Rubi yang kembali mendapatkan tekanan dari Anti padahal mereka sedang berjauhan. Cukup sudah Rubi mengalah selama ini. Dan kali ini, Rubi tidak ingin mengalah lagi. Walau dikata tidak sopan, biarlah. Selama ini dia sudah cukup hormat pada ibu mertuanya itu, adik iparnya bahkan tamu yang selalu diundang oleh ibu mertuanya, padahal mereka berniat untuk merusak rumah tangganya. Rubi dan Jaya saling diam dan pandang. Mereka tidak tahu harus berkata apa. Hingga Jaya memutuskan untuk menghentikan keheningan ini.
"Kenapa kamu nampar Agnes di toilet tadi?" Rubi yang mendapat pertanyaaan seperti itu pun memandang lekat pada Jaya.
"Lalu aku harus bagaimana?" Rubi balik bertanya.
Jaya yang sepertinya salah membahas topik pun kembali dilema, mengacak rambutnya kemudian menjawab.
"Kamu tahu, kalau Agnes akan semakin senang melihat kamu cemburu." Ujar Jaya.
"Lalu, aku tidak boleh cemburu? Begitu maksud kamu mas?" Rubi menatap Jaya tak percaya.