Cenora memang terlalu erat memeluknya karena gemas. Hanya menunggu beberapa saat untuk Leon mengembalikan tubuhnya menjadi sehat lagi. Tapi itu tidak masalah dan menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi Leon karena disukai pengantin Tuan Hybrid-nya.
"Leon, sejak kapan kau tinggal di rumah ini?" Cenora memulai bertanya lagi.
"Sejak sebelum portal gaib terbuka. Tuan memutuskan untuk lebih cepat kembali dan berjaga di sekitar rumahmu, Nona. Tuan sangat mengkhawatirkanmu," Leon menjawab.
Leon kembali merasa tubuhnya terangkat ke atas.
"Karena tidak akan ada gunanya aku berbicara dalam hati, lebih baik aku bertanya langsung padamu. Tapi aku lebih nyaman bicara seperti ini dengan menggendongmu. Aku janji tidak akan memelukmu dengan erat lagi!"
Leon tidak dapat menolak, "Katakan saja apa yang kau ingin ketahui, Nona. Aku akan menjawab sebisaku,"
"Jika kau bisa tahu isi hatiku, pasti kau tahu kalau aku sangat tidak ingin ini semua yang terjadi padaku. Aku tidak ingin menjadi mangsa para siluman seperti kalian!" Cenora mengungkapkan kegundahan hatinya.
"Aku harus mengatakan apa, Nona? Mungkin takdirmu sudah seperti ini dan tidak ada yang dapat menolak kehendak sang Dewa. Tapi apa salahnya dengan menjadi pengantin Tuan Hybrid? Sejauh yang kutahu dan yang kudengar, aku memiliki Tuan yang sangat istimewa dan berbeda dengan pemimpin siluman lainnya. Aku sangat beruntung karena tuanku sangat baik dan… konyol, hihihi!"
Cenora ikut tersenyum mendengar cerita Leon.
"Tapi siapa yang ingin menjadi makanan dan menjadi rebutan siluman lain. Hidupku ini adalah milikku. Dan aku manusia, Leon. Aku ingin menikah dan hidup bahagia bersama suami manusiaku, bukan siluman. Apakah aku salah? Aku tidak ingin menjalani hidup yang seperti ini, Leon!" Cenora kembali mengungkapkan kesedihannya.
"Siapa yang bilang kalau seorang Pengantin Hybrid akan hanya menjadi makanan siluman? Apa Tuan Hybrid-ku mengatakan hal seperti itu padamu?" Leon berbalik bertanya.
"Apa maksudmu? Apa kau pernah melihat seorang wanita yang menjadi pengantin Hybrid masih hidup sampai saat ini?" Cenora bertanya, tapi Leon kali ini diam dan terlihat kebingungan.
"Kau diam saja, berarti kau tidak tahu, kan?" sambung Cenora berceletuk.
"Aku memang tidak pernah melihat seorang pengantin Hybrid sebelum kau, Nona. Tapi kurasa Tuan tidak akan menjadikanmu makanannya saja dan memanfaatkan Inti sari reinkarnasi Peri Bulan hanya untuk kejayaan klan kami. Sudah kukatakan padamu, bukan? Tuanku berbeda dari pemimpim klan lain di klan kami!" Leon terus membela Ichigo meski keyakinannya masih dipertanyakan Cenora.
"Sama-sama siluman, lalu apa bedanya?" gerutu Cenora.
"Apakah kau tidak bertanya-tanya mengapa Tuan masih menunggumu bersedia menjadi pengantinnya dan tetap menjagamu dengan baik sampai ini? Lihatlah, dia sampai sakit seperti itu!"
Leon berucap lagi sembari melompat dari gendongan Cenora dan berdiri tepat di depan pintu kamar yang diyakini Cenora adalah kamar Ichigo.
Ajaibnya, hanya terlihat gerakan ekor Leon saja, pintu kamar langsung terbuka tanpa disentuh olehnya.
Saat pintu terbuka, Cenora melihat suasana ruang kamar yang tidak biasa yang didominasi dengan warna serba hitam. Di dalamnya terlihat Ichigo sedang berbaring di ranjang besar yang diselimuti dengan kain berwarna hitam juga. Satu-satunya warna cerah di ranjang tersebut hanyalah kulit Ichigo yang bersih.
'Dia benar-benar sakit karena racun yang mengalir di darahku kemarin,' batin Cenora sedih.
"Ya, Nona. Tuan sangat lemah setelah kembali tadi pagi," ucap Leon melanjutkan isi hati Cenora.
"Tadi pagi? Bukankah dia sudah ada di atap rumah kalian menjelang petang kemarin? Angin besar yang dikira orang sebagai badai itu perbuatannya, bukan? Sebenarnya apa yang dilakukannya saat itu?" Cenora seperti tak cukup untuk bertanya sekali.
"Tuan melakukan pembersihan. Mungkin dia sangat marah hingga memusnahkan siluman yang mengusiknya di dalam teritorinya. Salah siapa berani mengusik Hybrid sepertinya? Siluman itu terlalu berani!" Leon juga menggerutu dengan ulah siluman laba-laba yang merepotkan itu.
"Setelah pembersihan aku tidak tahu Tuan pergi ke mana, dan saat dia kembali dia langsung tertidur sampai sekarang. Aku bahkan belum bertanya apapun padanya, Nona!" sambung Leon menjelaskan.
'Kau sungguh beruntung gadis muda! Tuan Hybrid sampai mengabaikan keselamatannya hanya untuk menyelamatkan nyawamu. Oh, iya. Aku lupa memberitahukan padamu, gadis bodoh!'
'Racunku itu akan mematikan untuk manusia jika darahnya tercampur dengan racunku. Tapi jika racunku terhisap oleh bangsa siluman, racun itu akan bekerja untuk membangkitkan hasrat keperkasaan siluman pria manapun. Jadi itulah maksudku padamu, saat aku mengatakan aku akan memberikan hadiah pernikahan untuk kalian!'
'Tapi jika hasrat siluman pria yang terkena racunku tidak tersalurkan dengan baik, maka kekuatannya akan menghilang selama dua puluh empat jam. Dan itu akan sangat berbahaya bagi Hybrid sombong sepertinya,'
"Dia melakukan itu dan sakit karenaku, Leon. Tapi aku tidak bisa memberikan apapun padanya. Tapi apakah aku harus membalas kebaikannya saat aku sendiri tidak pernah memilih untuk menjadi bagian dari hidupnya sebagai pengantin siluman!? Aku manusia, Leon!" Cenora mengutarakan isi hatinya lagi yang Leon tahu itu adalah yang sebenarnya.
"Hmm…" Ichigo terusik tidurnya dan terlihat bergerak, "Leon, kau sangat berisik!" sambungnya menggerutu meski matanya masih tertutup.
Cenora yang terkesiap langsung menutup mulutnya dan mundur, bersembunyi ke sisi lain agar Ichigo tidak menyadari kedatangannya.
'Leon, apakah dia bangun?' Cenora mencoba berbisik pada Leon dari dalam hatinya.
Leon yang bisa mendengar suara hati Cenora itu langsung menoleh dan berjalan mendekati tubuh Ichigo yang masih berbaring. Dan saat memastikan Ichigo masih tidur, Leon berbalik menghadap Cenora dan memberi isyarat 'aman' pada nona pengantin tuannya itu.
'Syukurlah… Aku tidak ingin dia tahu kalau aku di sini untuk melihatnya!' Cenora bergumam dalam hati lagi.
"Tapi setidaknya lihatlah tuanku dari jarak dekat, Nona. Kau akan lihat seberapa lemasnya Tuan karena sakit ini!" Leon menganjurkan Cenora untuk masuk ke dalam kamar dan mendekati Ichigo.
Meski ragu, setidaknya Cenora memang harus melihat keadaan Ichigo dengan benar. Ichigo sakit karena menolongnya, bukan?
"Kenapa kau seperti ini? Aku tidak menyuruhmu sakit karena membantuku, bukan?" gumam Cenora pelan saat memandang wajah Ichigo yang memang sangat pucat. Bulir keringat dingin juga terlihat menumpuk di dahi siluman itu.
"Untukmu, apa yang tidak akan kulakukan?" ucap Ichigo yang tiba-tiba menjawab.
Cenora langsung terkesiap kaget setelah tahu, Ichigo ternyata sudah bangun. Senyum dan pandangan sang Hybrid itu terlihat lemah memandangnya.
"Bagaimana keadaanmu? Kau terlihat berbeda," tanya Cenora bernada tenang, "Apa karena aku sangat berharga bagi klan-mu, kau sampai mempertaruhkan nyawamu seperti itu?" sambungnya lagi.
"Bahkan kau lebih berharga dari hidupku yang tidak berarti ini. Apapun akan kulakukan untuk bersama denganmu selamanya dan melihatmu baik-baik saja, Cenora," jawab Ichigo dengan suaranya yang lemah.