Kedua mata Pangeran Darell yang sedang terpejam di balik topeng yang dia kenakan saat ini tiba-tiba saja harus terbuka kembali. Bukan karena sebuah hukuman yang sudah selesai di lakukan, malainkan ada sebuah suara yang berteriak lantang untuk menghentikan pemberian hukuman pada Jenderal Atremus tersebut.
Sebuah suara yang sangat di kenal dan familiar pada kedua indra pendengaran Pangeran Darell. Lagsung saja Pangeran Darell pun menarahkan pandangan ke tengah alun-alun kota yang menajdi tempat Jenderal Atremus yang sedang terikat dengan kuat. Di sana sudah berdiri seorang wanita, seraya merentangkan kedua tangannya untuk melindungi jenderal Atremus dari busur panah yang sebentar lagi akan meluncur tepat menerobos jantungnya.
"Putri Azaela," lirih Pangeran Darell, dengan kedua mata yang terbelalak dengan sempurna.