Chereads / Buat Aku Hamil / Chapter 24 - Bab 23

Chapter 24 - Bab 23

"Ayahnya? Maksudmu?" tanya Daniel bingung dengan penjelasan Dewi. Dia menatap dewi dengan pandangan menuntut penjelasan l3bih lanuljut.

"Dulu Bianca memiliki orang tua yang lengkap. Namun ketika dia berusia dua belas tahun. ayah dan ibunya sering bertengkar. Ayahnya berselingkuh. Dan mereka bercerai. Saat itu hak asuh atas Bianca jatuh kepada ayahnya. Bianca menangis setiap hari berharap dia bisa ikut bersama ibunya. Namun ayahnya selalu melarang dan mengurungnya agar Bianca tak bisa bertemu dengan ibunya. Dia sangat membenci ayahnya. Dan bertambah benci ketika ayahnya menikahi seorang janda beranak satu yang kini menjadi ibu tirinya." ucap Dewi menceritakan keluarga bianca. daniel mendengarkan dengan seksama. jadi bianca adalah anak dari broken home. sepertinya itu salah satu alasan yang membuat karakter dingin dan tak berperasaan bianca.

"Layaknya ibu tiri dimana pun. Perlakuan ibu tiri Bianca tak sebaik ibunya. Wanita itu selalu memarahi dan membentak Bianca. Membuat Bianca semakin membenci ayahnya yang sudah menikahi wanita itu dan lebih memilih meninggalkan ibunya. Dan kebenciannya semakin bertambah ketika ibunya meninggal dunia. Bianca menangis sesugukkan di makan ibunya. Menyesal karena tak berada di sisi ibunya disaat terakhirnya," ucap Dewi sendu dengan mata berkaca-kaca seakan cerita itu juga melukai hatinya.

"Sejak saat itu Bianca sulit untuk mempercayai pria. Hingga dia bertemu dengan cinta pertamanya. Seorang pria yang menjadi kekasihnya. Namun lagi-lagi Bianca harus disakiti. Setelah pria itu mendapatkan keperawanan Bianca, pria itu berselingkuh dengan wanita lain. Dan mengatakan pada wanita itu jika dia hanya menginginkan tubuh Bianca saja. Bianca kembali terluka dan menutup dirinya lagi."

"Hingga dia bertemu dengan seorang pria. Aku juga mengenalnya. Fajar, seorang pria yang mendekati Bianca dan mencoba menjadi sahabatnya. Aku pun berteman baik dengannya. Kupikir saat itu Bianca bisa tersenyum dengan memiliki seorang sahabat pria. Namun lagi-lagi dia harus disakiti. Bahkan aku sangat ingin membunuhnya mengingat apa yang sudah dia lakukan kepada Bianca." Tersirat amarah di kedua mata Dewi dan Daniel pun menyadari tatapan itu.

"Apa yang sudah di lakukannya?" tanya dani3l penasaran.

"Pria itu. Dia memperkosa Bianca. Dan yang lebih bejat lagi dia mengundang beberapa temannya untuk ikut memperkosa Bianca." Dewi terdiam, dia dengan cepat memalingkan wajahnya ke arah kaca dan air matanya menetes tak bisa dicegah ketika dia menceritakan cerita kelam kehidupan sahabatnya.

"Bisa kau bayangkan betapa terlukanya hati Bianca. Di kecewakan dan disakiti berulang ulang kali." Dewi menghapus air matanya dan kembali menatap Daniel mencoba melihat reaksi dan respon apa yang diberikan oleh pria itu.

"Ya tuhan , jadi gadis itu pernah mengalami semua hal itu. Dia diperkosa oleh sahabatnya sendiri dan beberapa pria lain." Tanya Daniel tak percaya pada dirinya sendiri. Tatapannya menatap Dewi dalam mencoba mencari sebuah kebohongan di cerita itu. Dan yang Daniel dapatkan hanyalah sebuah kejujuran.

"Ya, bahkan dia hampir gila setelah insiden pemerkosaan itu. Namun, dia masih sanggup bertahan. Dia menutup hatinya rapat-rapat. Menjauhi dan membenci semua pria. Bagi Bianca semua perkataan seorang pria adalah kebohongan dan kepalsuan. Dia tak pernah percaya lagi pada satu pun pria. Itulah sebabnya Bianca menjadi sosok yang seperti saat ini. Sangat dingin dan kejam. Bahkan dia sulit untuk tersenyum kembali. Dia membangun dinding kokoh yang tinggi di sekeliling tubuhnya agar dia tak di sakiti dan di kecawakan lagi."

"Bianca. Dia... sekarang aku mengerti mengapa dia bisa seperti itu. Hatinya sudah hancur berkepingkeping. Dijatuhkan berkali-kali." Kini Daniel yang memandang ke arah luar jendela membayangkan wajah dingin Bianca di sana. Melihat bayangan kelam itu terjadi kepada Bianca. Dan Daniel yakin di balik sosok dingin, kuat dan tegar itu terdapat sisi lembut yang terluka begitu dalam. Itu juga yang membuat gadis itu sangat membenci pria dan tak pernah lagi mau percaya pada pria manapun. Dia sudah berulang kali disakiti dan terluka begitu dalam karena pria. Membuat dia kehilangan kepercayaan dan bahkan sampai membenci pria. Bianca bahkan pernah berkata akan melajang seumur hidup karena tak ingin lagi terlibat dengan seorang pria manapun dalam hidupnya."

"Aku yakin dia juga tidak percaya padamu dan terus waspada. Dia tentu membuat sebuah perjanjian diatas kertas yang resmi dengan poin-poin pelanggaran dan hukuman, bukan?" Daniel mengangguk untuk merespon ucapan terakhir Dewi. Benar-benar sesuai dengan perkataan wanita di hadapannya.

"Daniel, aku tak memintamu untuk mencintai Bianca. Aku hanya ingin kau membantuku membuat Bianca kembali tersenyum dan buatlah dia percaya padamu. Dan kumohon jangan pernah menyakiti dan mengecewakannya." Setelah menceritakan semua alasan Bianca, Dewi berharap Daniel tak akan pernah membuat gadis itu kembali terluka.

"Ya, tanpa kau minta aku pun akan membantumu. Aku juga ingin melihat Ice CEO itu tersenyum dan tertawa," jawab Daniel yakin. Entah mengapa kini Daniel begitu semangat dengan kata-katanya.

"Ice CEO? Kau tau Daniel, sebelum Bianca menjadi seorang Ice CEO, dia adalah seorang princess yang ramah dan hangat. Dan aku yakin jika kau bisa mengubahnya menjadi putri kembali, dan mungkin kau akan jatuh cinta padanya. Karena dia sangat istimewa."

"Benarkah? Aku jadi bersemangat untuk mengubahnya kembali," jawab Daniel diakhiri senyuman manisnya.

"Kurasa aku menyukaimu, Daniel," ucap Dewi sambil menatap Daniel dalam.

"Ya?" tanya Daniel terkejut.

"Haha. Maksudku. menyukai dalam artian teman. Kau pria yang baik. Dan kuharap kita terus berteman."

"Aku bukanlah pria baik Dewi. Aku pria brengsek yang menidurinya setiap malam." Canda Daniel.