Elina kembali ke kelasnya, Elina menatap Vino dengan tatapan sinis.
"Aku ingin bicara dengan kalian," seru Seina pada Vino dan Elina.
Seina menarik tangan mereka, tangan kanan menarik Vino sedangkan tangan kiri menarik tangan Elina. Ada yang Seina sampaikan pada mereka.
Elina dan Vino terdiam tapi mau mengikuti arah langkah kaki Seina, mereka menurutinya saja tanpa bersuara.
Angin berhembus pada mereka, ada rasa sakit yang terasa bahkan menyesakkan tidak dapat dikontrol, ingin sekali semuanya apa yang diinginkan tercapai, tapi kenyataan sungguh kejam. Harus memilih antara Vino atau Elan.
Sungguh Seina bingung, dan Seina merasa tidak enak pada Elina, dapatkah semuanya kembaliseperti semula? Atau tetap melanjutkan hubungan yang seperti ini?
"Apa yang ingin kamu ketahui?" gumam Elina dengan suara lirihnya. Seina terdiam saja.