"Papa, papa. Ma, mama Hana bangun."
Rasya telah membangunkan kedua orang tua barunya, dia sama sekali tidak bisa tidur sedangkan kembarannya sama sekali tidak terbangun.
"Ada apa. Rasya?"
"Rasya sama sekali tidak bisa tidur lagi, sekarang Rasya juga lapar."
Masih terlihat pukul empat pagi semua yang masih terlelap tentunya membuatkan keterpaksaan bagi Adi bangun lebih awal.
Adi sama sekali tidak marah dan bahkan yang ada benar benar terbangun, akan tetapi Rasya yang merewel meminta makan pun disetujui.
"Ya sudah, sekarang kita dapur. Rasya mau makan yang sisa semalam?"
"Mau, papa Adi."
Mereka berdua pun telah menuju ke dapur, mata Adi masih begitu sayu untuk melihat dan bahkan hampir saja tangan teriris.
Rasya yang cukup begitu sigap itu pun telah menarik tangan Adi. "Papa, papa Adi hati hati. Tangan papa hampir terluka."
Adi benar benar tidak sadar akan hal itu dan tentunya juga beberapa kejadian itu tentu membuatkan beberapa lebih jelas dia justru telah meminta maaf.