"Kuharap kau tidak akan mengusik ketenanganku. Aku benar-benar akan memusnahkan klanmu jika kau membuat masalah pada Cenora. Setidaknya di daerah kekuasaanku, klan siluman laba-laba tidak akan kau jumpai di sini lagi!" gumam Ichigo yang terlihat serius.
Tidak hanya Ichigo yang bergumam, siluman wanita yang masih menggunakan wujud manusia itupun ikut bergumam dalam hatinya.
'Kau kira aku akan diam saja dengan penghinaanmu tadi? Sekalipun kau itu di kasta Hybrid dan aku tidak mungkin melawanmu dengan cara apapun, tapi setidaknya aku dapat melakukan sesuatu yang akan membuatmu kesal dan kerepotan!'
'Lihat saja, apa yang akan kutinggalkan pada Pengantin Hybrid itu untukmu, Tuan Hybrid yang sombong!' gumam siluman wanita itu dan diakhiri dengan seringai liciknya.
Tanpa bisa dilihat manusia biasa di setiap langkah kaki siluman wanita itu berjalan, muncul jaring laba-laba yang yang saling berkaitan satu sama lain.
Jaring tidak terlihat yang berangsur nyata itu menimbulkan masalah dengan membuat setiap orang yang berjalan melintasinya akan terjatuh tanpa sebab. Tidak hanya satu, bahkan setiap murid yang melintas di bekas langkah siluman laba-laba itu akan langsung terjatuh dan hal itu membuat kacau satu sekolah.
"Pak Guru Kris, apa kau juga merasakan keanehan terjadi di sekolah ini? Mengapa tiba-tiba hari ini ada banyak sekali sarang laba laba di sekitar sini?" tanya kepala sekolah yang terdengar datang dari arah belakang Ichigo.
"Tidak, ini bukan masalah besar, Pak Kepala Sekolah. Mungkin saja banyak serangga di sekitar sini jadi banyak laba-laba juga yang mencari makanan hingga berani ke area yang ramai dilewati manusia.
"Jika mereka terasa mengganggu, kenapa tidak dibereskan saja? Lagipula bukan aku yang meminta, tapi dia yang datang sendiri ke sini," gumam Ichigo yang terdengar aneh di telinga kepala sekolah.
"Apa yang kau katakan, Pak Kris?" tanya bingung kepala sekolah.
"Ah, bukan apa-apa. Aku hanya berpikir ayo kita segera bersihkan sarang laba-laba ini sebelum banyak siswa terjatuh karena tersangkut benda aneh itu! Aku akan memanggil petugas kebersihan dulu!" jawab Ichigo mengalihkan pembicaraan dan pergi meninggalkan kepala sekolah yang masih bingung akan situasi.
***
Sementara itu, Cenora yang baru keluar dari ruang kantor Ichigo memutuskan untuk duduk diam menikmati angin yang semilir di taman belakang sekolah. Suasana yang tenang membuat Cenora sedikit lebih nyaman untuk memikirkan hal yang membuatnya kacau.
Tapi ketenangan itu mungkin hanya beberapa saat saja sebelum para hantu mengerumuninya lagi.
'Bukankah kau sangat beruntung? Tuan Hybrid ingin menikahimu, hihihi!'
'Tapi itu artinya dia akan mati sebentar lagi, hihihi!'
'Dia akan mati? Sayang sekali… Kita jadi tidak bisa menggangunya lagi , hihihi!'
'Benar, dia akan mati. Lalu siapa yang bisa kita ajak bicara lagi? Ini membosankan!'
Ketenangan seperti apa yang didapat Cenora di sana? Bukannya santai, Cenora malah merasa berisik dengan obrolan para hantu wanita di samping dan juga di belakangnya. Ditambah lagi dengan siluman kecil yang beterbangan di atas kepalanya dan di depan wajahnya.
"Bisakah kalian bergunjing saat orang yang kalian ceritakan sudah pergi? Jika kalian manusia, maka kalian akan terkena sangsi karena menjelekkan orang lain di depan orang itu sendiri!" Cenora berbicara sendiri, tapi sudah jelas kalau Cenora sedang bicara dengan para hantu di sekitarnya.
'Hei, kami bukan manusia. Kau juga tahu itu, hihihi!'
'Sebentar lagi dia juga bukan manusia. Dia akan seperti kita, hihihi!'
'Dia akan mati…'
'Dia akan mati, hihihi!'
"Kalian hantu-hantu menyebalkan. Pergi dari sekelilingku sekarang juga!? Pergi sana!" Cenora setengah berteriak mengusir para hantu di sekitarnya.
Entah memang 'mereka' itu mendengarkan kekesalan Cenora dan pergi begitu saja, atau ada hal lain yang membuat mereka menjauh seketika. Entahlah, Cenora tidak ingin mempedulikan hal itu. Yang penting saat ini dirinya bisa duduk tenang sendirian.
'Apa aku serendah itu di matamu?'
'Tidak masalah jika memang serendah itu aku bagimu, tapi tolong jangan kau rendahkan juga dirimu, Cenora!'
'Kau tidak merasakan detak jantungku saat ini, bukan? Ya, itu karena aku memang siluman seperti yang kau katakan tadi. Tubuh ini tidak hidup seperti manusia. Tapi apa kau tahu seberapa sakit yang kurasakan selama ini karena merindukanmu?'
'Entah mengapa sakit yang menusuk itu kurasakan di sekitar sini. Sepuluh tahun sudah sakit itu kurasakan di sini dan itu hilang saat aku akhirnya dapat melihatmu lagi, Cenora!'
"Aku terasa bahagia sesaat setelah mendengar ucapanmu tadi. Tapi, jika keadaannya seperti ini, bagaimana mungkin? Kau itu siluman, Ichigo," gumam Cenora sembari menutup matanya saat menyandarkan kepalanya di sandaran bangku taman itu, "Apakah kau benar Ichigo-ku yang dulu sangat manis?" sambungnya bergumam dan menghembuskan napas berat.
"Ada apa? Kenapa kau hanya sendirian di tempat sepi seperti ini?" suara murid perempuan di bekang Cenora langsung membuat matanya terbuka, "Kau tidak takut jika ada hantu yang akan menganggumu di sini?" sambungnya bertanya sambil tersenyum.
'Sejak aku mengerti mereka itu bukan manusia, ketakutan itu hilang meski wajah mereka tidak beraturan!' Cenora menjawab sambil bergumam dalam hati.
"Ah, aku hanya sedang ingin mencari ketenangan," jawab Cenora canggung, "Apa aku pernah melihatmu sebelumnya? Kau dari kelas berapa? Seingatku aku mengenal semua angkatan terakhir di sekolah ini," sambung Cenora bertanya.
"Aku baru datang ke sekolah ini saat kudengar Tuan Kris ada di sini. Jadi aku mendaftar sebagai murid baru di sekolah ini!" jawab murid perempuan yang sebenarnya adalah siluman laba-laba.
"Sesimple itukah alasanmu? Memangnya apa yang spesial dari Pak Guru Kris? Kurasa dia hanya seorang guru biasa. Tapi kau malah mengejarnya sampai ke sini. Apa itu tidak merepotkan?" Cenora yang belum yakin terus saja bertanya.
"Sama sekali tidak merepotkan. Aku menyukai Tuan Kris makanya aku menyusulnya ke tempat ini. Akan lebih repot jika dia menolakku datang ke sini. Tapi sepertinya aku memang sudah ditolak. Dan alasannya menolakku karena kau!"
Mendengar jawaban murid perempuan itu membuat Cenora malah semakin bingung.
"Aku? Kenapa gara-gara aku? Aku tidak melakukan apapun bahan kami juga tidak menjalin hubungan apapun!" Cenora menjawab dengan tegas.
"Hahaha, dasar wanita yang sangat polos. Pantas saja sudah terlewat beberapa hari pun, Tuan Hybrid tidak ingin menyentuhmu! Ternyata kau tidak bisa menggodanya sama sekali untuk menyetubuhimu. Dasar wanita bodoh!"
Murid perempuan itu terlihat mencurigakan dan aneh dengan ucapannya yang terdengar menghina Cenora.
Cenora terlihat memunduran posisi duduknya agar sedikit menjauh dari murid di sampingnya itu.
"Apa kau juga siluman? Manusia di sekitarku tidak ada yang mengetahui tentang sosok Hybrid!" Cenora memberanikan dirinya untuk bertanya.