Chereads / TRACES OF LOVE / Chapter 28 - Penyelamat Hidup

Chapter 28 - Penyelamat Hidup

"Semua ini emang salah aku. Aku yang salah. Ya Tuhan, selamatkan lah Pak Alvin. Jagalah dia. Semoga Pak Alvin bisa selamat," ucap Sabrina di dalam hatinya.

Lama kelamaan sudah tidak terlihat lagi kobaran api dari luar sana. Sepertinya api berhasil di padamkan. Tetapi tidak lama kemudian Alvin di gotong oleh beberapa orang dalam kondisi pingsan. Mamahnya yang sudah sangat mengkhawatirkannya langsung berteriak histeris melihat keadaan Alvin yang seperti itu.

"Alvin? Alvin. Kenapa Alvin?"

"Tadi Pak Alvin di dalam sepertinya kehabisan nafas, Bu. Makanya dia jatuh pingsan."

"Astaga. Kan apa Mamah bilang sayang. Yaudah kamu cepat panggil ambulance."

"Baik Bu."

Salah satu karyawan Alvin menelepon ambulance untuk membawa Alvin ke rumah sakit supaya Alvin bisa segera di periksa oleh Dokter di sana. Sabrina yang juga mengkhawatirkan keadaan Alvin ingin menghampirinya. Tetapi langsung di dorong begitu saja oleh Mamahnya Alvin.

"Pak Alvin."

"Kamu pergi. Jangan pernah kamu dekat-dekat sama anak saya lagi. Semua ini gara-gara kamu. Pergi kamu."

Sabrina terdiam. Dia terlihat sangat sedih. Karena Sabrina juga merasa sangat bersalah atas kejadian hari ini.

"Udah Sabrina kamu pergi aja dulu ya dari sini. Jangan buat keadaan semakin ricuh," sambung Amanda.

Akhirnya Sabrina pergi dari sana. Tetapi dia hanya menjauh. Dia tidak pulang ke rumahnya. Sabrina pergi menjauh sambil menangis.

Alvin dimasukkan ke dalam mobil ambulance itu. Mamahnya dan juga Amanda ikut dalam mobil ambulance itu untuk mengantarkan Alvin ke rumah sakit. Sedangkan Sabrina hanya bisa melihat kepergiannya dari kejauhan.

"Ya ampun. Pak Alvin seperti ini karena aku. Semua ini karena aku. Terus aku harus gimana sekarang? Ya Tuhan, semoga Pak Alvin ga kenapa-kenapa. Aamiin," ucap Sabrina di dalam hatinya.

Karena rasa khawatir Sabrina sangat besar terhadap Alvin, akhirnya Sabrina mengikuti mobil ambulance yang di dalamnya terdapat Alvin. Dia mengikutinya dari belakang dengan menggunakan ojek yang sedang mangkal di sana.

"Pak ojek Pak. Ikutin mobil ambulance yang di depan itu ya Pak," ucap Sabrina.

"Oh iya Neng."

Sabrina langsung naik ke atas sepeda motor milik tukang ojek itu dan memakai helm yang sudah di sediakan.

"Ayo Pak cepat. Jangan sampai kita ketinggalan sama mobil ambulance itu."

"Iya Neng. Ini juga udah cepat."

Tukang ojek itu pun langsung menancapkan gas sepeda motornya. Sebisa mungkin dia mengejar mobil ambulance yang ada di depannya.

*******

Siang ini Alvin baru saja tiba di rumah sakit. Dia sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri. Mamahnya terus menangisi kondisi Alvin saat ini.

"Alvin. Kamu sadar dong nak. Kamu jangan buat Mamah khawatir seperti ini," ucap Mamahnya yang terus menemani Alvin di sampingnya. Hingga akhirnya Alvin tiba di depan ruang UGD dan Mamahnya, begitu juga dengan Amanda dilarang untuk masuk ke dalam sana.

"Ibu, Ibu tidak boleh masuk ke dalam ya. Ibu silahkan tunggu di sini. Pasien biar Dokter saja yang menanganinya."

"Lakukan apa saja yang terbaik untuk anak saya Sus. Apapun itu."

"Pasti Bu."

Suster itu kemudian menutup pintu ruang UGD. Alvin pun langsung menerima penanganan dari Dokter dan Suster yang ada di sana. Sedangkan Mamahnya dan Amanda hanya bisa menunggu kabar dari Dokter di depan ruang UGD.

"Tante yang sabar ya. Kita percayakan semuanya sama Dokter dan Suster di sini. Pasti mereka akan melakukan yang terbaik untuk Alvin," ucap Amanda.

"Tapi Alvin tadi ga sadarkan diri. Kalo Alvin kenapa-kenapa gimana?"

"Engga. Alvin ga akan kenapa-kenapa. Kita berdo'a aja untuk kesembuhan Alvin ya Tante."

Amanda berusaha untuk menenangkan Alvin sebagai Tantenya juga. Tetapi Mamahnya Alvin tetap terus menangisi keadaan Alvin sekarang ini. Karena sebelumnya Alvin tidak pernah mengalami musibah seperti ini.

Sedangkan dari kejauhan sudah ada Sarbina yang berhasil mengikuti mobil ambulance yang di tumpangi oleh Alvin dari belakang. Tetapi Sabrina tidak berani menghampiri mereka. Karena Sabrina tahu pasti dia akan di usir dan di marahi habis-habisan oleh Mamahnya Alvin. Sebab semua kejadian ini datang dari Sabrina yang tidak hati-hati waktu di dapur tadi sehingga menyebabkan kebakaran di Restaurant milik Alvin.

"Ya ampun. Ternyata Pak Alvin masih belum sadarkan diri juga. Bahkan dia sampai di bawa ke ruang UGD. Ya Tuhan, tolong selamatkan lah Pak Alvin. Berikanlah kesembuhan untuknya," ucap Sabrina di dalam hatinya.

Ternyata Amanda menyadari kehadiran Sabrina di sana. Tetapi dia mengerti posisi Sabrina saat ini. Amanda tidak mau sampai Sabrina di marahi lagi oleh Mamahnya Alvin. Akhirnya Amanda hanya terdiam sambil memberikan isyarat kepada Sabrina jika dia harus menjauh sedikit. Supaya Mamahnya Alvin tidak mengetahui kehadirannya di sana sehingga membuat dia marah kembali dengan Sabrina. Sabrins pun mengerti isyarat yang diberikan oleh Amanda dan dia langsung sedikit menjauh dari sana.

Sabrina harus menghindari dari ruang UGD. Sabrina terduduk di koridor rumah sakit. Sekarang tidak ada yang bisa dilakukan oleh Sarbina selain hanya mendo'akan kesembuhan untuk Alvin.

Setelah beberapa lama Alvin di tangani oleh Dokter dan Suster di dalam UGD, akhirnya Dokter yang menangani Alvin keluar dari dalam ruang UGD. Mamahnya Alvin yang sudah sangat mengkhawatirkannya pun langsung menghampiri Dokter itu dan bertanya tentang kondisi Alvin saat ini.

"Dokter. Gimana keadaan anak saya sekarang Dok?"

"Pasien sudah sadarkan diri. Tidak ada luka serius di tubuhnya. Hanya saja tangan sebelah kanannya terkena api sedikit saja. Itu juga akan sembuh secepat mungkin."

"Syukurlah kalo gitu. Saya boleh jengguk anak saya kan Dok?"

"Iya. Silahkan saja. Kalo gitu saya permisi. Marih."

"Iya. Terima kasih Dok."

Mamahnya Alvin yang sudah mengkhawatirkan kondisinya saat ini langsung saja masuk ke dalam ruang UGD. Di sana ternyata memang Alvin sudah sadarkan diri. Bahkan dia tidak terlihat sedang sakit. Dia terlihat biasa-biasa saja. Hanya tangan sebelah kirinya saja yang terkena luka sedikit.

"Alvin. Ya ampun nak. Kamu ga apa-apa nak? Apa yang sakit sayang?" tanya Mamahnya yang sangat mengkhawatirkannya. Tetapi Alvin justru malah sedang melamunkan sesuatu.

"Gua sekarang di rumah sakit di ruang ini sendirian. Sabrina kemana ya? Apa dia ga kenapa-kenapa? Dia baik-baik aja kan?" pikir Alvin di dalam hatinya.

"Alvin. Kenapa kamu malah ngelamun aja kaya gitu? Ada yg sakit? Yang mana? Bilang ke Mamah nak," tanya Mamahnya kembali.

"Engga. Alvin ga kenapa-kenapa kok Mah. Mamah ga usah khawatir ya. Terus karyawan yang lainnya gimana Mah? Seminar ga kenapa-kenapa kan Mah? Semuanya baik-baik aja kan?"

Tiba-tiba saja ekspresi wajah Mamahnya Alvin baru ah setelah mendengar pernyataan dari Alvin tadi. Dia seperti tidak suka dengan pertanyaan yang diberikan oleh Alvin.

"Mamah kenapa Mah? Kok tiba-tiba Mamah wajahnya kaya gitu sih? Kaya ga suka sama pertanyaan Alvin? Emangnya ada yang salah dari pertanyaan Alvin?" tanya Alvin dengan terheran-heran. Karena Alvin merasa jika dirinya tidak salah bicara.

-TBC-