"Makan makanan mu. Untuk apa kau terus menatapku?" cibir Bianca dengan nada tajam karena tak suka melihat Daniel yang terus saja menatap nya yang sedang makan.
Daniel hanya tersenyum dan mulai memakan makanannya. Dia terus menatap Bianca sesekali.
"Dia sudah berulang kali disakiti dan terluka begitu dalam karena pria. Membuat dia kehilangan kepercayaan dan bahkan sampai membenci pria." Perkataan Dewi kembali terdengar di telinga daniel.
Bianca, di balik wajah dingin, angkuh dan menyeramkan miliknya, ternyata dia menyimpan luka yang begitu dalam. Walaupun saat ini daniel tidak melihat kesedihan dan sosok rapuh dan lemah bianca. Tapi daniel yakin itu pasti sangat berat sehingga mengubah dia menjadi wanita yang dingin dan tak berperasaan seperti saat ini.
Daniel terus menatap Bianca. Meneliti wajahnya dengan seksama. Mengamati setiap gerak-geriknya.
'Sebelum Bianca menjadi seorang Ice CEO, dia adalah seorang princess yang ramah dan hangat. Perkataan Dewi kembali terdengar di telinga Daniel.' Kata-kata itu seolah bertolak belakang dengan Bianca yang sekarang.
Mata dinginnya. Tatapan tajamnya. Mulut sadisnya. Raut wajahnya yang tak bersahabat dan selalu menampilkan aura menyeramkan. Apakah gadis yang ada di hadapan Daniel ini pernah menjadi gadis ramah dan hangat juga ceria seperti seorang putri. itu terdengar mustahil. bagaikan sebuah mitos saja.
Tapi Daniel tau semua yang di katakan Dewi itu benar. Karena dia pernah melihat luka di balik tatapan mata Bianca yang begitu dalam. Sangat dalam hingga dia pikir tatapan terluka itu hanyalah imajinasi Daniel saja karena wanita itu hanya menunjukkannya selama dua detik saja.
Kini Daniel tau alasan bianca melakukan semua hal gila ini. Daniel sekarang tau Bianca pasti memiliki luka yang begitu dalam dan menyakitkan di hatinya. Dan kini Daniel sama sekali tak sanggup membencinya.
Daniel... ingin membantu bianca menjadi wanita yang jauh lebih baik dan kembali seperti ini dulu. Daniel berharap dia bisa mengobati luka yang masih tergores dan membekas di hati Bianca. Membuat wanita itu membuka hatinya yang tertutup pintu besi. Melihat sebuah senyuman di wajahnya. Dan Daniel ingin bianca ... bahagia.
Bianca menatap daniel dengan mata tajam seperti harimau yang ingin mengaum. Keningnya berkerut kecil dan dengan raut tak suka bianca menatap Daniel.
"Apa?!" Ketus Bianca kesal karena sejak tadi Daniel terus saja memperhatikannya.
"Tidak ada," jawab Daniel sambil tersenyum yakin. Ya, Daniiel sudah memutuskan untuk membantu Dewi membuat Bianca kembali tersenyum lagi.
Daniel tau itu pasti akan sulit karena Bianca pasti sudah membangun dinding yang kuat kokoh dan tinggi di sekitar tubuhnya. Tapi Daniel yakin jika dia terus berusaha , Daniel pasti bisa membuat Bianca percaya kepadanya. Dan dengan begitu Daniel dengan mudahnya membuat Bianca tersenyum kembali.
Batu yang kokoh saja bisa pecah jika terus menerus ditetesi air. Daniel yakin dinding pertahanan Bianca pun bisa dia hancurkan. Daniel ingin melihat gadis itu berubah menjadi seperti yang di gambarkan oleh dewi.
Daniel tersenyum dengan pemikirannnya itu. Dan tanpa dia sadari Bianca sudah menatapnya curiga sejak tadi.
"Mengapa kau tersenyum?" tanya Bianca dengan nada penuh selidik.
"Tidak, aku ..." Daniel berhenti sesaat dan menatap bianca dengan intens.
"Hanya tersenyum karena memikirkan gaya bercinta yang akan kita lakukan nanti malam," ucap Daniel vulgar sambil mengerlingkan matanya nakal dan mesum menatap Bianca.
"Huh," Denggus Bianca menyebalkan menatap Daniel dengan tatapan merendahkan. Seakan dengan raut wajahnya Bianca mengatakan bahwa kini Daniel sudah menjadi pria mesum. Tapi bianca tak pernah berpikir bahwa dialah yang membuat daniel, pria polos yang hanya suka belajat itu kini berubah menjadi mesum.