"Ada hal penting yang ingin aku diskusikan denganmu. Lagi pula kita selesai lebih cepat dari waktu perkiraan," ucap Duke Leouis di sela-sela perjalanan mereka.
Duke Louise menambah kecepatan kudanya yang membuat sebagian anggota pasukkannya tidak bisa mengejar ketinggalan.
Namun sebelum Duke Louise menambah kecepatannya ia lebih dulu mengatakannya kepada pasukannya untuk di bagi dalam beberapa kelompok.
Saat kelompok yang di pimpin oleh Duke Louise dan wakil komandan sudah berada jauh di depan kelompok lain mereka berhenti mendirikan tenda di dalam hutan peri. Hutan yang mana merupakan tempat para peri tinggal di sana namun tidak banyak orang yang bisa melihatnya.
Duke Louise dan Wakil Komandan James sedang duduk berdampingan dengan api unggun di tenganya. Tidak ada pembicaraan yang keluar dari mereka yang terdengar hanya percikan api dari kayu bakar yang mereka buat.
"James, aku sudah mendiskusikan ini sebelumnya kepada Colin dan Harz. Mereka akan mengikuti apa yang menjadi keputusanku. Sekarang aku juga ingin bertanya pendapatmu lebih dulu. Dua hari setelah sampai kediaman Duke aku ingin melakukan pemberontakan. Aku pun sudah mengirim surat kepada beberapa faksi bangsawan yang menentang kebijakan politik baru," ungkap Duke Louise dengan penuh percaya diri yang terpancar dari mata merahnya.
James yang hanya diam saat komandan yang ia hormati itu mengatakan akan melakukan pemberontakan terhadap negaranya sendiri. Ia yang merupakan warga asing tidak berhak menyuarakan pendapatnya namun lain ceritanya jika yang mengatakannya Duke sendiri.
"Saya akan mengikuti anda. Anda tahu betul bahwa saya mempunyai hutang pada anda Duke muda Louise," balas James yang langsung menundukkan kepala dan menempelkan tangan kanannya ke dada yang mana merupakan arti dari pengabdiannya selama di Kerajaan Norai.
"Kalau begitu aku akan memberitahu detailnya saat kita sudah berkumpul di kediaman Duke dan kita lihat siapa saja yang akan berdiri di samping kita," imbuh Duke Louise.
Selesai pembicaraannya dengan James, Duke Louise mencoba berkeliling di sekitar hutan peri yang mana ia mengingat dari kehidupan sebelumnya bahwa di hutan peri ini terdapat danau terlarang tempat beberapa batu spirit yang langka bisa ia temukan.
Di saat Duke Louise mencoba mendekati danau terlarang yang berada di tengah hutan peri tiba-tiba angin dari arah barat datang dengan begitu dahsyat ke arahnya. Nampak ia sudah memasang kuda-kuda dan menyilangkan ke dua tangannya untuk menghalau angin itu ke arahnya.
"Durhax Forieta Lunsya"
Secara spontan ia mengucapkan sebuah mantra yang mana dapat mengehentikan angin itu. Duke Louise sendiri pun bingung dengan apa yang ia katakan seakan mulutnya bergerak sendiri.
Terlihat di depan mata Duke Louise seorang mahkluk kecil menyerupai wanita dengan sayap tipis berwarna hijau tengah terbang di depannya dan mengelilingi tubuhnya. Ia sendiri pun tidak tahu makhluk apa itu.
Matanya pun ikut mengikuti arah pergerakan makhluk kecil itu. Tangan yang sedari tadi diam karena geram ingin menangkap makhluk kecil itu kini ia beranikan untuk mengangkat tangan kanannya.
Syut!
Tanpa di sengaja Duke Louise mengenai makhluk kecil itu namun sayang ia tidak bisa menangkapnya. Dengan susah payah makhluk kecil itu berusaha untuk terbang lebih tinggi dari tinggi Duke Louise.
"Hei, manusia! Apa-apaan kau itu hah! Berani sekali kau mau menangkap makhluk suci seperti diriku!" teriak makhluk kecil itu yang masih terbang namun ia kini terbang lebih tinggi dari sebelumnya.
"Kau sendiri apa-apaan hah! Kau yang menyerangku dengan angin dahsyat itu bukan?" tanya balik Duke Louise dengan nada tinggi.
Makhluk kecil itu kemudian kembali terbang tepat di hadapan Duke Louise dan berkata, "Apa kau tahu aku ini siapa?"
"Makhluk kecil yang menyebalkan," balas Duke Louise dengan ketus.
"Hah, lihat ini! Hei, manusia Beruntunglah kau bisa melihatku! Aku adalah slyphid raja peri angin hutan ini! Jadi katakan kau siapa, manusia?" tanya makhluk kecil yang menyebut dirinya slyphid sang raja peri angin.
"Kenapa aku harus katakan siapa diriku padamu!" balas Duke Louise dengan melanjutkan perjalanannya menuju ke arah danau terlarang yang mana ia bisa mendaptkan beberapa batu spirit yang langka.
Slyphid yang melihatnya terus berjalan ke arah danau itu langsung menambah kecepatannya terbang ke mengikuti arah Duke Louise. Di hempaskannya angin dahsyat sekali lagi namun kali ini bukan tangannya yang menghentikan angin itu melainkan pedang pusaka penginggalan pemimpin Duke sebelumnya.
"Siapa kau?" tanya Slyphid saat melihat pedang pusaka itu berada di tangan Duke Louise. Namun hal itu di abaikan oleh Duke Louise, ia segera membalikkan badan dan terus berjalan ke arah danau terlarang itu.
"Jika kau terus maju ke sana kau akan mati! Penunggu hutan ini bukan hanya aku seorang! Masih ada peri yang lain!" teriak peri angin dengan suara nyaringnya.
Duke Louise tidak menghiraukan perkataan raja peri angin itu, ia tetap melangkah mendekati danau terlarang itu hanya dengan modal tekad. Senyum seringai nampak terukir di sudut bibirnya yang merasa bahwa apa yang dikatakan peri angin itu hanya omong kosong belaka.
Bwoosh ... Byuur ...
"Aarrggh ...."
Sebuah air dari danau terlarang membuncah naik ke atas sampai membasahi seluruh tubuh Duke Louise yang berada di dekat danau. Tampak sesosok makhluk asing lainnya ke luar dari dasar danau itu.
Kali ini bukan makhluk kecil bersayap namun makhluk yang menyerupai manusia dengan rambut panjang berwarna biru, mata biru yang berbalut baju biru dengan selendang putih yang tersampir di lengan kanannya.
"Siapa kau manusia? Dari mana asalmu?" tanya makhluk yang menyerupai manusia itu dari atas dengan diselimuti oleh air.
"Tidak sopan! Beraninya kau menyerang tiba-tiba," balas Duke Louise yang sudah siap dengan posisi kuda-kuda andalannya.
"Hei, raja peri air dia adalah manusia yang memiliki pedang pusaka milik pemimpin Duke sebelumnya," tutur peri angin yang kini berada di samping makhluk yang di panggil raja peri air itu.
"Hei, manusia jika kau benar dari keluarga Duke aku tantang kau!" tantang raja peri air dengan tangan yang diselipkan di dada bidangnya.
"Haha ... aku tidak punya waktu untuk meladani kau makhluk aneh!" balas Duke Louise dengan angkuh.
Terlihat raja peri air mengerutkan ke dua alisnya dengan serampangan ia menyemburkan airnya ke arah Duke Louise. Raut wajah yang terlihat sangat kesal kini sudah tidak bisa dihentikan oleh siapa pun.
Splasshh ...
Wung ...
Patz ... blup ...
Beberapa kali raja peri air itu menyerang Duke Louise dengan serampangan dan kasar. Duke Louise yang sedari tadi hanya menghindar kini merasa tenaganya sudah habis untuk lari menghindari serangan dari raja peri air itu.
"Hei, jika kau sebut dirimu raja peri turunlah! Ayo, kita bertanding di bawah! Apa kemampuanmu hanya di atas saja!" tantang Duke Louise dengan lantang yang ia sendiri belum memikirkan apa yang akan ia lakukan.
"Grooo ... berani-beraninya anak ini!" teriak raja peri air yang sudah murka yang terlihat dari tatapan mata yang seakan keluar. Air yang menyelimutinya pun semakin besar dan mengarah ke arah Duke Louise