"Kau cari di sebelah sana!"
Terdengar suara pasukan berderap-derap melangkah mengikuti seruan tersebut.
Suara langkah dan armor yang saling berirama perlahan menjauh.
Aku menghela napas dari balik semak-semak.
Fiuhh…
Untunglah mereka tidak mencarinya di sini.
Tadi itu gawat sekali. Hanya karena salah Langkah sedikit, mereka semua langsung mengejarku.
Untunglah aku bisa berlari dengan cepat dan segera bersembunyi.
Lebih untung lagi karena mereka tidak mencari di tempatku bersembunyi.
Percuma saja kalau sudah berlari sekencang mungkin namun pada akhirnya ketahuan.
Bisa-bisa aku tidak bisa pulang.
Lagian, kenapa sih aku selalu saja dikirim untuk misi seperti ini?
Bukankah ada orang lain yang lebih cocok?
Banyak sekali orang-orang yang terlihat lebih kuat dan berkompeten di markas.
Tapi kenapa selalu aku?
Padahal aku hanya prajurit rendahan yang bahkan belum lama menjadi tentara.
Apa mungkin karena prestasiku selama di akademi ya?
Tunggu, aku tidak punya prestasi apapun yang bisa kubanggakan.
Apa mungkin karena aku dulu terkenal suka mencuri barang-barang selama di akademi?
Apa mungkin julukan 'Andre si kolektor' sudah terdengar sampai atasanku sekarang?
Yah, aku tidak tahu.
Yang jelas, sekarang ini aku harus menyelesaikan misi yang diberikan padaku.
Aku harus segera keluar dari sini.
Lagipula sepertinya tidak ada lagi yang harus aku lakukan.
Aku harus segera pulang lalu memberikan barang yang kudapat.
Kulangkahkan kakiku perlahan keluar dari semak-semak.
Kulihat sekitar, tak ada siapapun.
Bagus, sepertinya akan lancar.Â
Tunggu, jangan senang dulu.
Biasanya ketika berpikir seperti ini ada penjaga yang tiba-tiba menyergapku.
Aku harus tetap siaga.
Kuperiksa benar-benar sekitarku, tak ada siapapun dan tak ada tanda-tanda orang di sekitarku.
Sepertinya benar-benar aman.
Kulangkahkan kaki lagi keluar dari semak-semak.
Dengan penuh kehati-hatian, aku keluar dari tempat persembunyianku lalu berlari menjauh dari tempatku berada.
Bugh!
Aku menabrak sesuatu
"Di sini kau ternyata."
Terlihat sesosok orang yang sangat besar dan tinggi di depanku.
Oh tidak... Aku ketahuan.
Dengan mudahnya orang tersebut mengangkat tubuhku.
Aku pasrah sudah dengan nasibku.
Pasti aku akan ditahan lalu disiksa.
Kalau aku tetap diam, maka aku akan terus disiksa sampai mati.
Kalau aku bicara, bukan jaminan mereka akan melepaskanku.
Bisa saja mereka akan membunuhku lalu menyerang rekan-rekanku.
Apa yang harus kulakukan?
Ah, aku harus tetap tenang.
Kuberikan senyum terlebarku dan wajah yang tak bersalah.
Kuharap ia bersedia melepaskanku.
Â
"Sudah kubilang, kalau kau mencuri lagi, akan kulaporkan ke orangtuamu!"