Chereads / Kutkh - Bahasa Indonesia / Chapter 7 - Pemberontakan Suku Svetlia

Chapter 7 - Pemberontakan Suku Svetlia

Kisah ini terjadi 30 tahun yang lalu.

Saat itu, Kaisar Aleksander masih berkuasa.

Masa di mana Rusidovia masih menjadi negara yang sangat makmur dan damai.

Masih banyak bangsawan yang jujur dan benar-benar memikirkan rakyatnya.

Tak ada satupun golongan yang terdiskriminasi.

Termasuk juga Suku Svetlia, yang kini sangat dibenci oleh seluruh penduduk Rusidovia.

Dulu, Suku Svetlia masih banyak yang hidup sebagai suatu koloni yang tidak pernah menetap di manapun.

Singkatnya, mereka adalah suku pengembara yang tidak memiliki tempat menetap.

Hal ini mengakibatkan kehidupan mereka sangat tergantung pada alam.

Ketika alam sedang berbaik hati, mereka akan mendapatkan kelimpahan makanan dan penghidupan yang layak.

Namun, ketika alam sedang mengganas, jangankan penghidupan layak, makanan pun sulit didapatkan.

Apalagi ketika musim dingin berlangsung, hidup mereka sangat sulit. Tak jarang juga anak-anak dan orang-orang tua meninggal karena tidak kuat menahan ganasnya alam musim dingin Rusidovia.

Sang kaisar memerhatikan hal ini.

Beliau melihat bahwa Suku Svetlia adalah orang-orang yang kuat secara fisik.

Tak hanya kuat, mereka juga pandai.

Terbukti mereka masih bisa bertahan hidup meski hidup mengembara di tengah iklim Rusidovia yang cukup ekstrem, apalagi saat musim dingin.

Akhirnya sang kaisar memutuskan untuk merekrut mereka.

Banyak orang-orang Suku Svetlia yang kemudian dipekerjakan oleh kaisar sebagai pengawal atau prajurit.

Hal ini berbanding lurus dengan kekuatan mereka.

Tak heran bila banyak Suku Svetlia yang memiliki posisi tinggi di militer.

Karena sifat asli mereka sebagai suku nomaden, mereka yang tak memiliki posisi khusus akhirnya tersebar di seluruh penjuru Rusidovia.

Tak ada satupun wilayah yang tidak ada orang dari Suku Svetlia.

Seakan mereka ini adalah bara api yang membakar semangat penduduk Rusidovia.

Mereka tinggal secara terpisah-pisah tapi mereka terlihat sangat kompak.

Di manapun orang Suku Svetlia bertemu, di sanalah persaudaraan yang kental sangat jelas terlihat.

Mereka selalu tertawa dengan lebar setiap bertemu.

Mereka orang-orang yang paling ramai saat berada di rumah minum.

Mereka orang-orang yang tak segan membantu ketika melihat seseorang terjatuh saat membawa barang berat.

Semua penduduk Rusidovia sangat mencintai keberadaan mereka.

Sampai suatu ketika...

Kaisar Aleksander jatuh sakit.

Penyakit ini membuat sang kaisar tidak bisa beranjak dari tempat tidurnya.

Penyakitnya tidak jelas, tidak ada satupun tabib dan dokter yang didatangkan dari seluruh penjuru Rusidovia bisa menyembuhkannya.

Penyihir-penyihir dan para cendikiawan dari Ceres pun didatangkan, namun mereka sama sekali tidak mengetahui penyakit tersebut, apalagi cara menyembuhkannya.

Para dukun dari Dwipa didatangkan, namun hasilnya tetap nihil.

Sang kaisar sama sekali tidak bisa disembuhkan.

Saat sang kaisar sakit, seluruh pemerintahan ditangani oleh putra mahkota Kekaisaran Rusidovia, Pangeran Alexei.

Pangeran Alexei dengan kepiawaiannya berhasil menjalankan pemerintahan dengan baik.

Namun, semua itu tidak berjalan mulus.

Suatu ketika, sang kaisar meninggal dunia di kamarnya.

Hari itu adalah hari di mana seorang jenderal dari pasukan utama kekaisaran, Jenderal Leonid mengunjungi kaisar yang tengah jatuh sakit.

Jenderal Leonid adalah seorang dari Suku Svetlia.

Pangeran Alexei mencurigai Jenderal Leonid telah meracuni sang kaisar.

Ia memerintahkan penangkapan Jenderal Leonid sesegera mungkin.

Tentu saja Jenderal Leonid membantah saat diinterogasi.

Dia sama sekali tidak tahu menahu mengenai racun.

Dia juga menyanggah bahwa sang kaisar mungkin memang meninggal karena penyakitnya.

Namun, tiba-tiba ada laporan dari dokter kekaisaran bahwa sang kaisar telah diracuni.

Bukan hanya sekali, namun berkali-kali dengan racun yang sama.

Pangeran Alexei kembali memojokkan Jenderal Leonid dengan pernyataan tersebut.

Ia juga menambahkan kecurigaannya pada petinggi-petinggi kekaisaran yang berasal dari Suku Svetlia.

Sebab yang paling sering mengunjungi kaisar adalah orang-orang Suku Svetlia.

Saat mendengar pernyataan Pangeran Alexei, jenderal Leonid berang.

Ia membantah dengan keras, bahwa itu karena sang kaisar telah memberikan kehidupan yang lebih baik pada Suku Svetlia. Orang-orang Svetlia hanya ingin mengekspresikan rasa terima kasih.

Namun pernyataan Jenderal Leonid tidak didengarkan oleh Pangeran Alexei.

Jenderal Leonid lalu dihukum mati bersama para petinggi militer dari Suku Svetlia lainnya.

Eksekusi mereka dipertontonkan pada rakyat.

Pangeran Alexei mengumumkan bahwa Suku Svetlia adalah dalang di balik kematian sang kaisar.

Mendengar pernyataan Pangeran Alexei, rakyat menjadi heboh.

Mereka yang tadinya sangat menerima keberadaan Suku Svetlia, kini mencaci mereka.

Mereka yang tadinya sangat mencintai Suku Svetlia, kini berbalik membenci mereka setengah mati.

Keberadaan Suku Svetlia yang tadinya sangat dihargai, kini diinjak-injak.

Sebelum mereka dipancung, Pangeran Alexei mengumumkan perburuan terhadap orang-orang Suku Svetlia.

Kabar perburuan ini sampai di telinga orang-orang Suku Svetlia di seluruh penjuru wilayah Kekaisaran Rusidovia.

Mereka pun marah.

Api yang tadinya melambangkan semangat, kini berubah menjadi api kemarahan yang luar biasa.

Suku Svetlia pun mengobarkan peperangan terhadap Pangeran Alexei.

Tiap-tiap Suku Svetlia yang berada di berbagai provinsi memberontak terhadap pemerintah.

Banyak bangsawan dan pejabat pemerintah yang terbunuh.

Rakyat yang tak bersalah juga banyak yang ikut terbunuh karena pemberontakan Suku Svetlia.

Namun, hal itu tak berlangsung lama.

Pangeran Alexei, dengan kepiawaiannya memimpin rakyat dan pasukan, berhasil meredam pemberontakan.

Seluruh orang-orang Suku Svetlia berhasil dipojokkan dan ditangkap.

Mereka lalu diberi pilihan: Hidup di bawah pengawasan ketat atau mati.

Banyak anak-anak kecil yang tidak ikut bertarung di Suku Svetlia.

Mereka lalu memutuskan untuk hidup demi masa depan anak-anak Suku Svetlia.

Setelah keputusan diambil, seluruh Suku Svetlia, tak terkecuali anak-anak dan orang-orang tua dipindahkan ke wilayah Rudnikaya.

Di sana, semuanya dipaksa untuk bekerja menambang Polizeum, sebuah barang tambang yang sangat berharga. Polizeum adalah salah satu sumber pemasukan terbesar Rusidovia. Polizeum juga merupakan sumber daya utama bagi perkembangan teknologi Rusidovia.

Kondisi kerja paksa tidak bisa dikatakan sebagai layak bagi manusia untuk hidup.

Mereka hidup layaknya babi tapi dipaksa bekerja.

Tidur di barak-barak kotor dengan penjagaan ketat.

Makanan yang tak layak.

Kondisi kesehatan yang buruk.

Banyak yang sakit dan mati juga karena kondisi ini.

Dan itu masih terjadi sampai hari ini.