Semua yang telah menjadikan Randu tambah kacau, dupa yang meledak tanpa tahu maksud itu hanya berbuah kekesalan cukup memuncak, waktu menuju ritual membuatnya kalut dan berusaha menghubungi Rudha agar membantunya.
Randu harus segera melangsungkan ritual pada hari itu juga karena jika tidak menyegerakan akan membuat malapetaka kedepannya baik keluarga maupun dirinya sendiri, ia terus menerus mencoba menghubungi temannya itu tetapi malah justru mendapatkan penolakan karena juga melakukan hal yang sama.
Pikiran yang kacau itu menjadikan Randu merasakan perut kram dan bahkan membuat mulutnya tiba-tiba berbusa merah seperti darah, dalam sekejap ajian itu muncul kembali menagih makan sebuah tumbal yang harus segera diberikan.
Randu pun kebingungan akan sebuah jawaban yang akan diberikan kepada ajian itu, bagaimanapun caranya dia harus mencari dupa yang sama persis dengan yang meledak di depannya itu.