Dua orang pelayan kembali masuk ke dalam kamar tersebut, mereka adalah 2 orang wanita yang mengantarkan makanan sebelumnya.
"Kenapa saya di bawa ke sini? Apakah kalian bisa menjelaskannya?" karena rasa putus asa, Zafran mencoba bertanya kepada para pelayan.
"Kami tidak tahu, maafkan kami tuan muda!" ucap pelayan tersebut. Kedua wanita yang bertugas sebagai pelayan rumah besar tersebut segera meninggalkan Zafran, mereka tidak memiliki wewenang dan hak untuk menjawab pertanyaan dari pemuda tampan tersebut.
Zafran mulai merasa kesal dengan perlakuan orang-orang yang ada di rumah itu. Ketika dirinya ingin keluar dari dalam kamar mereka juga melarangnya. Dia tidak ubah dari seorang tahanan yang dikurung di dalam sangkar emas. Dia tidak bisa melakukan apa-apa, dia hanya bisa duduk diam di sana. Bahkan ponselnya saja disita oleh Veronica. Zafran tidak tahu bagaimana cara menghadapi kenyataan saat ini. Dia kembali berjalan menuju balkon kamarnya dan duduk termenung di sana.
"Apakah kamu yang bernama Zhafran?" disaat pemuda tampan itu hampir putus asa tiba-tiba seorang pria tua menghampiri dirinya. Pria itu terlihat sangat tua, dia bahkan kesulitan untuk berjalan. Tangan kirinya memegang sebuah tongkat.
Zafran merasa terkejut dengan kehadiran pria itu. Dua orang pengawal menemaninya dan berjalan mengikuti langkah pria itu menuju balkon. Pria tua itu duduk sementara kedua pengawal nya berdiri dengan setia di antara dirinya. Zafran terus memperhatikan pria tua itu tanpa berani mengajukan pertanyaan. Pria itu mengeluarkan aura yang sangat tegas membuat orang-orang yang berhadapan dengannya menjadi tertunduk karena rasa takut. Mereka berdua duduk berdampingan, dan diantara keduanya terdapat sebuah meja bundar. Keduanya menghadap ke arah yang sama. Ke arah hamparan sawah yang membentang di hadapan mereka. Zafran menunggu kata-kata yang dilontarkan oleh pria tersebut, dari penampilannya Zafran bisa menebak bahwa pria itu adalah pemilik istana besar di mana dia tinggal saat ini.
"Kamu akan menikah dengan cucu kesayanganku. Kamu harus menemani nya dan mendampingi dirinya. Jika kamu membuatnya bersedih maka aku pasti akan membunuhmu!" ucap pria tua itu dengan sangat tegas.
"Tetapi kakek? Kenapa harus Aku yang menikah dengan cucu kakek? Kenapa kalian memaksa diriku? Kenapa kalian mengancam dan menyakiti ibuku? Apa yang sedang kalian sembunyikan dariku? Apa kesalahanku dan apa kesalahan keluargaku hingga kami harus mendapatkan hukuman seperti ini?" pertanyaan dari Zafran membuat wajah kakek Azhari berubah, amarah yang sangat besar tampak menghiasi wajahnya. Kebencian itu menguasai dirinya.
'Aku akan membalas kan dendam sonia, Aku melakukan semua ini untuk membalas kan dendam nya!' batin pria tua itu. Tetapi dia tidak mengungkapkan isi hatinya. Tiba-tiba pria tua itu berdiri ingin meninggalkan Zafran yang sedang menunggu jawaban. Saat kakek Azhari hendak melangkahkan kaki tiba-tiba dia mengalihkan pandangannya menatap Zafran yang berada di sana.
"Seiring waktu kamu akan menemukan jawabannya!" ucap pria tua itu kemudian melangkahkan kaki meninggalkan Zafran yang masih dipenuhi dengan rasa tanya.
"Tunggu kakek! Anda belum menjawab pertanyaanku. Bagaimana anda bisa pergi begitu saja!" ucap Zafran ingin menghentikan langkah pria tua itu. Tetapi kakek Azhari tidak menghiraukan nya, pria tua itu terus berjalan tidak memperdulikan panggilan dari Zafran.
"Kakek?" pemuda tampan tersebut tidak ingin menyerah, dia berlari mengejar pria tua yang ingin meninggalkan dirinya. Namun langkahnya dihentikan oleh kedua pengawal yang menemani kakek Azhari. Zafran tidak bisa berbuat apa-apa, dia hanya pasrah berada dalam belenggu kedua pengawal dari kakek Azhari. Dia bahkan tidak bisa mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang membuat dirinya tersiksa.
"Apa yang kalian lakukan? Aku ingin mendengarkan jawaban dari pria tua itu! Lepaskan aku!" Zafran berteriak meminta agar pengawal itu melepaskan tubuhnya. Tetapi orang-orang itu tidak akan mau mendengarkan kata-kataku dari Zafran. Mereka adalah pengawal setia kakek Azhari.
Zafran kembali terkurung di dalam kamar tersebut. Ingin rasanya dia kabur dan meninggalkan kamar terkutuk itu. Tetapi dia tidak memiliki kemampuan, selain kamar itu dikelilingi oleh penjaga yang berjaga selama 24 jam dia juga tidak tahu resiko apa yang akan dia dapatkan jika ada yang mengetahui bahwa dirinya berusaha untuk kabur. Keselamatan ibu dan adiknya akan di per taruhkan. Lalu apa yang bisa dilakukan oleh Zafran saat ini. Bagaimana dia bisa menikah dengan seseorang yang tidak dikenal. Bagaimana dia bisa menikah karena sebuah paksaan. Lalu bagaimana dengan keadaan pacarnya yang berada di luar kota.
Sebelum memutuskan kembali pulang, Zhafran telah jatuh cinta. Dia memilih seorang wanita cantik dan juga berpendidikan. Zafran bahkan sudah menghubungi keluarganya. Tinggal menunggu tahap selanjutnya yaitu lamaran. Tetapi jangankan untuk lamaran, dia bahkan tidak bisa menghubungi wanita itu. Zafran tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Apa yang akan terjadi pada pacarnya yang telah ia janjikan pernikahan. Dia terduduk di lantai tidak berdaya. Kedua matanya berkaca-kaca karena rasa sakit yang dirasakan oleh hatinya. Begitu banyak pertanyaan yang ingin diajukan tetapi tidak tahu kemana. Hingga hari ini dia bahkan tidak bertemu dengan sang ayah, kemanakah sebenarnya ayahnya pergi. Kesalahan apa yang sudah diperbuat oleh keluarganya. Dan kenapa balasan dari semua itu adalah pernikahan. Dengan siapakah sebenarnya Zafran akan menikah. Wanita seperti apakah yang akan menjadi istrinya. Jika dia adalah wanita cantik dari keluarga kaya raya bukankah mudah bagi mereka untuk mencarikan pria sebagai suaminya. Apakah dia kan menikah dengan wanita cacat dan juga tidak cantik rupanya. Ataukah Zafran akan menikah dengan wanita idiot dari keluarga itu untuk menutupi kekurangan keluarga tersebut.
***
Pagi-pagi sekali seorang pelayan tiba-tiba masuk ke dalam kamar. Dia menyalakan semua lampu dan juga membuka tirai jendela. Pelayan itu tidak datang sendirian karena dia hadir dengan beberapa pelayan lainnya. Mereka membawa barang-barang di dalam kotak yang Zhafran tidak mengerti apa isinya.
"Silahkan mandi Tuan muda!" ucap salah seorang pelayan. Zafran seperti kerbau yang sudah di cucuk hidungnya menuruti semua perintah dan permintaan dari para pelayan tersebut. Dia mandi dan membersihkan diri di kamar mandi. Setelah itu dia keluar menggunakan handuk. Para pelayan mulai melakukan tugasnya memakaikan pakaian pengantin kepada Zafran. Pemuda tampan itu tidak tahu bahwa hari ini adalah hari pernikahannya karena tidak ada satu orang pun yang memberikan kabar kepada dirinya. Dia merasa bahwa dirinya hanyalah boneka yang dipermainkan oleh orang-orang kaya raya tersebut.
"Apakah hari ini adalah pernikahanku?" Zafran bertanya tetapi tidak ada yang menjawab pertanyaan dari dirinya. Hal inilah yang terus terjadi akhir-akhir ini, setiap dia mengajukan pertanyaan tidak ada pelayan yang berani menjawabnya. Pemuda tampan itu menjadi putus asa. Dia membiarkan tubuhnya di otak-atik oleh para pelayan. Mulai dari pakaian hingga sepatu dan aksesoris siap dikenakan.