Kepergian untuk menghadiri undangan yang akan berlangsung masih satu minggu itu menjadikan Tito berusaha memberikan apa yang terbaik kepada orang dicintainya, namun keberadaan cukup sial malah tiba saja terperosok ke dalam kesunyian desa.
Ia tak begitu paham kenapa semuanya telah menimpanya, satu mobil telah tertidut dengan cukup pulas dan menjadikan dirinya sendiri mutar-mutar kembali ke awal lagi.
Sepuluh jam dari keberangkatan jam delapan pagi menjadi hari semakin gelap, seharusnya mereka sudah sampai di tempat tujuan dan menjadikan seisi mobil akan merasa lapar namum juga mendadak semua enggan bangun maupun sekadar ke toilet.
Tito cukup panik akan apa yang telah ia lakukan untuk orang dicintai malah justru menjadi rasa sakit yang tak tertandingi, Randu yang bangun lebih dulu itu melihat jika tidak ada perubahan jauh dalam perjalanan.