"Pak Alvin? Iya itu kan mobilnya Pak Alvin. Mau ngapain dia datang ke sini lagi pagi-pagi seperti ini?" pikir Sabrina di dalam hatinya.
Kemudian Alvin turun dari dalam mobilnya dan menghampiri Sabrina.
"Ayo masuk," ucap Alvin.
"Masuk? Ke dalam mobil Bapak?"
"Ya iya. Masa masuk ke dalam rumah kamu. Kamu itu harus kerja hari ini. Jangan kebanyakan minta libur terus. Kasihan karyawan yang lainnya yang ga pernah libur."
"Iya Pak. Ini saya juga mau berangkat kerja. Bapak ga usah khawatir."
"Yaudah masuk ke dalam mobil saya. Berangkat ke restaurant bareng saya."
"Bareng Bapak? Ga usah Pak. Saya bisa berangkat sendiri."
"Udah kamu ga usah banyak bicara. Kamu masuk sekarang. Saya ga mau ya kalo kamu sampai telat datang lagi. Sekaligus sebagai pertanggungjawaban saya karena saya sudah merusak sepeda kamu kemarin."
"Ga usah Pak. Saya ga akan telat. Saya jamin."
"Udah kamu masuk aja apa susahnya sih? Ini perintah dari atasan kamu."
"Yaudah iya."
Setelah perdebatan yang cukup panjang diantara mereka berdua, kini akhirnya Sabrina masuk juga ke dalam mobil Alvin. Pagi ini Sabrina berangkat ke Restaurant bersama dengan Alvin. Pemilik Restaurant itu sendiri. Sudah pasti setibanya di sana banyak pasang mata yang akan melihat kebersamaan mereka berdua.
Dan sekarang mereka berdua sudah tiba di Restaurant.
"Tuh kan jadi banyak yang lihatin aku sama Pak Alvin kaya gini. Apalagi kalo sampai Mamahnya tahu. Bisa-bisa dia marah besar sama aku," ucap Sabrina di dalam hatinya.
"Cuma diam aja nih? Ga mau bilang makasih atau apa gitu?" tanya Alvin yang mampu menyadarkan lamunan Sabrina.
"Iya. Terima kasih banyak Pak Alvin. Saya ke dalam dulu. Permisi."
Setelah mengucapkan terima kasih kepada Alvin, Sabrina langsung masuk ke dalam Restaurant begitu saja. Dia langsung masuk ke dalam dapur. Karena Sabrina tidak ingin lebih banyak lagi pasang mata yang melihat kedatangannya bersama dengan Alvin pagi ini.
*******
Sampai siang ini pekerjaan yang dilakukan oleh Sabrina lancar. Semuanya berjalan dengan baik. Tidak ada kesalahan yang dilakukan olehnya. Jam kerja Sabrina juga sudah kembali normal. Dia tidak akan pulang lebih cepat daripada karyawan yang lainnya.
Ketika Sabrina sedang melayani orang yang datang ke Restaurant milik Alvin, tiba-tiba saja dia melihat ada seorang laki-laki yang wajahnya tidak asing baginya.
"Aku seperti pernah lihat dia. Tapi dimana ya?" pikir Sabrina di dalam hatinya
Sabrina terus mengingatnya hingga akhirnya dia teringat sesuatu. Laki-laki yang dia lihat sekarang ini adalah laki-laki yang sudah berusaha untuk mendekatinya waktu Sabrina sedang bekerja juga. Terjadi pada beberapa hari yang lalu.
"Oh iya. Dia itu kan yang pernah berusaha buat dekatin aku. Ngapain dia ke sini lagi? Jangan-jangan dia mau dekatin aku lagi," pikir Sabrina di dalam hatinya.
Kemudian setelah itu Sabrina langsung buru-buru pergi ke dapur supaya laki-laki itu tidak menggodanya lagi. Tetapi sayangnya laki-laki itu sudah terlanjur melihatnya dan memanggil Sabrina.
"Permisi, Mba, Mba," panggilnya.
Akhrinya mau tidak mau Sabrina memberhentikan langkah kakinya.
"Iya. Ada yang bisa dibantu Pak?"
"Saya mau pesan kue nya tapi di hias dengan cantik ya. Soalnya saya mau kasih kue itu ke wanita yang sangat saya sayangi."
Sabrina terdiam. Dia malu sendiri karena sudah berpikir jika laki-laki itu akan menggodanya.
"Jadi dia mau berusaha dekati wanita lain? Dasar ya laki-laki itu semuanya sama saja," pikir Sabrina di dalam hatinya.
"Mba? Kenapa malah melamun ya? Bisa ga Mba?" tanya laki-laki itu lagi.
Tiba-tiba saja Alvin datang dan dia yang menjawab pertanyaannya barusan.
"Bisa Pak. Silahkan Bapak ditunggu ya kue nya. Akan kami persiapkan," jawab Alvin.
"Nah gitu dong. Oke saya tunggu."
"Iya Pak. Ditunggu."
Laki-laki itu kemudian kembali ke tempat duduknya bersama dengan seorang wanita cantik di sana. Alvin yang mengetahui jika laki-laki itu pernah menggoda Sabrina karena waktu itu Alvin sedang ada di sana juga pun langsung menggoda Sabrina.
"Kasihan banget sih. Ternyata cowok yang kemarin berusaha dekatin kamu itu ga serius ya? Sekarang dia punya cewek lain tuh. Kamu cuma di jadikan rasa penasaran aja atau gimana nih jadinya?"
"Apa sih Pak. Saya juga ga suka sama dia."
Setelah itu Sabrina langsung pergi dengan langkah besarnya menuju ke dapur Restaurant. Sabrina merasa malu karena ulah Alvin kepadanya.
"Dasar Sabrina. Dia itu lucu juga ya kalo lagi malu. Ah, apaan sih. Kenapa gua jadi mikir gitu. Engga, engga. Gua ga boleh mikir seperti itu," ucap Alvin di dalam hatinya.
Tiba-tiba saja Mamahnya Alvin tiba di Restaurant. Kali ini Alvin lah yang terkejut dengan kedatangan Mamahnya di sana.
"Alvin. Kamu kenapa senyum-senyum kaya gitu?"
"Mamah? Mamah ngapain di sini?"
"Emangnya Mamah ga boleh ya kalo Mamah datang ke restaurant milik anak Mamah sendiri?"
"Bukannya gitu Mah. Ya boleh lah pastinya. Tapi ga biasa aja Mamah jadi sering datang ke sini sekarang."
"Mamah lagi males aja di rumah. Ga ada kegiatan yang bisa Mamah lakuin di rumah. Makanya Mamah datang ke sini."
"Yaudah kalo gitu Mamah duduk aja. Biar Alvin pesankan minuman dan makanan untuk Mamah."
"Makasih nak."
"Sama-sama Mah."
Kemudian Alvin pergi menghampiri salah satu pelayannya untuk memesankan minuman dan makanan untuk Mamahnya. Sedangkan Mamahnya Alvin pergi mencari tempat duduk yang nyaman untuknya. Sambil matanya terus mencari sesuatu di sana. Dia sedang mencari keberadaan Sabrina di sana
"Karyawan yang bernama Sabrina itu dimana ya? Jangan sampai dia dekat-dekat sama Alvin. Aku mau kasih pelajaran ke dia. Tapi nanti aja kalo Alvin sedang sibuk," pikir Mamahnya Alvin di dalam hatinya.
Sudah pasti Mamahnya Alvin kali ini tidak menemukan keberadaan Sabrina. Karena Sabrina sedang berada di dalam dapur.
******
Di dalam dapur. Ternyata Sabrina sedang membantu pekerjaan yang ada di dalam sana. Untuk saat ini Sabrina lebih memilih untuk melakukan pekerjaan di sana daripada dia harus melakukan pekerjaan di depan Restaurant. Karena Sabrina tidak ingin bertemu dengan laki-laki hidung belang yang pernah dia temui. Tiba-tiba saja Alvin datang dan menghampirinya.
"Sabrina," panggil Alvin.
"Iya Pak?"
"Coba kamu buatkan kue yang kamu buat kemarin itu ya. Soalnya di depan ada Mamah saya. Mamah saya harus coba kue buatan kamu itu. Supaya bisa di nilai juga sama dia."
"Apa? Di depan ada Bu Belinda?" tanya Sabrina dengan raut wajah yang sangat terkejut. Membuat Alvin bertanya-tanya.
"Iya. Di depan ada Mamah saya. Kenapa emangnya? Kenapa kamu terkejut seperti itu?"
-TBC-