"What?" pekik Raka keras. Kala mendengar apa yang baru saja sang kakek katakan.
"Kakek jangan bercanda. Ini beneran nggak lucu," kementar Raka sembari menggelengkan kepalanya, tak percaya dengan pemikiran sang kakek barusan.
Raka menghela napasnya panjang, dengan wajah seriusnya, ia menatap lekat pria paruh baya yang masih saja tenang di sofanya.
"Kek, apa alasan aku harus menikahinya? Dia hanya office girl di kantor. Apa kata orang nanti, kalau CEO perusahaan menikahi seorang OG? Ini nggak masuk akal. Coba kakek pikirkan lagi rencana konyol ini," protes Raka seraya menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa.
Tak habis pikir dengan permintaan sang kakek yang menurutnya sangatlah konyol.
Ini bukan dunia novel romance atau kisah cinta cinderella. Bagaimana mungkin ia menikahi perempuan gila yang tidak bisa menghormatinya sebagai seorang pemimpin.
"Apa kamu tahu alasan dia yang menjadi calonmu?" tanya Adi dengan tenang.