Dengan bercucuran keringat Jia Li terbangun dari tidurnya, pertama yang di lihatnya adalah wajah adik laki-laki yang duduk di samping tempat tidur tunggalnya dengan memasang wajah yang datar. Adiknya pasti membangunkan dirinya karena dia mimpi buruk lagi, Jia Li tidak mengerti mengapa beberapa hari ini dia selalu mimpi buruk bahkan itu seperti nyata, dan dia selalu menunggu adiknya atau bibinya untuk membangunkan dirinya dari mimpi.
"Terimakasih," ucap Jia Li pada adik laki-lakinya.
"Emm," gumam San Lang.
"Apa kamu belum tidur?" San Lang hanya mengeleng pelan sambil beranjak dari duduknya.
"Jangan bergadang setiap hari, jaga kesehatanmu."
Namun adik laki-lakinya itu tidak menjawab dan dia malah segera beranjak dari duduknya berbalik badan dan segera hilang di balik pintu.
Jia Li sama sekali tidak tersinggung karena dia sudah sangat faham akan sifat adiknya.
Laki-laki muda berumur 15 tahun itu memang hemat bicara dan jarang sekali tersenyum, namun dia cukup bisa di andalkan, meskipun dia terlihat dingin namun dia sangat perhatian pada Jia Li, sedikit bicara banyak bekerja.
Dia melihat keluar jendela dan itu masih gelap kemudian pandangannya beralih pada jam dinding yang ternyata masih menunjukkan pukul 02:12, itu berarti adik laki-laki belum tidur, pasti dia sedang bergadang untuk main game.
Gadis itu bangkit dari tempat tidurnya kemudian ke kamar mandi yang berada di luar kamarnya di samping dapur, kamar Jia Li bersebelahan dengan kamar mandi dan dia sebelah kamar mandi adalah dapur, sedangkan kamar adik laki-lakinya ada di lantai atas bersebelahan dengan bibinya.
Jia Li adalah gadis berusia 24 tahun yang tinggal dengan bibinya yang seorang perawan tua, dan juga adik laki-lakinya yang bernama San Lang.
Hidup mereka tidak mudah Jia Li ikut tinggal bersama bibinya karena ibunya menikah lagi dan tidak ingin Jia Li ikut bersamanya, bahkan dia tidak boleh menampakkan wajahnya lagi di hadapan wanita yang telah melahirkannya itu apalagi memangilnya ibu.
Berbeda dengan San Lang, dia sudah ikut dengan bibirnya sejak dia berusia satu hari, Jia Li dan San Lang adalah saudara beda ayah, Jia Li tidak di harapkan oleh ibunya karena dia adalah hasil dari hubungan one night bahkan ibunya tidak tahu dengan siapa dia berhubungan.
Wanita itu bernama Ann Chi dia adalah wanita karir dengan otak yang cerdas, berparas sangat cantik dengan tubuh yang indah, hidup cukup sempurna di dukung dengan pekerjaan yang baik dan gaji yang besar.
Banyak mata lelaki yang mencuri pandang padanya dan berniat mempersunting Ann Chi namun Ann Chi tidak bisa memilih sembarang laki-laki yang menyukainya, karena Ann Chi seorang gadis cantik yang mandiri tentunya standarnya juga tinggi.
"Maukah kamu menghabiskan masa tua bersamaku?" Pinta seorang laki-laki pada Aan Chi.
"Ha?" Meski Aan Chi mendengar pertanyaan teman kerjanya itu, dia masih ingin mendengarnya lagi agar dia tidak salah paham karena salah pendengaran.
"Aku sudah lama menyukaimu Aan Chi."
"Bukankah kamu sudah mempunyai istri?"
"Aku sudah lama pisah ranjang, dan kami di tahap perceraian."
"Selesaikan dulu urusanmu dengan mantan istrimu, baru kita bicarakan lagi nanti," Aan Chi memberikan senyuman lebar pada laki-laki yang baru saja mengutarakan isi hatinya itu.
Meskipun di dalam hatinya Aan mengumpat pada laki-laki itu, namun bibirnya tersenyum lebar itu untuk menjaga citranya saja di setiap laki-laki.
"Apa kamu tidak memiliki cermin di rumahmu? Siapa yang ingin menjadi pendamping laki-laki dengan perut buncit seperti itu? Jika kamu seorang bos besar mungkin aku akan mempertimbangkan lagi," cibir Aan Chi di dalam hatinya namun dia memberikan senyuman manis pada teman kerjanya itu.
Minimal laki-laki yang di inginkan Aan Chi harus memiliki gaji yang lebih besar darinya dan wajahnya juga tidak membuatnya malu saat Ann Chi membawanya datang ke sebuah pesta.
Pada akhirnya Ann Chi melabuhkan hatinya pada seorang laki-laki yang sangat tampan dia adalah manager keuangan di perusahaan tempatnya bekerja, hubungan mereka berjalan dengan lancar bahkan mereka segera akan melakukan pertunangan setelah berpacaran selama lima bulan.
Namun kehidupannya yang tertata rapi itu mulai memudar karena satu malam yang di lalui Ann Chi di sebuah bar, malam itu dia menghadapi sebuah pesta ulang tahun temannya di sebuah bar, dia sedikit lepas kontrol dan membuatnya hilang kendali hingga dia mabuk berat.
Ann Chi sama sekali tidak mengingat apapun yang terjadi semalam yang dia ingat jika dia dan beberapa temannya sedang menikmati perta dengan musik yang hampir memecah gendang telinga.
Saat dia bangun dia sudah berada di hotel dengan ke adaan yang sama sekali tidak di sangka oleh Ann Chi. Dengan pandangan yang masih blur dia bisa melihat jika autfit yang di kenakan dia semalam sudah menyebar di lantai hotel.
Tidak hanya syok bahkan jantungnya seakan berpindah ke lambung, Ann Chi mencoba menata dirinya yang hancur berantakan, dia bangkit dan segera melapisi tubuhnya yang sama sekali tidak mengenakan sehelai benang pun di tubuhnya.
"Sial ...!"
Aan Chi mengacak-acak rambutnya sendiri di atas ranjang, tubuh telanjangnya hanya tertutupi oleh bedcover yang sudah kotor akan beberapa noda, meski di ruangan ini tidak ada seorangpun selain dirinya, tapi Ann Chi sudah bisa menebak apa yang sudah terjadi beberapa jam yang lalu, dia tidak cukup bodoh untuk mendefinisikan apa yang ada di sekitarnya.
"Bodoh ... bodoh, bodoh," Aan Chi memukul-mukul dirinya sendiri, dia memang tidak bisa mengingat keseluruhan apa yang telah dia alami tapi terbangun dengan keadaan seperti ini, itu sudah lebih dari cukup untuk menjelaskan segalanya, banyak yang terlintas di benaknya, dan dia tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi yang di tunjukkan oleh kekasihnya jika dia mengetahui semua kecelakaan ini.
Kejadian hari itu berusaha di tutupi oleh Ann Chi, dia melanjutkan hidupnya seakan-akan malam itu tidak pernah terjadi, karena dia akan segera bertunangan dan menikah dengan kekasihnya mana mungkin dia bisa menghancurkan semuanya hanya karena kebodohan yang telah dia perbuat.
Yang membuat Ann Chi sangat takut berkata jujur pada kekasihnya karena selama ini dia dan kekasihnya belum pernah melakukan hal itu, mereka berkomitmen jika mereka hanya akan melakukan itu jika mereka sudah menikah, namun siapa sangka jika ada rubah yang datang mengambil kesucian Ann Chi bagaikan seorang siluman yang sama sekali tidak di temukan jejaknya oleh Ann Chi.