Chereads / Buat Aku Hamil / Chapter 27 - Bab 26

Chapter 27 - Bab 26

Sejak siang tadi bianca terus berkutat dengan berkas - berkas penting di ruangan nya. Kerjasama dengan CJ Coorporate berhasil dan bianca harus mempersiapkan segalanya agar proyek tersebut dapat berjalan secepatnya. Hingga tanpa bianca sadari hari telah berganti malam. Hingga ketukan di pintu terdengar dan sekretarisnya masuk untuk menanyakan Bianca ingin dipesankan makan malam atau tidak. Saat itu bianca sadar bahwa saat ini, jam pulang kerja sudah berlalu dua jam yang lalu. Dan kini sudah jam tujuh malam.

melihat sekreta4is yang masih menunggu jawabannya. bianca menggeleng dan menyuruhnya untuk pulang lebih dulu. Bianca tak ingin lembur dan ingin segera pulang. Entah mengapa dia merasa bekerja lembur di apartemen lebih nyaman daripada bekerja lembur di perusahaan saat malam.

Drrt...drtt.... sebuah pesan singkat masuk ke ponsel Bianca. Dia menoleh dan mengambil ponsel pintar yang baru beberapa hari yang lalu dibelinya. Mengingat ponsel lamanya hancur tak bisa diselamatkan lagi akibat aksi ganas wanita itu beberapa hari yang lalu.

'Kau harus datang. Kau sudah janji akan datang makan malam di mansion malam ini.'

Bianca membaca sederet kalimat pesan yang masuk ke ponselnya. Itu dikirim oleh id 'Brengsek' yang adalah ayah kandungnya sendiri. bianca menghembuskan nafas nya panjang. Seakan dia lelah dengan semua ini. Bukan lelah karena pekerjaan nya tapi lelah karena seorang yang baru saja mengirimi bianca sms.

Bianca melirik jam yang ada di sisi dinding ruangannya

Jam tujuh malam. Pantas saja pria tua itu menghubungi bianca. Ini sudah waktunya makan malam dan bianca masih belum datang.

bianca menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi memijat pelan pelipisnya.

Haruskah bianca datang. Tapi dia sangat malas dan tak ingin melihat wajah orang - orang yang penuh kepalsuan yang beracting seperti keluarganya. Sungguh menjijikan melihat tingkah mereka yang seperti badut. dan bianca juga kesal bagaiman ayahnya bisa terjerat dengan dua wanita ular itu.

Rasanya bianca ingin mengamuk dan marah saat itu juga. Bianca memejamkan matanya sejenak mencoba mencari kekuatan dan pengendalian emosinya.

Biasanya di saat seperti ini bianca selalu menghubungi Dewi, berbagi cerita dan meminta dukungan dan semangat darinya. Tapi mengingat pertengkaran yang terjadi pada mereka beberapa hari yang lalu membuat bianca tak yakin. Dia tak berani menghubungi Dewi lebih dulu, takut kecewa dewi tak akan mengangkat panggilannya. Jadi bianca menahan keinginannya itu.

Bianca melirik ponsel yang masih di genggaman tangan kanannya. layarnya kini menampilkan panggilan dari id caller 'Brengsek'. Ayahnya pasti akan terus menelponnya untuk memaksa dia untuk segera pulamg dan makan malam bersama. Bianca sungguh tak ingin datang tapi sebenci, seenggan dan sangat malasnya untuk berkunjung ke rumah itu , bianca harus hadir disana.

Alasannya sedergana demi mempertahankan hak bianca sebagai pewaris sah ayahnya. Dan untuk mengingatkan kedua ular itu bahwa dia masih hidup sehat dan tak akan membiarkan keduanya merebut miliknya. Sudah cukup mereka merebut ayah dan kasih sayang ayahnya, bianca tak akan membiarkan mereka merebut warisan yang menjadi hak miliknya.

Perlahan bianca bangkit berdiri , mengambil tas kecil dan memakai kembali blazernya. Lalu gadis itu bergegas keluar kantornya. dan segera mengendari mobilnya menuju mansion keluarga handerson.

***

Beberapa menit kemudian mobil bianca sudaa masuk ke pekarangan mansion handerson. Dia mengendarai mobil dengan kencang agar ceoat sampai. bukan untuk memberikan wajah pada ayah dan orang - orang yang telah lama menunggunya. tapi untuk dirinya sendiri, bianca ingin menyelesaikan semua ini secepatnya dan segera kembali ke apartemen.

Bianca sekarang berdiri di depan pintu besar nan mewah rumah keluarga Henderson. Rumah keluarganya. Huhhh bianca merasa muak mengatakannya keluarga, sejak ibu meninggal bianca merasa tak memiliki keluarga lagi. Mereka semua hanya orang asing yang mengaku menyayangi dan memperhatikannya Tapi semua itu hanya kepalsuan, omong kosong belaka, bullshit.