Setelah berjalan cukup lama dan berhenti beberapa kali hanya untuk mematung dengan pikiran kosongnya Ann Chi tertarik pada sebuah seniman ukir di pinggir jalan.
Jia Li masih mengikuti ibunya dia melihat jika ibunya itu berbincang dengan laki-laki kurus dengan banyak tato di sekujur tubuhnya dan beberapa tindik di tubuhnya, telinga, hidup alis bahkan lidahnya.
Aan Chi menunjuk sebuah gambar di antara banyak gambar, dan tersenyum menyedihkan pada laki-laki yang ada di hadapannya dan laki-laki juga membalasnya.
Jia Li membuka matanya lebar-lebar saat ibunya mengulurkan tangannya pada laki-laki itu untuk di tato, entah kekuatan apa yang membuat Jia Li segera menghampiri ibunya.
"Ibu jangan lakukan itu," pinta Jia Li dengan raut kecemasan.
"Apa urusanmu? pergi sama gadis pembawa sial," Ann Chi sangat marah pada Jia Li.
"Ibu."
"Aku bukan ibumu," Suara Ann Chi semakin meninggi.
Mereka berdebat sebentar hingga mendapatkan teguran dari laki-laki yang akan menato Ann Chi.
"Pergilah, sebelum aku memukulmu," Nampaknya itu bukanlah ancaman kosong dari Ann Chi.
Tapi ternyata Jia Li juga keras kepala dia tidak akan pergi jika tidak dengan ibunya.
"Kenapa kamu merusak segalanya? kenapa kamu harus ada? ha?" Ann Chi menatap Jia Li yang sedang menunduk ada banyak kata yang ada di otak Ann Chi yang ingin di luapkan pada Jia Li.
"Jia minta maaf ibu, aku minta maaf," Suara lirih Jia Li terdengar pilu dia tidak berani mengangkat kepalanya.
"Pergilah dari hadapanku, aku tidak ingin melihat wajahmu."
Ternyata Jia Li memiliki sifat keras kepala yang dia dapatkan dari ibunya, dia bersikukuh ingin tetap berada di sana untuk menghalangi ibunya merusak kulitnya, Ann Chi sangat marah melihat anak itu menentangnya, entah setan apa yang merasukinya, Ann Chi menarik pergelangan tangan Jia Li dan memegangnya dengan sangat kuat.
"Karena kamu bandel? Maka aku akan menghukum mu," Sorot mata itu sangat menyeramkan bagi Ann Chi yang membuatnya secara otomatis melawan.
"Ibu? Apa yang kamu inginkan dariku?" Jia Li benar-benar ketakutan saat pergelangan tangannya dipegang dengan erat oleh ibunya dan di sodorkan pada laki-laki yang sedari tadi menyaksikan perdebatan mereka berdua.
"Lakukan padanya," ucap Ann Chi pada laki-laki itu, yang langsung membuat mata Jia Li terbelalak, dia sekarang mengerti kenapa ibunya sudi untuk bersentuhan dengannya
"Ibu … aku takut, itu pasti sakit," Air mata itu sudah tumpah di kedua pipi Jia Li, dan benar-benar takut melihat jarum yang tajam itu.
Ini adalah kali pertamanya Jia Li melihat ibunya tersenyum padanya meski saat ini dia sedang berlinang air mata.
Perdebatan Jia Li dan Ann Chi berakhir saat dengan polosnya Jia Li mengikuti kemauan ibunya.
Awalnya Ann Chi akan membuat tato kecil di tangannya namun Jia Li datang membuat rusuh dan membuat Ann Chi marah padanya.
Mereka berdebat sampai Ann Chi tidak ingin lagi melihat wajah Jia Li, yang ada di otak Jia Li saat ini adalah dia tidak memiliki siapapun yang bisa merawatnya, kakek dan neneknya sudah meninggal bagaimana jadinya jika ibunya juga akan pergi meninggalkannya.
Perintah Ann Chi keluar begitu saja dari mulutnya saat mereka berdebat dia tidak tahan akan keras kepala Jia Li yang bersikukuh untuk ikut dengannya.
"Jika kamu ingin ikut denganku maka kamu harus ditato, kamu sudah melarang aku maka sekarang kamu yang harus melakukan hal itu."
Jai Li tidak tahu bagaimana rasanya di tato namun dia bisa menebak jika itu pasti sangat sakit.
Dan begitulah Jia Li bisa mendapatkan sebuah tato kecil di pergelangan tangannya tepat di atas urat nadinya.
Gambar itu amat sederhana yaitu titik dan koma yang biasanya di sebuah semicolon.
Dengan bercucuran air mata Jia Li menahan rasa sakit yang ada di tangannya saat laki-laki itu membuat gambar sederhana itu namun Jia Li tidak berani bersuara dia takut akan membuat ibunya marah lagi, saat ini Ann Chi sangat bahagia melihat proses pembuatan gambar itu dia tersenyum lebar meski tidak pada Jia Li.
Rasa sakit itu sedikit berkurang saat Jia Li melihat senyum ibunya, namun tetap saja air matanya jatuh dengan otomatis sebagai sensor jika tubuh ini merasa kesakitan.
Proses itu tidak lama namun sakitnya masih bisa di rasakan oleh Jia Li sampai mereka kembali ke rumah mereka.
Matanya masih sembab, Jia Li berbaring dengan melihat gambar yang ada di pergelangan tangannya.
Dia tidak tahu jika Jia Li sedang di awasi oleh ibunya, dia sedang tersenyum puas melihat apa yang baru saja dia lakukan pada Jia Li, Ann Chi seperti habis balas dendam pada musuh besarnya.
Ann Chi memilih gambar sederhana itu bukan tanpa alasan, gambar titik koma yang biasanya disebut semicolon itu mempunyai makna yang dalam.
16 April 2013 ada sebuah gerakan di mana orang-orang depresi, sakit hati, tidak bahagia memiliki anxiety memiliki pemikiran yang mengakhiri hidupnya, menggambar sebuah tato semicolon di pergelangan tangannya.
Artinya, jika di dalam dunia penulisan jika ada semicolon di dalam sebuah kalimat artinya kalimat itu bisa saja berakhir namun sang penulis memilih untuk tidak mengakhirinya.
Gambar semicolon di pergelangan tangan ini melambangkan sang penulis adalah kamu dan kalimat tersebut adalah hidupmu, semicolon itu adalah harapan.
Berharap kalau ceritanya belum selesai berharap jika orang-orang yang memiliki masalah untuk berjuang dari pada mengakhiri hidupnya.
Begitu pula harapan Ann Chi, dia masih ingin berjuang untuk melanjutkan hidupnya meski ini berat, dia depresi, tidak bahagia dan ingin mengakhiri hidupnya namun dia masih berusaha untuk bangkit lagi untuk yang kedua kalinya.
Dua tahun yang lalu dia sudah bisa bangun dari keterpurukan, maka detik ini pun dia juga harus bangkit meski itu teramat sulit.
Namun sepertinya itu tidak akan berhasil jika masih ada Jia Li di sekitar hidupnya karena bagi Ann Chi, Jia Li adalah sumber masalah dari segala masalah yang terjadi pada hidupnya.