benak Seina saat ia memikirkan Elina dan Elan yang tidak ada secara bersamaan, ingin rasanya menghilangkan pikiran negatif, namun sayangnya kenyataannya mereka tetap tidak ada dan mereka yang tiba-tiba saja tak ada kabar.
"Elina kenapa nggak masuk?" Seina menjadi menanyakan itu pada Lala.