semua itu hanya kepalsuan, omong kosong belaka, bullshit. Mereka sibuk pada urusannya, bahkan kedua ular berbisa itu terlihat menjijikan dan rendahan di mata bianca. Dan mereka bertiga memainkan drama keluarga yang membuat bianca ingin mual setiap kali makan bersama mereka. Membuat Bianca tak akan pernah sudi menginjakkan kakinya lama di mansion yang seperti neraka ini.
"Bianca, akhirnya kau datang. Sejak tadi kami menunggumu," suara seorang wanita paruh baya yang masih terlihat muda menatap bianca dengan tersenyum dan terlihat senang atas kedatangannya.
Bianca mendenggus meremehkan dan tak peduli semua basa-basi yang wanita itu lontarkan. karena bianca tau pasti bahwa itu hanya kepura-puraannya saja, hanya kamuflase.
Oh rasanya bianca ingin sekali berteriak kencang memaki wanita ini. Tapi bianca merasa suara dan teriakkannya terlalu berharga jika hanya untuk mencaci maki wanita ini. wanita itu tak lain adalah ibu tiri bianca.
bianca tak menghiraukannya. Dia terus berjalan mendekat dan mengalihkan pandangan nya pada seseorang yang berada di sebelah wanita paruh baya itu. Seorang pria berumur lima puluh tahun yang sedikit mirip dengan wajah bianca. Gadis itu sangat membenci fakta bahwa pria itu adalah ayah kandungnya, Smith Handerson.
"Mengapa kau terlambat?" ucap Smith dingin, seperti biasa tak menunjukkan sedikit pun perhatiannya pada bianca. pria paruh baya itu terlihat menahan amarah. mungkin kesal karena bianca baru datang saat jam sudah setengah delapan.
"Aku sibuk," jawab bianca ketus dengan sedikit kata.
"Bianca , aku senang kau datang. Perkenalkan ini kekasihku," ucap seorang gadis muda yang setahun lebih muda dari bianca yang duduk di sofa panjang bersama seorang pria muda. gadis itu berbicara dengan nada pelan dan lembut namun terdengar sangat menjijikkan di telinga bianca. Rasanya bianca mual hanya mendengarnya berbicara. Dia adalah adik tiriku, Annatasia.
"Selamat malam, namaku William Zhandrov," ucap pria muda yang sebeumnya duduk di sebelah Anna kini berdiri dan mengulurkan tangannya ke arah bianca.
Mungkin bagi semua wanita di luar sana akan terpesona dengan senyuman manis dan lesung pipi milik pria bernama william itu. Bahkan tubuhnya terlihat sangat atletis. Tapi bagi bianca, pria itu sama sekali tak menarik. Dia sama seperti semua pria brengsek di luaran sana.
"Bianca Henderson," jawab bianca dingin menghiraukan uluran tangan pria itu yang mengajaknya berjabat tangan.
"Aku sudah lapar, bisakah kita langsung makan malam." ucap bianca tak berperasaan, tak ingin mendengar basa-basi yang sangat memuakkan di telinganya dan berharap pertemuan ini segera berakhir.
Kini mereka sedang menyantap hidangan penutup makan malam keluarga ini. Oh rasanya bianca ingin sekali mengakhiri acara tak penting ini dan pergi dari sini. bianca muak melihat kepalsuan dan akting menyebalkan Rossaline, istri ayahnya. Bianca tak pernah sudi memanggil wanita itu ibu.
bianca juga muak melihat tingkah laku Anna , anak Rossaline. Yang bersikap manja dan menyedihkan di matanya.
"Sayang, bagaimana pendapatmu tentang hubungan Anna dengan William? Apa kau merustuinya?" tanya Rossa kepada Smith membuka obrolan.
"William pria yang baik. Dia juga putra tunggal dari Michelle Zhandrov, rekan bisnisku. Aku setuju dengan hubungan mereka." jawab Smith setelah melihat william beberapa detik.
"Benar ayah?" tanya Anna antusias.
"Ya." balas Smith dengan menganggukkan kepalanya.
"Kalau ayah setuju, izinkan kami melakukan pernikahan secepatnya?" ucap Anna dengan penuh semangat.
"Pernikahan?" tanya Smith memastikan ucapan Anna.
"Ya, ayah." jawab Anna sambil mengangguk cepat.
"Apakah tuan Zhandrov sudah setuju?" Smith menoleh ke arah william dan menanyakan bagaiamana pendapat ayah pria itu.
"Ya, Ayah. Papa setuju dan ingin melakukan pertemuan keluarga." balas william dengan penuh keyakinan.
"Benarkah? Baiklah jika begitu. Nanti kita bicarakan lagi kapan pertemuan itu berlangsung."
"Tanggal dua puluh empat, ayah. papa dan mama sudah setuju dengan tanggal itu." balas anna lagi. dia dan william memang sudah berbicara dengan kedua orang tua pria itu. dan keduanya sudah setuju untuk melakukan pertemuan kedua keluarga di tanggal dua puluh empat bulan ini.
"Tanggal dua puluh empat, bukankah itu minggu depan. Apa tidak terlalu cepat?" kening Smith mengerut sedikit.
"Tidak ayah, aku bahkan ingin sekali pertemuan itu terjadi besok. Aku.... tak sabar ingin menjadi nyonya Zhandrov," ucap Anna dengan wajah tersipu malu yang terlihat sangat menjijikan di mata bianca.
Sejak tadi bianca hanya mendengarkan pembicaraan mereka tapi seiring dengan semakin seriusnya pembicaraan itu, semakin menyulut emosi nya saja. Terutama Anna.
Amarah bianca memuncak dengan melihat wajah menjijikkan itu. Bersikap manja dan kekanak-kanakan yang sungguh tidak sesuai dengan umurnya.
binca tau pasti alasan sebenarnya di balik Anna yang ingin menikah sesegera mungkin dengan william. Ular berbisa itu mengincar warisan kekayaan keluarga handerson secara diam - diam dan perlahan. Dia menginginkan perusahaan Henderson Corporation. Dia ingin segera menikah dan memiliki seorang anak yang akan mewarisi Henderson Corporation sesuai dengan isi surat wasiat ayahnya.