"Kenapa kamu mencampuri urusan orang lain? Apa kamu ingin menjadi pahlawan?" tanya pria yang saat ini masih menghunuskan pedangnya pada leher Jessie.
Jessie masih diam, belum mengeluarkan sepatah kata pun. Menarik nafas panjang, kemudian menghembuskannya secara perlahan. Mencoba menenangkan diri sendiri, karena telah terperangkap pada situasi yang sangat merepotkan tersebut.
"Apa gadis ini boleh pergi dari sini?" tanya Jessie.
Mata biru yang dimiliki oleh Tuan Putri Azaela tersebut, terus menatap pada gadis yang ada di hadapannya. Bukan hanya air mata saja, bahkan keringat dingin pun ikut menjalari tubuh mulus itu. Terlihat sangat jelas karena tubuhnya hanya dibalut oleh selembar kain yang sangat minim.
Rasanya tidak tega, melihat wajah yang dipenuhi rasa ketakutan itu berada lebih lama lagi di tempat tersebut. Apalagi, ada sedikit luka yang terlihat mengucurkan cairan berwarna merah pada leher putih milik gadis itu.