Pria paruh baya itu mulai memperhatikan satu persatu laporan yang diberikan kepada dirinya. Berbagai ekspresi wajah ditunjukkan oleh pria paruh baya tersebut terkadang dia tampak begitu serius sambil mengerutkan keningnya ekspresi yang menunjukkan bahwa dia sedang berpikir keras tentang masalah yang ada di hadapannya. Tetapi terkadang dia tersenyum dan menunjukkan senyumannya kepada Eka yang terus memperhatikan dirinya. Ekspresi-ekspresi itu terus datang silih berganti dan tidak ada ekspresi yang sama.
Dari keadaan yang ditunjukkan, dari peristiwa yang dihadapkan pria paruh baya itu mengerti bahwa Zafran memiliki kehidupan yang rumit. Perjalanan hidupnya diisi oleh ujian demi ujian itu artinya jafran bukanlah orang biasa dan tak akan mudah untuk menjatuhkan orang seperti itu. Zafran berasal dari kelas yang berbeda. Karena itu Arif tidak bisa menganggapnya sebelah mata.