Tak lama Reval datang kembali setelah memesankan makanan yang diingatkan Mecca.
"Tunggu sebentar, Ca. Lagi di buatin, entar di antar ke sini," ucap Reval.
"Oghey," sahut Mecca.
"Nggak nyangka porsi makan lo banyak, ya, Ca," ucap Satya.
"Hehe, iya, kak. Lagi pengen aja, soalnya sedikit stres," sahut Mecca.
"Stres? Apa hubungannya sama makanan?" tanya Satya tak mengerti.
"Mecca kalau stres, nggak susah buat dia baik lagi. Cukup beliin makanan favorit dia, udah baikan," jawab Reval.
"Ohh. Jadi, sekarang ada nih perbedaannya dengan Ara," ucap Satya.
"Sat!" tegur Reval menatap tajam.
Mecca pun tak mengerti apa maksud ucapan Satya, ia hanya melongo, lalu beralih menatap jam tangannya.
"Loh? Udah jam 9 aja, bungkus aja makanannya kalau gitu, Reval, takutnya bunda sama papa bentar lagi pulang," ucap Mecca.
"Iya, juga, yah. Ya, udah, gue bilangin dulu. Lo sama Satya ke mobil aja duluan," sahut Reval.