"Amanda. Maaf aku telat jemput kamu," ucap Alvin.
Amanda membalasnya dengan tatapan marah dan kecewanya. Dia memanyunkan bibirnya sambil berkata, "kamu itu kemana aja si? Lama banget tahu ga aku nunggu kamu di sini. Apalagi kata Mamah kamu, kamu lupa kalo hari ini aku pulang dari Canada. Jahat banget si kamu."
"Ya ampun, iya maaf. Tadi itu emang aku lupa karena di restaurant aku lagi banyak kerjaan. Ada acara yang booking restaurant aku. Terus pas aku ke sini, aku kejebak macet. Makanya aku lama datangnya. Maafin aku ya."
Amanda hanya terdiam. Dia masih merasa kesal dengan Alvin. Alvin mencoba untuk merayunya supaya Amanda tidak marah lagi dengannya dengan cara memeluknya.
"Sini peluk dulu. Aduh, si cantik marah. Jangan marah lagi dong. Mau makan? Makan apa?"
"Pingin makan seafood."
"Yaudah, yuk. Sini, aku bawain kopernya."
Akhirnya Alvin berhasil juga membuat Amanda supaya tidak marahagi dengannya. Sekarang Amanda sudah bisa tersenyum untuk Alvin. Setah itu mereka berdua akan mencari tempat makan seafood sesuai dengan permintaan Amanda.
*******
Malam ini Sabrina masih berada di rumah sakit untuk menemani Ibunya. Sabrina tidur di sofa yang ada di dalam ruang rawat Ibunya. Sekarang ini ruang rawat Ibunya sudah seperti kamar bagi Sabrina. Di sana terdapat banyak barang milik Sabrina. Apalagi semenjak Sabrina memutuskan untuk tetap bekerja. Sehingga semua seragam kerja dan barang yang lainnya Sabrina bawa ke rumah sakit.
Waktu sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Sabrina sangat terkejut dan langsung bangun dari tidurnya. Sabrina pagi ini telat bangun karena semalaman dia terus menjaga Ibunya.
"Astaga. Udah jam enam. Aku harus siap-siap ke restaurant sekarang. Jangan sampai aku telat. Apalagi kalo ada Pak Alvin dan Ibunya. Bisa-bisa aku dipecat. Jangan sampai," ucap Sabrina di dalam hatinya.
Sabrina langsung masuk ke dalam kamar mandi dan bersiap-siap untuk bekerja pagi ini. Kebetulan Ibunya masih tertidur pulas. Setelah beberapa menit Sabrina bersiap-siap, ketika Sabrina sudah mau berangkat kerja, Ibunya justru terbangun dari tidurnya.
"Ibu udah bangun?"
"Iya sayang. Kamu mau kerja pagi ini?"
"Iya Bu. Aku mau berangkat kerja pagi ini. Aku ga mau sampai dipecat kalo aku sering ga masuk. Sekarang aku suapin Ibu dulu ya. Ibu sarapan dulu."
"Ga usah nak. Kamu berangkat kerja aja. Nanti Ibu bisa sarapan sama Suster."
"Yang benar Ibu ga apa-apa kalo harus sarapan sama Suster?"
"Iya nak. Ibu ga kenapa-kenapa. Ibu juga udah ngerasa lebih sehat sekarang."
"Syukurlah kalo gitu. Yaudah aku berangkat kerja dulu ya Bu. Nanti kalo aku di izinin sama Pak Alvin untuk pulang cepat lagi, pasti aku pulang cepat."
"Iya sayang. Kamu hati-hati ya nak di jalan."
"Iya Bu."
Sabrina mengurungkan niatnya untuk menyuapini Ibunya pagi ini. Karena pagi ini Sabrina harus segera berangkat ke tempat kerjanya. Sebelum dia berangkat kerja, Sabrina menghampiri salah satu Suster yang ada di sana untuk merawat Ibunya.
"Suster. Saya boleh minta tolong?" tanya Sabrina.
"Iya. Ada apa ya Mba?"
"Saya mau berangkat kerja Sus, tapi Ibu saya baru bangun tidur. Saya buru-buru harus berangkat sekarang. Saya titip Ibu saya ya Sus. Dia juga belum sarapan."
"Oh baik kalo gitu saya siapkan sarapannya terlebih dahulu."
"Terima kasih banyak ya Sus."
"Iya, sama-sama."
Akhirnya Sabrina bisa berangkat ke tempat kerjanya dengan tenang. Karena salah satu Suster di sana mau merawat Ibunya dengan baik. Sabrina berangkat ke tempat kerjanya dengan menggunakan sepeda miliknya. Sepedanya sengaja dua bawa ke rumah sakit supaya dia bisa pulang pergi kerja menggunakan sepeda.
Setelah beberapa menit perjalanan dengan menggunakan sepeda miliknya, kini Sabrina sudah tiba di Restaurant tempat bekerjanya. Pagi ini ternyata tidak ada Alvin atau Ibunya di sana. Hanya ada karyawan dan juga atasannya yang mengurus Restaurant itu juga.
"Tumben Pak Alvin belum sampai di sini. Biasanya dia udah beberapa hari ini pagi-pagi kaya gini udah sampai di sini. Apa karena dia kecapean kali ya gara-gara kemarin dia harus handle acara. Sedangkan aku malah pulang. Sekarang aku harus bisa buat kue yang benar-benar enak," ucap Sabrina di dalam hatinya.
Kemudian Sabrina langsung pergi ke dapur untuk membuat kue kembali. Sabrina memang adalah orang yang pantang menyerah. Dia tidak akan pernah menyerah jika suatu hal yang dia inginkan belum bisa di dapatkan atau belum tercapai. Apalagi jika dia sudah berjanji sebelumnya. Misalnya membuat kue ini untuk Alvin.
********
Waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang. Tetapi Alvin belum juga tiba di Restaurant. Sabrina mulai mencari-cari dan memikirkan tentang Alvin.
"Pak Alvin tumben belum datang ke sini. Kenapa ya? Apa mungkin di sakit?" pikir Sabrin di dalam hatinya.
Ketika Sabrina sedang memikirkannya, kebetulan sekali Alvin tiba di Restaurant. Tetapi kali ini Alvin tidak datang sendirian. Dia datang bersama dengan salah satu seorang wanita yang bernama Amanda. Sabrina langsung bertanya-tanya siapa wanita yang ada di samping Alvin saat ini.
"Itu dia Pak Alvin. Pak Alvin datang sama siapa ya? Apa itu ceweknya Pak Alvin?" pikir Sabrina di dalam hatinya.
Alvin juga kalau ini tidak langsung masuk ke dalam Restaurant untuk mengecek keadaan Restaurant miliknya. Tetapi Alvin memilih untuk duduk di depan bersama dengan Amanda. Di sana Alvin terlihat sangat akrab. Alvin dan Amanda berbicara berdua sambil tertawa. Terlihat kedekatan diantara mereka berdua. Entah kenapa hati Sabrina minat itu semua rasanya sangat sakit. Seperti sedang di iris oleh pisau kemudian di olesi oleh jeruk nipis. Rasanya sangat pedih.
"Pak Alvin kelihatannya dekat banget sama wanita itu. Mungkin dia emang kekasihnya Pak Alvin. Kenapa aku harus merasa sedih seperti ini ya? Aku emang seharusnya ga boleh berpikiran terlalu jauh tentang Pak Alvin hanya karena dia sering tolongin aku," ucap Sabrina di dalam hatinya.
Setelah itu Sabrina hendak pergi ke dalam dapur saja daripada harus melihat kedekatan antara Alvin dan Amanda. Tetapi ketika Sabrina hendak masuk ke dalam dapur, Alvin justru memanggilnya.
"Sabrina."
"Iya Pak?"
"Tolong buatkan saya es kopi susu dua ya. Diantar juga sekalian."
"Baik Pak."
Setelah itu Alvin kembali ke tempat duduknya. Dan Sabrina langsung membuatkan dua es kopi susu sesuai dengan permintaan Alvin. Setelah dibuatkan, Sabrina juga membawakannya ke meja Alvin dan Amanda.
"Aku harus bersikap biasa aja. Aku ga boleh kelihatan gimana-gimana di depan Pak Alvin dan wanita itu. Yang tenang Sabrina, yang tenang," ucap Sabrina di dalam hatinya. Setelah itu Sabrina pun mengantarkan pesanan Alvin dan Amanda ke tempat duduk mereka berdua.
-TBC-