Setelah aku pulang dari rapatku dengan Touko-senpai dan yang lainnya, aku langsung mengirim pesan ke Karen.
> (Yuu) Sabtu ini, aku akan pergi ke vila yang pernah Ishida tawarkan sebelumnya.
Kemudian pesanku langsung mendapat balasan.
> (Karen) Kelihatannya seru~, hati-hati di jalan!
Entah bagaimana, aku berpikir untuk tidak langsung mengakhiri ini.
Mari kita lanjutkan sedikit lagi.
> (Yuu) Jadi, jika Karen mau, Karen bisa ikut juga, kok.
Mengajak Karen seperti ini akan membuat ini tidak terlalu mencurigakan.
> (Karen) Karen tak apa kok, jangan dipikirkan. Yuu-kun akan bersama teman-teman setempatnya, kan?
> (Yu) Ya sih, tapi...
> (Karen) Bersenang-senanglah dengan teman-temanmu! Karen juga ada janji untuk bertemu teman-teman di hari itu.
Itulah jawaban yang aku dapatkan.
Seperti yang sudah diduga.
> (Yuu) Begitu, ya. Kalau begitu, apa boleh buat.
> (Karen) Mari kita bersenang-senang dengan teman masing-masing minggu ini!
Apa maksudmu, "Bersenang-senang dengan teman masing-masing"?
Teman yang kau maksud adalah seniorku, Kamokura cabul!
Tapi, aku tidak bisa melanjutkan chatting-nya lebih jauh lagi.
Aku melemparkan ponselku ke tempat tidur.
Kemudian, setelah beberapa saat, ponselku bergetar.
Saat aku melihatnya, ternyata itu dari Karen.
> (Karen) Yuu-kun, Sabtu nanti jam berapa kau berangkat?
…Seingatku, Touko-senpai bilang kalau dia akan menahan Kamokura sampai sekitaran siang hari.
> (Yuu) Rencananya kami akan berangkat saat siang.
> (Karen) Begitukah? Jam berapa kau pulang hari minggu?
> (Yuu) Kurasa akan cukup larut. Jalan tol akan ramai. Jika kami berangkat pada malam hari, kami mungkin akan sampai di rumah larut malam.
> (Karen) Begitukah? Semoga selamat sampai tujuan.
Karen pasti memastikan berapa lama aku akan pergi.
Sementara itu, dia bisa menghabiskan banyak waktu bersama Kamokura, kurasa begitulah isi pikirannya.
Persetan, dasar j*l*ng!
Kita lihat saja.
Aku akan membuatmu menyesal!
***
Akhirnya hari Sabtu pun tiba.
Beberapa saat setelah tengah hari, aku dan Ishida menyewa mobil, lalu aku meninggalkan pesan untuk Karen yang bertuliskan, "Kalau begitu, aku pergi dulu."
Tak lama setelah itu, Aku menerima balasan, "Hati-hati di jalan."
Ketika kami sudah dekat dengan apartemen Kamokura di Kinshicho, aku mengirim pesan ke Touko-senpai yang mengatakan, "Kami sudah sampai di lokasi."
Lalu aku menerima pesan, "Aku akan berangkat sekitar satu jam lagi." dari Touko-senpai.
Maksud "Aku akan berangkat" artinya 'dalam satu jam, Touko-senpai dan Kamokura akan berpisah dan menuju ke sini.'
Aku dan Ishida memarkirkan mobil kotak kami di tempat dimana kami bisa memantau jalan dari stasiun ke apartemen Kamokura.
Untuk jaga-jaga kalau misalkan Karen tiba di sini sebelum Kamokura datang.
Meski begitu, kami tidak terlalu gugup saat ini.
Kami berpikir kalau masih terlalu cepat bagi mereka berdua untuk datang kemari.
Ishida, yang duduk di kursi pengemudi, lalu berkata.
"Touko-senpai benar-benar cantik, ya?"
"Ah, ya." jawabku, sedikit terkejut.
"Bukankah menyenangkan memiliki seseorang seperti itu sebagai pacar?"
"Ya."
"Kenapa pula Kamokura-senpai sampai harus menyelingkuhi pacar yang begitu cantik dan berdada besar sepertinya?"
"Mana aku tahu."
Aku sangat berterima kasih pada Ishida karena mau repot-repot membantuku di hari liburnya seperti ini.
Tetap saja aku tidak bisa memberikan jawaban sepenuh hati untuk topik ini.
Mau tak mau aku merasa kesal.
Tapi... Aku juga memiliki pertanyaan yang sama dengan Ishida.
Dari segi penampilan, wajah dan gaya Touko-senpai jelas lebih baik dari Karen.
Sepuluh dari sepuluh pria pasti akan berpendapat seperti itu
Menurutku, lebih baik nge-segs dengan Touko-senpai sekali daripada nge-segs dengan Karen sepuluh kali.
Tapi, laki-laki adalah makhluk yang selalu ingin meniduri berbagai wanita, jadi bukan berarti meskipun mereka sudah punya pacar yang cantik, mereka tidak akan main-main dengan wanita lain, sih.
"Tentu saja Karen-chan juga imut. Dia adalah salah satu dari 'tiga gadis terimut' di perkumpulan kita."
Aku tetap diam dengan muram.
"Sejujurnya, aku cukup iri ketika mendengar kalau kamu pacaran dengan Karen-chan sebelum liburan musim panas."
"Bagiku, ketika menjadi seperti ini, ini membuat perasaanku menjadi jungkir balik."
"Benar. Ini adalah posisi yang sulit untuk Yuu. Apakah kamu merasa sedikit lebih baik sekarang?"
"Ah, ya. Berkat Touko-senpai, aku sudah mengatasinya. Aku merasa seperti tersadar."
"Yah, senang mendengarnya." kata Ishida, merasa lega.
"Sebenarnya, ketika kita akan melihat Kamokura dan Karen-chan bersama lagi hari ini, aku sedikit khawatir kalau kamu akan marah dan menerjang keluar."
Begitu ya, jadi karena kekkhawatiran itulah Ishida menemaniku dari pagi.
"Terima kasih. Tapi aku baik-baik saja. Jika aku melakukan itu, aku akan kena marah oleh Touko-senpai."
"Aku lega karena kamu lebih tenang dari yang kubayangkan. Aku sangat berterima kasih pada Touko-senpai."
Ishida menatap ke arahku.
"Kuharap kamulah orang yang bersamanya di 'momen terakhir' yang pernah Touko-senpai sebutkan. Aku akan mendukungmu. Kamu harus memberikan pelajaran yang layak pada Kamokura Bangsat-senpai itu."