Mobil melaju kemudian berhenti tepat di hadapan rumah besar itu. Lalu kedua orang yang berada di dalam mobil segera turun dan membukakan pintu untuk atasan mereka. Kakek azhari dan juga zafran juga ikut turun dari dalam mobil. Mereka berdua berjalan memasuki rumah besar tersebut.
Zafran mempercepat langkah kakinya, menaiki tangga kemudian masuk ke dalam kamar. Dia mencari keberadaan sang istri. Dan seperti biasa dia menemukan istrinya sedang duduk di balkon kamar tersebut. Zafran mendekati istrinya, dia ingin menyapa wanita itu tetapi tiba-tiba sedia berhenti dan mengurungkan niatnya. Dia tidak ingin membuat hati istrinya tidak nyaman dengan kata-kata yang akan diucapkan. Akhirnya Zafran memutuskan untuk tidak menyapa sang istri dan justru masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
Tanpa disadari ternyata Zafira juga menunggu sapaan dari suaminya. Dia mulai terbiasa mendengar suara Zafran karena semenjak pertama kali menikah Zafran selalu membuka komunikasi dengan dirinya meski dia tidak mendapatkan balasan dari komunikasi tersebut. Zafira merasa tidak senang saat Zafran tidak menyapa nya. Suasana hatinya berubah menjadi kesal.
Ketika zafran keluar dari dalam kamar mandi dia menemukan istrinya berada di dalam kamar dan sedang duduk di atas kursi rodanya membaca sebuah novel. Tanpa sengaja Zafran menatap wajah wanita itu. Kecantikan dari Zafira membuat pandangannya berhenti. Hatinya benar-benar mengagumi kecantikan dari wanita itu.
"Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu menatapmu seperti itu?" Zafira melempar buku yang ada di tangannya. Buku itu terbang kemudian tepat mengenai kepala Zafran.
"Aduh!" lirih pemuda tampan itu sambil memegangi kepalanya.
"Apakah kamu berpikir bahwa kamu sudah benar-benar menjadi menantu rumah ini sehingga kamu berani bertindak kurang ajar kepadaku?" ucap Zafira marah. Zafran masih memegang nya kepalanya yang sakit, kemudian dia menundukkan kepalanya dalam.
"Aku minta maaf!" jawab pemuda tampan tersebut.
Zafran juga merasa marah di dalam hatinya. Dia masih merasa lelah baru saja pulang dari kantor dan mengerjakan banyak sekali pekerjaan namun ketika dia tiba di rumah dia justru mendapatkan amarah dari istrinya. Betapa mendidih nya hati Zafran menghadapi tingkah istrinya. Dia bahkan tidak tahu alasan Zafira marah kepadanya. Hanya karena sebuah tatapan wanita itu bisa begitu marah.
Zafran mencoba mengabaikan wanita itu. Dia tidak ingin melanjutkan pertengkaran dengan istrinya karena percuma. Apapun yang terjadi yang bersalah hanyalah dirinya sementara istrinya akan selalu menang. Demi menahan ke kesalahannya pemuda tampan itu berjalan menuju balkon. Dia duduk di sana menunggu matahari terbenam. Berharap pemandangan sure itu bisa mengobati suasana hatinya yang terluka.
Setelah hari menjadi gelap barulah pemuda tampan itu ingat akan handphone pemberian kakek Azhari. Dia kembali masuk ke dalam kamar mengambil ponsel tersebut. Dia ingin menghubungi ibunya. Karena hanya nomor telepon sang ibu yang dihafal olehnya.
Wanita paruh baya itu sedang berada di rumahnya yang sederhana. Dia duduk di teras rumah tersebut memandang ke langit. Ramadhani sedang merenungi nasib yang sedang dihadapi. Suaminya pergi entah kemana, putrinya terpaksa putus sekolah karena masalah ekonomi, dan yang paling menyakitkan adalah putra yang selama 10 tahun ia rindukan dan ia nanti kan kini telah pergi jauh. Putranya pergi karena kesalahan yang telah ia perbuat. Ingin sekali ramadhani berteriak, tetapi siapa yang mau mendengarkan teriakan wanita miskin seperti dirinya.
"Ibu, Ibu," ketika ramadhani sedang duduk termenung sendirian tiba-tiba nabila memanggil dari dalam rumah. Ramadhani segera menoleh ke arah putri satu-satunya yang kini tinggal bersama dengan dirinya.
"Ada apa nak?" tanya ramadhani melihat wajah Nabila yang tidak bisa ditebak.
"Kakak, kakak menghubungi kita!" jawab Nabila dengan penuh antusias sambil menunjuk ke ponsel jadul yang ada di tangannya. Ramadhani terkesiap dia berdiri kemudian mendekati nabila. Mengambil ponsel dari tangan gadis belia tersebut.
"Halo," ucap Ramadhani. Wanita paruh baya itu tidak bisa menahan air matanya. Kini putra yang sangat dia rindukan bahkan tidak bisa dilihat dengan mata kepala.
"Ibu?" Zafran juga meneteskan air mata saat mendengar suara sang ibu. Sejak mendapatkan ponsel pemberian dari keluarga Azhari ingin sekali Zafran menghubungi wanita tersebut namun dia tidak memiliki banyak keberanian. Hari ini dia mengumpulkan semua keberanian yang dia miliki. Karena dia sudah tidak mampu menanggung rasa rindu yang menyesak di dalam dadanya.
"Apakah ibu baik-baik saja?" tanya Zafran.
"Iya nak! Ibu baik-baik saja. Kamu jangan khawatir ya!" jawab wanita paruh baya itu sambil mengusap matanya yang basah. Dia mencoba menahan suara tangis nya agar sang putra tidak mengetahui bahwa wanita paruh baya itu sedang menangis.
"Aku juga baik-baik saja bu, aku minta maaf karena membuat ibu merasa khawatir," lanjut Zafran.
"Ibu, jagalah diri baik-baik. Aku tidak bisa sering-sering menghubungi ibu. Selama ibu dalam keadaan baik baik saja maka aku akan merasa tenang!" ucap Zafran kemudian dia segera menutup panggilan telepon tersebut. Di adalah pria yang sangat cerdas, dia mengetahui bahwa ponselnya sudah disadap oleh kakek Azhari. Karena itu Zafran tidak ingin membuat masalah dengan keluarga kaya tersebut. Sebenarnya Zafran ingin sekali menanyakan sesuatu kepada ibunya. Tetapi dia tidak memiliki kesempatan. Karena kakek Azhari mengetahui pembicaraannya. Jika pria tua itu menemukan kejanggalan dan kesalahan yang diperbuat oleh Zafran maka dia akan mendapatkan masalah yang besar.
Zafran mendekap ponsel pemberian kakek azhari di dalam tubuhnya. Ingin sekali pemuda tampan tersebut memeluk tubuh wanita yang telah melahirkannya ke dunia. Tetapi alangkah sedih nasib dirinya yang bahkan tidak mampu melakukan hal tersebut. Dia hanya bisa berlinang air mata dan menahan semua amarah yang ada di dalam hatinya.
'Bertahanlah Bu! Bertahan lah sebentar lagi, aku akan kembali bu! Kita akan berkumpul lagi seperti dulu. Aku berjanji bu! Aku mohon doakan aku ibu!' batin zafran menjerit.
Dari balik selimut Zafira mencoba memperhatikan Zafran yang berada di balkon kamarnya. Wanita itu memperhatikan wajah Zafran yang terlihat sedih. Namun dia mengabaikan nya.
***
"Tolong?" di tengah malam di saat semua orang sedang tertidur tiba-tiba Zafira berteriak dengan sangat keras. Semua orang yang ada di rumah itu terkejut mendengar suara teriakan yang berasal dari kamar Zafira. Zafran yang juga sedang tertidur terkejut dan langsung terduduk di atas ranjang.
"Ada apa?" Zafran yang terkejut dengan suara istrinya bertanya. Wajah zafira tampak pucat. Zafran benar-benar mengkhawatirkan wanita itu. Hatinya bertanya-tanya apa yang sudah terjadi, dia mencoba memperhatikan Zafira dari ujung kepala hingga ujung kaki. Namun sepertinya semuanya aman, lalu apakah yang sudah membuat wanita yang sudah menjadi istrinya itu menjerit.