Chereads / TRACES OF LOVE / Chapter 16 - Pesan Untuk Alvin

Chapter 16 - Pesan Untuk Alvin

"Pak Alvin kelihatannya dekat banget sama wanita itu. Mungkin dia emang kekasihnya Pak Alvin. Kenapa aku harus merasa sedih seperti ini ya? Aku emang seharusnya ga boleh berpikiran terlalu jauh tentang Pak Alvin hanya karena dia sering tolongin aku," ucap Sabrina di dalam hatinya.

Setelah itu Sabrina hendak pergi ke dalam dapur saja daripada harus melihat kedekatan antara Alvin dan Amanda. Tetapi ketika Sabrina hendak masuk ke dalam dapur, Alvin justru memanggilnya.

"Sabrina."

"Iya Pak?"

"Tolong buatkan saya es kopi susu dua ya. Diantar juga sekalian."

"Baik Pak."

Setelah itu Alvin kembali ke tempat duduknya. Dan Sabrina langsung membuatkan dua es kopi susu sesuai dengan permintaan Alvin. Setelah dibuatkan, Sabrina juga membawakannya ke meja Alvin dan Amanda.

"Aku harus bersikap biasa aja. Aku ga boleh kelihatan gimana-gimana di depan Pak Alvin dan wanita itu. Yang tenang Sabrina, yang tenang," ucap Sabrina di dalam hatinya. Setelah itu Sabrina pun mengantarkan pesanan Alvin dan Amanda ke tempat duduk mereka berdua.

Sabrina mencoba untuk bersikap biasa saja di depan Alvin dan Amanda. Tetapi sayangnya sikapnya itu tidak bisa dibohongi begitu saja. Setibanya di dekat meja Alvin dan Amanda, tiba-tiba saja Sabrina justru menumpahkan dua gelas es kopi susu di hadapan mereka berdua. Alvin dan Amanda, bahkan semua orang yang melihat kejadian itu fokusnya langsung tertuju pada Sabrina. Untung saja di sana tidak ada Mamahnya Alvin. Jika ada, Sabrina pasti sudah dipecat olehnya.

"Ya ampun Mba. Mba bisa kerja ga sih? Kok semuanya tumpah kaya gini," ucap Amanda sambil berteriak karena terkejut dengan apa yah sudah terjadi dihadapannya.

"Ma... Maaf Mba. Saya gantikan lagi minumannya."

"Kamu itu kenapa sih? Sakit? Atau Ibu kamu sakit lagi? Kenapa kamu kerja seceroboh ini sih?" tanya Alvin.

"Engga Pak. Saya dan Ibu saya sehat-sehat aja. Saya hanya kurang hati-hati aja. Saya buatkan baru ya Pak."

"Ga usah. Saya ga mau kejadian ini terulang lagi. Siapapun yang lainnya buatkan saya es kopi susu dua ya. Dan kamu, lebih baik kamu pulang aja. Daripada harus kerja tapi ga fokus seperti ini."

"I... Iya Pak. Sekali lagi saya minta maaf."

Sabrina langsung berlarian masuk ke dalam Restaurant. Tepatnya dibagian belakang Restaurant dekat dapur. Di sana Sabrina menangis karena kesalahannya sendiri. Dia juga menangis karena sudah di marahi oleh Alvin tadi.

"Aku ga boleh nangis. Aku di marahi sama Pak Alvin itu karena kesalahan aku juga. Lebih baik emang aku pulang aja dari sini. Karena aku ga mau lihat Pak Alvin dan wanita itu dekat," ucap Sabrina di dalam hatinya.

Kemudian setelah itu Sabrina mengganti pakaiannya. Sabrina bersiap-siap untuk kembali ke rumah sakit siang ini. Tetapi sebelumnya, Sabrina pergi ke dapur untuk melihat kue yang sudah dia buat pagi ini untuk Alvin. Baginya, rasa kue yang sudah dia buat itu sudah enak. Lebih enak daripada yang kemarin dia buat. Tapi sayangnya Alvin sedang sibuk dengan wanita lain. Sehingga dia tidak bisa mencoba kue buatan Sabrina hari ini.

"Aku ngerasa kue ini udah lebih enak daripada kemarin. Sayangnya Pak Alvin ga bisa cobain ini. Jadi, lebih baik aku taruh kulkas aja. Mungkin besok Pak Alvin baru bisa cobain kue ini," ucap Sabrina di dalam hatinya.

Sabrina menaruh kuenya di dalam kulkas dengan sangat rapih. Setelah itu Sabrina segera kembali ke rumah sakit.

"Mas, ini kue nya jangan ada yang makan ya. Soalnya untuk Pak Alvin. Ini salah satu kerjaan saya," perintah Sabrina kepada orang dapur.

"Iya Mba."

Sekarang Sabrina sudah keluar dari dalam Restaurant. Di luar sana masih ada Alvin dan Amanda yang sedang duduk berdua. Tatapan Sabrina kepada Alvin sangat dalam. Seperti ada kesedihan yang sedang dia sembunyikan.

"Saya permisi pulang dulu Pak, Mba. Permisi."

"Sabrina kenapa ya? Ga biasanya dia bersikap seperti itu. Sepertinya dia lagi sedih. Tapi kenapa ya?" pikir Alvin di dalam hatinya.

"Amanda, sebentar ya. Aku mau ke dapur dulu sebentar. Aku mau cek kerjaan di sana," ucap Alvin.

"Iya."

Alvin pergi ke dapur. Sebenarnya dia pergi ke dapur bukan untuk mengecek kerjaan di sana. Tetapi dia ingin mencari tahu tentang Sabrina di dapur sana. Alvin berpikir ada sebuah petunjuk yang menjawab tentang perubahan sikap Sabrina hari ini.

Di dalam dapur semua karyawan Alvin sedang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Tetapi ketika Alvin masuk, mereka semua langsung menyapanya dengan sangat sopan dan santun.

"Selamat siang Pak Alvin."

"Siang. Dilanjut aja kerjanya."

"Baik Pak."

Alvin berkeliling-keliling di dalam dapur. Dia ingin tahu apa yang sedang terjadi pada Sabrina hari ini. Kebetulan sekali orang yang di titipkan pesan oleh Sabrina tadi melihat Alvin. Dia langsung menyampaikannya kepada Alvin.

"Siang Pak Alvin."

"Iya siang."

"Maaf Pak. Saya hanya mau memberi tahukan aja kalo tadi Sabrina sebelum pulang dia menitipkan kue ke saya. Katanya si kue itu untuk Pak Alvin. Dan kue itu adalah kerjaan dia. Karena saya takut Pak Alvin cari, makanya saya kasih tahu ke Bapak."

"Oh iya saya emang lagi cari itu. Dimana sekarang kue itu?"

"Ada di dalam kulkas Pak. Sebentar say ambilkan dulu."

"Iya."

Orang itu langsung mengambilkan kue yang dibuat oleh Sabrina. Kemudian memberikannya kepada Alvin.

"Ini Pak kuenya."

"Oh iya. Terima kasih ya. Kamu lanjut kerja aja."

"Iya Pak, sama-sama."

Orang itu kembali ke pekerjaannya. Sedangkan Alvin akan mencoba kue buatan Sabrina yang kesekian kalinya.

"Kalo di liat dari luar si udah bagus. Rasanya juga kayanya enak. Sebenarnya kemarin itu juga udah enak sih. Tapi aku iseng aja ngerjain dia," ucap Alvin di dalam hatinya.

Alvin memasukan kue itu ke dalam mulutnya. Pada gigitan pertama Alvin sudah merasakan kenikmatan dari kue yang dibuat oleh Sabrina itu.

"Enak. Kue ini rasanya enak banget. Tapi kenapa dia ga langsung bilang ke aku ya kalo dia udah buat kue lagi. Atau karena dia lihat aku sama Amanda makanya dia ga berani buat bilang ke aku? Atau jangan-jangan tadi dia sempat tumpahin es kopi susu juga karena dia lihat aku sama Amanda? Jadi Sabrina cemburu sama aku?" pikir Alvin di dalam hatinya.

Sambil memikirkan semuanya Alvin sambil tersenyum-senyum sendiri. Semua orang yang ada di dapur otomatis langsung melihat ke arah Alvin sambil bertanya-tanya. Merasa risih karena sudah dilihati seperti itu, akhirnya Alvin keluar dari dalam dapur dan kembali ke tempat duduk bersama dengan Amanda yang sudah menunggunya di sana.

-TBC-