Seina kaget dengan kehadiran Elan secara tiba-tiba bahkan Elan yang terlihat begitu ganteng dan sangat wangi, Seina tidak bisa mengalihkan pandangannya ke arah lain, ia hanya menatap Elan dengan terpaku, bahkan saking kagetnya Seina tidak berkata apapun dan tidak dapat mengeluarkan kata-katanya di mulutnya.
Elan tetap tersenyum pada Seina bahkan Elan memeluk Seina hingga Seina menjadi sasak dan bengong, pelukannya yang hangat membuat malam yang dingin itu menjadi syahdu, bahkan aroma dingin yang menembus kulit tidak dapat lagi Seina rasakan, semakin erat Elan memeluknya semakin Seina hanyut dalam rasa sayangnya terhadap Elan.
"Kamu kenapa bisa sampai disini? Bukannya tadi kamu ijin sama aku mau ke rumah Elina?" ucap Seina dengan lirihnya.
Namun Elan seperti kurang memperhatikan perkataan Seina, Elan terus memeluk Seina sampai ia tidak ingin melepaskannya, hingga kemudian Seina yang melepaskan pelukan itu.