Suara tangis yang ditahan agar tidak bersuara, tetapi rasanya sakit sekali. Begitulah Mecca, menumpahkan rasa sakitnya lewat air mata.
Ia sudah kembali ke rumah, setelah meninggalkan Fathur sendirian di taman. Mecca belum siap bertemu Fathur, kekesalan dan rasa sakit yang ia rasakan, membuat Mecca melihat wajah Fathur saja ia tak sudi. Bahkan untuk membagi rasa sakitnya pada pacarnya itu, ia tak mau karena percuma bagi Mecca.
"Gue gak boleh menangis, nanti keliatan lemah, Mecca!" Berucap pada dirinya sendiri di depan cermin.
Mecca menghapus jejak air matanya dan merapikan rambutnya yang berantakan. Bagian pipinya lebam dan bagian bibir bawahnya pun robek. Ia memejamkan matanya, wajahnya terlihat menyedihkan bagi Mecca dan itu semua karena ulah Falisha--kembaran Fathur, pacarnya.
"Akan ada suatu hari di mana gue akan balas semua perbuatan lo sama gue, Fal. Tapi gak sekarang, gue pun akan beri sedikit pelajaran untuk Fathur!"