Kedatangan Agnes tentu menjadi sebuah kesempatan bagus untuk Anti dan Melani. Apalagi Jaya mengagumi makanan yang dibawa Agnes dan cocok di lidahnya. Maka dari itu Anti menawarkan Agnes agar mengantarkan makanan untuk Jaya setiap hari.
"Setiap hari?" tanya Agnes dengan kening berkerut. Jaya juga menatap heran ke arah ibunya. Sementara Rubi terlihat lebih muram lagi.
Anti terkekeh. "Kamu nggak mau?" tanyanya kepada Agnes.
Agnes tersenyum malu-malu. "Tentu saja saya bersedia kalau Mas Jaya menginginkannya."
Sekarang semua orang menatap ke arah Jaya. Pria itu merasa tidak enak jika harus menolak Agnes yang tampaknya begitu senang—setidaknya begitulah yang Jaya pikirkan— sementara di depannya dia melihat Rubi tidak menyukai gagasan tersebut.
Pertimbangan Jaya lebih berat untuk menolak ketika Nyonya Anti terus memaksanya. "Agnes memang hobi memasak dan dia sangat senang kalau kamu memakan semua masakannya."