Chereads / Aku Menjadi Dewa Perang / Chapter 1 - Terbunuhnya President Horbets

Aku Menjadi Dewa Perang

Jiedib
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 10.6k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Terbunuhnya President Horbets

Septemmber 7TH, 06.30 pm. Headquarters of Horbets Industrial Limited Located Boston, MA. (7 September 06.30 malam. Kantor pusat Horbets Industrial Limited ysng berlokasi di Boston, Massachusetts)

Dor ... dor ... dor ...

Suara tembakan terus disuarakan, berbagai peluru telah mereka siapkan, topeng berwajah serigala mereka kenakan tidak lupa pelindung anti peluru mereka pasangkan pada dadanya.

Aaarrrghhh ...

Dor ... dor ... dor ...

Sekelompok pria bersenjata datang mengepung Hoberts Industrial dengan jenis pistol raging bull di tangannya. Tidak ada yang mengetahui apa yang sedang terjadi di sana, semua karyawan yang tidak ada hubungannya pun mereka habisi.

"Shit, he's gone up to the rooftops!" (Sial, dia sudah kabur ke atap)

"It's fine. On the rooftops we have bos on standby. He's god of death owl." (Tenang saja. Di atap kita ada bos yang sudah siaga. Dia kan dewa kematian di Owl)

Helikopter pribadi milik Hoberts Industrial dengan logo naga kini sudah datang untuk membantu president perusahaannya namun sang dewa kematian yang melihat semua itu tidak akan tinggal diam.

"Quickly! Get a move on! We have to get out of here with as much as possible! Before ...." (Bergeraklah dengan cepat! Kita harus pergi dari sini secepat mungkin! Sebelum ... )

Sebelum President Horbets Industrial menyelesaikan perintahnya kepada anak buahnya ia sudah disambut terlebih dulu oleh the owl dengan dipimpin oleh Evan. Kini mereka sudah dikepung tak bisa melarikan diri.

"Shoot everyone! Candy send armed drones immediatelly!" perintah Evan. (Tembak semua! Candy segera kirim drone senjata!)

"Yes sir!" teriak candy team. (Ya tuan)

Tim candy pergi mengambil dron bersenjata untuk mengatasi helikopter yang berada di udara.

Dor ... dor ...

Tembakan terus dilontarkan. The owl dan Hoberts Industrial pun kita saling adu senjata. Di saat Evan sedang mengkoordinir timnya terlihat ceo dari prusahaan Hoberts sedang berlari menuju ke arahnya dengan membawa pistol di tangannya.

"Hands up! Or I'll shoot you!" perintah president Horbets (Angkat tanganmu! Atau aku akan menembakmu)

"Haha ... oke sure," balas Evan dengan melempar pistolnya sembarang. (Oke baiklah)

"Bos!" teriak salah satu anggota the owl.

"Silent! I'm fine!" balas Evan (Diam! Aku baik-baik saja)

Pimpinan Horbets menurunkan pelatuk pistolnya dan menjentikkan jarinya ke atas bertanda bahwa anak buahnya harus menyerang anggota the owl namun hal itu tidak akan terjadi selagi sang dewa kematian masih hidup. Sebelum pimpinan Horbets menarik pelatuk pistolnya Evan lebih dulu mendendang ulu hatinya dan menendang pistol yang masih dalam gengamannya.

"Right now!" perintah Evan. (Sekarang!)

Dor ... dor ..

Suara tembakan pun kini mulai terdengar kembali. Evan kembali memungut pistolnya yang sempat dilempar dan kini ia mulai melangkah mendekati pimpinan tua berbadan gemuk itu.

"President Hoberts, you must realize that there are now many organizations that are after your goods, right? If you come with us, we'll guarantee your safety," ucap Evan sembari melangkah mendekati pria itu dengan membawa pistol panjang. (Direktur Hoberts, anda pasti tahu sekarang ada banyak organisasi yang mengicar benda milikmu, kan? Jika anda berkenan ikut dengan kami, kami akan menjamin keselamatanmu)

"... where are you from? You with the russians or B.I.M? or are you a darbery?" tanya president Hoberts gemetar. ( ... kau bekerja untuk siapa? Kau bekerja untuk Rusia atau B.I.M? Atau sebuah pembunuh bayaran?)

"Secret but you have remember me god of death from The Owl," balas Evan yang hanya tampak mata hitam pekatnya. (Rahasia tapi kau bisa menginganku sebgai dewa kematian dari the owl)

Evan kemudian memerintahkan kepada tim yang bersama dengannya untuk pergi mencari chip dan dokumen-dokumen penting sesuai dengan perintah klien. President Hobert yang melihat kerja sama tim yang bagus itu hanya bisa menciut di hadapan pria bertopeng itu.

"Bos, ada satu panggilan dari Inggris," ucap salah satu timnya.

"Sambungkan aku dengannya," perintah Evan.

"Baik bos."

Di tekannya power on pada earphone miliknya. Terdengar suara pria dari balik panggilan itu. Evan hanya diam mendengarkan orang dalam panggilan itu berbicara. Sembari melakukan panggilan ia juga masih mengurus pekerjaan yang mana harus ia selesaikan hari itu juga.

President Hoberts masih bersimpuh duduk menundukkan kepala dengan seluruh tubuh yang gemeteran. Evan melangkah maju mendekati si president dengan menyodorkan pistol tepat di atas kepalanya.

"Where did you hide the stuff?" tanya Evan dengan tatapan tajam yang keluar dari balik mata hitam lekatnya. (Di mana kau menyembunyikan barangnya)

Tidak ada jawaban satu pun dari President Hoberts tanpa kata di tariknya pelatuk pada pistol milik Evan. Ia semakin mendorong pistol itu tepat di dahi president yang membuat peluru yang berada di dalam pistol miliknya menebus bagian kepala President Hoberts.

President Hoberts jatuh tergeletak dengan bersimpuh darah yang terus menetes dengan deras dari dahinya. Kini pistolnya ia tarik kembali dan dikeluarkannya sapu tangan berwarna hitam untuk membersihkan noda darah yang menempel.

"Akan saya lihat dulu jadwalnya," balas Evan saat berakhirnya panggilan di balik earphone miliknya.

Evan mengeluarkan sarung tangan dari dalam saku celana miliknya dan mencoba memeriksa tiap bagian tubuh President Hoberts tanpa terlewat semua saku dalam pakaiannya ia cek tidak tertinggal bagian dalam.

"Bos, kami tidak bisa menemukan chipnya namun kami menemukan dokumen itu saat helikopternya berhasil kami lumpuhkan," lapor salah satu anggota timnya.

"Good job. Coba kau periksa pria ini setelah itu lempar ke dalam gedung itu. Aku akan mencari meminta tim Candy untuk menyiapkan jalan keluar," balas Evan yang mulai bangkit dan melangkah meninggalkan bawahannya.

Di saat Evan hendak memberikan perintah kepada tim candy salah satu dari mereka sudah lebih dulu menemui Evan dengan membawa satu benda kecil di tangannya.

Dengan di serahkannya benda kecil itu kepada Evan misi untuk hari ini telah dinyatakan selesai.

Sesuai dengan perintah Evan mayat Presiden Hoberts di lempar ke dalam gedung. Tim alfa yang bertugas untuk melumuri semua bagian dalam gedung dengan solar pun telah selesai. Hanya dengan satu ceklekkan korek api elektrik yang di lempar sudah bisa membuat seluruh gedung terlahap oleh kobaran api yang sedang mengaum.

Setelah The Owl pergi meninggalkan tempat kejadian mulai terdengar sirine pemadam kebakaran dan polisi yang mulai berdatangan. Tidak hanya itu saja bahkan reporter dan masyarakat yang telah melihat berita melalui layar tv mulai berdatangan hanya untuk melihat kejadiannya dengan mata telanjang mereka.

Sesampainya the owl di markas semua topeng yang menutupi setengah wajahnya mereka buka, udara segar dari dalam ruangan itu pun mulai masuk ke saluran pernapasan, rasa pengap yang telah mereka rasakan sedari tadi kini sudah hilang.

Tim zero yang bertugas mengurus Kasino demi menutupi pekerjaan mereka sebagai pembunuh bayaran pun tidak ada masalah satu pun. Tidak ada yang curiga bahwa Kasino terkenal di AS itu merupakan dalih untuk menutupi pekerjaan sampingan mereka sebagai pembunuh bayaran malam hari.

"Evan, aku di telvon oleh Rudieus katanya mereka menemukan orang itu di Inggris. Bagaimana kau mau pergi ke sana?" tanya Ferdi yang mana merupakan ketua dari tim zero sambil menyuguhkan satu gelas vodka untuk Evan.

"Aku akan pergi setelah urusanku di sini telah selesai semua," balas Evan sambil meneguk vodka.

"Bukankah sudah selesai? Chip dan dokumen itu sudah kau dapatkan dan uang pun sudah di berikan di awal," ucap Ferdi yang masih tidak mengerti jalan pikiran Evan.

"Uang akhir aku belum mendapatkannya dan ada sesuatu yang ingin aku pastikan kepadanya."

"Apa lagi yang ingin kau pastikan?" tanya Ferdi yang tidak ada habis rasa penasarannya.