Chereads / dear my boy (Bahasa Indonesia) / Chapter 3 - 3. Kebun bunga

Chapter 3 - 3. Kebun bunga

••

tuk

"Aw, apa yang kau lakukan? "

protes Hyungtae, bibirnya monyong mengecap spagetti kesukaannya sembari tangannya mengusap-usap kepala yang terkena pukulan centong Aera.

"Aku tidak memukulmu kim, hanya saja tanganku sangat geram hingga bergerak sendiri." Aera sedikit menahan tawanya karena takut menjadi perhatian pelayan-pelayan yang ada dirumah ini.

Siapa suruh Hyungtae selalu membangga-banggakan dirinya setinggi langit. Biar Aera hitung, sudah berapa kali ia bertingkah seperti itu padahal baru beberapa jam ia mengenal pria ini. Sekarang lihat betapa lucunya wajah yang selalu sok tampan itu meringis kesakitan karena terkena jurus pukulan Aera.

"Cepat makan makananmu. Mau sampai kapan kau memandangiku begitu. Makanlah dulu, kau bisa melanjutkan aktifitas mu barusan setelah selesai makan." ujar Hyungtae cuek, mulutnya sibuk mengunyah.

"Cih, sebenarnya kau ini pernah menyelamatkan dunia bagian mana? kenapa setiap kalimat yang keluar dari mulutmu itu mengandung kepercaya-dirian yang tinggi dan selalu memasang wajah yang sok tampan seperti itu?" ujar Aera, ia sudah tidak tahan untuk mengatakan hal ini sedari tadi.

"Aku tidak mengerti dan tidak peduli apa maksud dari perkataanmu itu, tapi yang ku tau barusan kau sedang mengakui ketampananku" jawab Hyungtae dengan muka polosnya.

Terserah terserah, siapapun cepat bawa Aera pergi dari tempat ini. jiwa narsis Hyungtae sungguh tidak tertolong.

••

Aera sedang berada di kebun belakang rumah Hyungtae. Entah mengapa, sampai sekarang ia masih belum pergi dari rumah Hyungtae. Melihat betapa kesalnya ia sedari pertama kali membuka mata hingga terahir kali percakapan nya dengan Hyungtae saat makan tadi.

"kenapa aku harus menurut padanya?" Aera sedang merutuki dirinya sendiri.

Setelah acara makan tadi, Hyungtae harus segera bersiap untuk berangkat kerja, diperusahaan akan segera diadakan rapat pemegang saham pada jam 9 nanti, sekitar 30 menit-an dari sekarang. Ia berpesan pada tuan park bahwa Aera tidak di perbolehkan menginjakkan kakinya keluar dari rumah Kim. Katanya masih banyak hal yang perlu Aera pertanggung jawabkan. Kata-kata itu lagi. Aera hanya bisa pasrah, entah sebenarnya apa yang perlu ia lakukan untuk bertanggung jawab pada si Kim sialan itu.

Terlepas dari itu, Aera sangat menikmati pemandangan di kebun bunga milik Hyungtae. Betapa indahnya bunga-bunga yang tengah bermekaran disini, karena sekarang sudah mulai memasuki musim semi. Ada banyak jenis bunga di kebun Hyungtae dan Bunga Asoka menjadi salah satu tanaman yang paling menarik perhatian Aera.

Bunga Asoka adalah bunga favoritnya, Selain mudah dalam merawat, bunga ini juga terlihat sangat cantik. Meskipun bentuknya sederhana namun jika sudah mekar, pasti akan terlihat begitu manis saat bergerombol dengan sekawannya.

Tidak hanya terpaku dengan bunga-bunga saja, kebun Hyungtae bukanlah kebun bunga kebanyakan yang biasa Aera temui di kediaman rumah orang lain pada umumnya. Tempat ini mengusung tema indoor, keseluruhan dinding terbuat dari kaca sehingga tembus pandang dari luar, siapapun yg melihat kebun ini pasti akan tertarik untuk mengunjunginya. Dan lagi lihat saja kombinasi kayu dan bebatuan kecil ini sukses membuat jalan menuju kebun terlihat sangat menawan.

Dekorasi eksterior kebun yang mencerminkan gaya ekslusif yaitu sepasang beruang lucu dan klasik seakan menyapa setiap orang yang keluar masuk tempat ini.

Tidak harus pergi ke Jepang untuk menikmati relaksasi ala oriental yang khas. Cukup dengan berada di kebun ini rasanya sudah mewakili suasana disana.

Di kedua tangan Aera tengah memegangi keranjang bunga dan sebuah gunting, bertujuan untuk memetik beberapa bunga cantik disini. Secara tiba-tiba seekor kupu-kupu berwarna ungu muda mendarat di tangan sebelah kanan Aera. Tak kuasa hati Aera luluh melihat betapa gemas dan cantiknya hewan itu. Sedikit mengobati perasaan sesak yang selama ini terpendam didalam hatinya.

"Baiklah, tidak buruk juga aku masih berada di rumah ini. Banyak sekali hal indah dan mewah yang belum pernah aku nikmati selama ini. Bahkan sarapan tadi pun lebih mewah dari makanan paling mewah yg pernah ku makan."

ucap Aera dengan mata berbinar, senang sekaligus merasa kecil secara bersamaan. Bagaimana bisa Aera berurusan dengan pria sekaya Hyungtae.

Sedikitpun ia tidak pernah berharap bisa menikmati kemewahan seperti ini, karena setiap harinya ia hanya berharap agar tidak lagi merasa kesepian. Apalagi 2 tahun belakangan sahabat dekatnya telah menikah, sehingga jarang sekali ia bisa menemani Aera. Selain yerin sahabatnya, ia benar-benar tidak memiliki siapapun berada di pihaknya.

Setelah lulus SMA Aera keluar dari rumah, orang tuanya menyuruh Aera untuk hidup mandiri. bagaimana dengan biaya hidup? tentu saja itu menjadi tanggung jawab Aera sendiri. Seperti lepas tangan, orang tua Aera bak membuang anak sendiri, Aera hanya akan pulang kerumah orang tuanya setahun sekali saat perayaan Chuseok atau Natal seperti sekarang ini. Tapi karna ia sudah muak mengenai peraturan dan hubungannya dengan orang tuanya yang tidak jelas ini, ahirnya malam ini ia memilih untuk tidak pulang kerumah dan berkeliaran mengelilingi kota Seoul juga melihat pemandangan sungai han.

••

Suara gemericik air shower terdengar samar dari dalam kamar mandi, tepat jam 8 malam setelah 20 menit yang lalu Hyungtae turun dari mobil menuju pekarangan rumahnya. Hal pertama kali yang Hyungtae lakukan saat baru saja menapakkan kedua kakinya ke dalam rumah adalah mencari keberadaan Aera. Seorang gadis yang menggemaskan ketika ia marah memenuhi pikirannya sejak ia dikantor tadi.

Bertanya-tanya, apakah Aera mau menuruti perkataan nya untuk tidak pergi dari rumah nya. atau justru setelah ia berangkat ke kantor dengan terburu-buru Aera meninggalkan rumahnya sesegera mungkin. Dua hal itu sukses membuat Hyungtae jengkel, ada apa dengannya tidak seperti dirinya yang biasa.

Lalu ia menemukan fakta bahwa sang gadis yang sedari tadi mencuri fokusnya, tengah tertidur lelap di kamar tamu yang letaknya tidak jauh dari kamar Hyungtae, hanya berjarak 1 ruang kamar diantaranya. Hal itu spontan membuat hati Hyungtae lega, tidak sia-sia ia memikirkan gadis manis ini seharian.

Setelah mandi ia berencana mengunjungi kamar tamu lagi, rasa lelahnya terasa hilang setelah melihat Aera tadi. Dengan pelan Hyungtae menutup pintu kamar agar tidak mengganggu tidur Aera.

••

Tuan park bilang Aera belum sempat makan malam, karena sibuk menghabiskan waktu di kebun seharian membuat ia jadi kelelahan. Alhasil sekarang ia terbangun ditengah malam merasakan perutnya yang tengah berbunyi, seolah meronta-ronta minta diisi makanan hingga kenyang. Ia terlalu lapar sampai-sampai tidak sadar ada sebuah tangan pria berada disamping ia duduk dikasur.

"Omoo!! siapa kau?" teriak Aera kaget yang membuat perutnya semakin lapar.

Hyungtae ketiduran saat duduk di bangku sebelah kasur Aera tidur, sebenarnya ia tidak berniat berlama-lama berada diruangan ini, namun entah tanpa sadar ia malah tertidur disini.

"Hei, jangan teriak-teriak kau lihat sekarang jam berapa?" suara serak Hyungtae memberi sinyal pada Aera bahwa ia bukan orang jahat.

"Kau.. kau kenapa tidur disini?" tanya Aera gelagapan, tanpa disadari ia gugup mendengar suara Hyungtae.