Chereads / Kutkh - Bahasa Indonesia / Chapter 29 - Hubungan Antar Manusia

Chapter 29 - Hubungan Antar Manusia

Kami berlima kembali ke tempat ayah dan yang lainnya bermalam, ternyata tidak jauh dari tempat tadi, hanya lumayan tersembunyi.

Kuda dan keretanya masih lengkap, berikut pula kusirnya.

Pak kusir menyambut kami dengan wajah masam.

"Sudah?" Tanya pak kusir itu.

Ayah mengangguk.

"Lekas kita pergi kalau gitu."

Kami bersiap untuk pergi, semua bawaan yang masih ada di situ kami bereskan lalu kami naik ke kereta kuda.

Kami pun melanjutkan perjalanan.

"Jadi... Bagaimana denganmu sekarang?" Tanya David pada Paman Yaroslav.

"..." Paman Yaroslav terdiam.

Sepertinya hanya aku di sini yang tidak paham situasinya.

"Anu... Paman Yaroslav..."

Paman Yaroslav menengok ke arahku.

"Sebenarnya... Apa yang terjadi? Siapa paman sebenarnya? Lalu Sofia punya hubungan apa dengan paman?"

Paman Yaroslav menghela napas panjang.

"Kami ini ksatria kudus..."

Oke, tidak terlalu mengejutkan.

Paman Yarsolav tersenyum pahit.

"Reaksimu sama dengan ketiga orang ini. Kalian ini benar-benar orang yang unik ya."

Setelah itu Paman Yaroslav menceritakan mengenai dirinya dan Sofia.

"Kami berdua adalah anggota kelompok yang ditugaskan untuk memberantas bandit yang berada di dekat Kota Sergiograd. DI negeri ini, mungkin satu-satunya kota yang tidak punya pasukan reguler seperti kota-kota lain hanya Sergiograd. Semua urusan keamanan diserahkan kepada ksatria kudus."

Aku mulai mengerti kenapa waktu aku masuk Sergiograd, para prajurit di sana menggunakan salam khusus.

"Saat itu, kelompok kami berhasil mengusir beberapa kelompok bandit yang berada di sekitar Sergiograd. Hanya saja, ada satu kelompok yang sedikit berbeda."

Paman Yaroslav menjeda ceritanya.

"Kelompok ini... Jauh lebih lemah daripada kelompok bandit yang lain. Mereka bergerak secara serampangan, tanpa strategi sedikitpun. Saat kami bertemu dengan mereka, ada satu hal yang kurasakan dari mereka: keputusasaan. Pemimpin mereka, Branimir adalah orang yang kuat, tapi dia sangat lemah saat anak buahnya dalam bahaya."

Aku teringat saat Branimir hendak mengantarku, dia memilih untuk pergi sendirian. Dia bilang supaya tidak mencurigakan. Tapi, apa mungkin karena dia khawatir dengan bawahannya?

"Saat itu, aku tidak terlalu peduli pada sikap Branimir. Bagiku, para bandit adalah pengusik ketenangan dan keamanan rakyat, maka harus diberantas. Kawanan Branimir akhirnya berhasil kami lumpuhkan dan kami tangkap."

"Kami lalu menginterogasi kawanan tersebut mengenai keberadaan kawanan bandit lain. Saat itu yang bertugas adalah Sofia..."

Saat menyebut namanya, senyum di wajah Paman Yaroslav lenyap.

"... Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi keesokan hari setelah Sofia menginterogasi mereka, kawanan bandit Branimir menghilang dari penjara, Sofia pun turut menghilang."

Kulihat Paman Yaroslav mengepalkan tangannya dengan begitu keras sampai sedikit bergetar.

"Paman Yaroslav... Paman tidak apa-apa?"

Ia melihatku lagi, kepalan tangannya melemah dan tersenyum sedikit.

"Aku dan Sofia... Bisa dibilang kami ini sangat dekat. Aku sudah mengenalnya saat masih menjadi novis. Kami bersahabat sampai saat dia menghilang. Tapi... Aku tidak tahu mengenai Sofia yang sekarang. Ia terlihat berbeda dari Sofia yang kukenal..."

"... Paman Yaroslav yakin sudah mengenalnya dengan baik?"

Mendengar perkataanku, Paman Yaroslav sedikit tersentak.

"Apa maksudmu, Andre?"

"... Begini... Kata paman, kalian berdua sudah cukup dekat. Kalau benar-benar dekat dan mengenal satu sama lain, tentu paman tahu dong apa yang menjadi alasan Sofia."

 

"Hmm..." Paman Yaroslav terlihat berpikir.

"Aku... Dulu punya banyak teman di desa tempat tinggalku. Masing-masing dari mereka punya sifat yang berbeda. Ada temanku yang namanya Anna dan Annette, mereka berdua kembar dan sulit dibedakan. Tapi, kami selalu bisa membedakan mereka. Suatu hari, mereka berniat untuk mengetes kami. Mereka berpenampilan dan bersikap serupa lalu menyuruh kami membedakan mereka. Karena kami tahu Anna tidak menyukai makanan pedas, kami suruh mereka berdua makan cabai. Salah satu dari mereka menolak untuk makan, saat itulah kami bisa membedakan mereka berdua."

Mengingat saat-saat itu, aku jadi sedih. Mengingat sekarang aku sudah tak punya rumah. Teman-teman juga, aku tidak tahu bagaimana nasib mereka.

"... Perkataanmu ada benarnya. Mungkin aku yang belum terlalu mengenalnya."

Paman Yaroslav lalu tertawa dengan kencang.

"Hahahaha!! Bodoh sekali aku!!"

Aku menengok ke arah ketiga orang yang menjadi menemaniku dari awal. Mereka semua mengangkat bahu.

"Aku begitu percaya diri, sampai-sampai semua tugasku kukesampingkan demi orang yang bahkan belum kukenal dengan baik..."

Kami semua terdiam sejenak.

Paman Yaroslav lalu mengangkat wajahnya.

"Sia-sia saja semuanya. Mengapa aku begitu bodoh?" Wajahnya tersenyum, tetapi terlihat putus asa.

"Yaroslav..." David menepuk pundak Paman Yaroslav lalu memukul wajahnya. Seketika kereta kuda menjadi sedikit oleng karena David memukul Paman Yaroslav dengan keras sampai ia terjatuh.

"Kalau dia memang orang yang berharga bagimu, jangan menyerah!" Kata David dengan nada kesal.

"Persetan dengan mengenalnya dengan baik atau tidak. Kaupikir aku betul-betul mengenal istriku dengan baik sampai sekarang!?"

"I... Istri...?"

"Aku tidak mengetahui seluruh sisi dari dirinya. Tapi aku percaya padanya, maka dari itu aku berani untuk menjalani hidup bersamanya!"

"..."

"Kalau kau percaya padanya, jangan katakan kalau semua yang kau lakukan adalah kesia-siaan belaka!"

"..."

"Kau ini masih muda, Yaroslav. Terserah saja dengan apa yang mau kau lakukan. Tapi jangan sesali apapun ketika kamu sudah tidak bisa melakukan apapun untuknya." Kata ayah.

Ayah...

Kami semua lalu terdiam sejenak.

"Kalian... Terima kasih... Aku sempat kehilangan arah saat mendengar pertanyaan Andre tadi. Tapi, kini aku sudah yakin dengan apa yang hendak aku lakukan."

Ayah dan David tersenyum.

"Benar-benar yah... Kalian ini manusia-manusia unik. Bahkan berani menghajarku yang adalah seorang kapten ksatria kudus."

"Heh, kalau kau kapten ksatria kudus, aku adalah komandan 50 pasukan Dragnite! Hahahaha! Posisimu masih lebih rendah dariku!"

"Kapten ksatria kudus itu membawahkan sekitar 100 orang tahu." Kata Yaroslav.

"O... oh... Kukira sekitar 10 orang, di tempatku posisi kapten cuma membawahkan sekitar 10-20 orang."

Kami tertawa bersama karena reaksi David.

Kulihat pandangan Paman Yaroslav sekarang lebih berkilau dari sebelumnya. Dari sebelumnya ia memang selalu tersenyum tetapi tidak pernah memancarkan kilauan seperti ini. Mungkin ini adalah tawa dan senyum tulus yang ia tunjukkan.

 

"Oh iya, Paman Yaroslav. Memangnya ksatria kudus benar-benar tidak boleh menikah?"

"Oh? Sebenarnya lebih tepat bila disebut tidak boleh kawin, bukan menikah."

 

"Memang ada bedanya, paman?"

"Jelas beda dong, kalau menikah itu upacaranya. Kalau kawin itu..."

Sebelum Paman Yaroslav menyelesaikan ucapannya, ayah menepuk pundaknya sambil menggelengkan kepala.

"Ah... Iya.... Intinya, menikah dan kawin itu berbeda. Kau akan tahu kalau kau sudah besar, Ndre!"

Apaan sih, aku jadi penasaran.

Memang menikah dengan kawin itu berbeda ya?

Terus bedanya apa?

"Ah, ngomong-ngomong soal aturan itu aku jadi ingat. Kalau ksatria kudus tidak boleh kawin, apa boleh seorang ksatria kudus meraba-raba bokong wanita yang baru ia temui?" Kata David.

Paman Yaroslav seketika terbujur kaku mendengar perkataan David.

Meraba bokong...? Memang apa salahnya? Aku saja sering tidak sengaja memegang bokong Elora atau si kembar Anna dan Annette, tapi tidak apa-apa tuh.

"A-Anda bilang apa...? T-Tentu saja tidak boleh. Seorang ksatria kudus t-tentu saja tidak boleh dan tidak mungkin melakukan hal secabul itu."

Hah...? Memangnya meraba bokong itu hal cabul?

Orang dewasa itu memang aneh ya...

Kudengar sayup-sayup Paman Fyodor menggumamkan sesuatu.

 

"Berbudaya."