Chereads / Orange And Lemon / Chapter 15 - ARENA

Chapter 15 - ARENA

"Ini sudah lewat tengah malam, kita harus segera mengembalikannya." Mikahla berlari ke arena.

"Kenapa kamu mencurinya kalau kamu kembalikan lagi?" Tanya Seavans.

"Kristal ini sangat unik jadi aku penasaran." Jawab Mikahla.

Saat pertandingan antara para pahlawan dan para semifinalis, Mikahla mencongkel suatu kristal di Arena. Kristal itu mirip dengan yang dipertandingkan saat intermeso walau ukuranya mini. Sepertinya semua penonton terlalu fokus terhadap pertandingan dan tidak terlalu memperhatikan. Sebenarnya kristal itu tersebar di seluruh arena. Terpahat di tiang – tiang, di sekitar Arena pertandingan, di lorong – lorong, disekitar bangku penonton dan bahkan di tembok luar Arena. Mikahla menyadari keanehan itu dan mencongkel salah satu dan membawanya pergi. Rasa pensarannya lebih kuat daripada apresiasinya terhadap pertandingan. Dia rela tidak menonton kelanjutan pertandingan demi meneliti kristal tersebut.

Mana Spirit babak ketiga mengumpulkan semua orang dari segala penjuru kerajaan. Khusus hari itu, diadakan jam malam bagi kota tersebut dengan dalih keamanan. Ini bukanlah pertama kali diadakan jam malam jadi para penduduk sudah terbiasa. Lagipula sekitar dua tahun lalu terjadi penyerangan terhadap kerajaan jadi para penduduk sudah memaklumi. Jam malam itu sangat menguntungkan bagi Mikahla karena dia bisa mengembalikan kristalnya diam – diam. Dia berlari diselimuti kegelapan malam agar tidak ditangkap penjaga yang berkeliling kota dan menuju ke Arena.

Aneh padahal sudah lewat jam malam tetapi Arena menyala terang. Cahaya – cahaya sihir menerangi seluruh arena. Tidak hanya itu, banyak penjaga yang berpatroli dan juga terdengar keramaian di dalam Arena. Mikahla menjadi sangat bingung. Apakah pertandingan dilanjutkan sampai tengah malam? Apa dia tidak diberitahu karena pulang duluan? Mikahla merasa tertipu. Kemudian dia mengendap – endap masuk untuk melihat di dalam Arena. Namun saat berada di lorong dia tersergap oleh para penjaga.

"Siapa kalian? Kenapa kalian berada disini?" Tanya Houdini.

"Aku sedang membuntuti wanita ini yang berusaha masuk tanpa izin." Mikahla memegang pundak Seavans.

"Hei! Jangan korbankan aku!" Sahut Seavans.

"Nona, Kamu berhak berbicara di ruang interogasi." Jawab Mikahla. "Sini! Biar aku tunjukkan ruangannya." Mikahla meneruskan perjalanannya.

"Ada apa ini?" Tanya Drona.

"Tidak ada pak! Aku sedang mengantar Nona ini ke ruangan interogasi." Mikahla mulai menjauh.

"Hei! Kamu salah jalan." Seru Houdini. "Ruang interogasi berada disebelah sana!" Houdini menunjuk ke arah yang berbeda.

"Oh iya! Maafkan aku" Mikahla mengikuti petunjuk Houdini.

Mikahla bersama Seavans berjalan melewati Houdini lalu berbelok ke suatu lorong seperti yang telah ditunjukkan. Belum lama berjalan, Venus berdiri dihadapan Mikahla dan menghentikannya. Mikahla ingin meneruskan sandiwaranya tapi tidak bisa. Ternyata Houdini dan Drona sedang mempermainkan Mikahla karena sebenarnya tidak ada yang namanya ruang interogasi. Jika ada yang datang seharusnya orang itu langsung diusir. Kini Mikahla dikepung oleh Venus, Drona dan Houdini. Menerobos tempat yang tidak seharusnya dan penipuan, Mikahla akan mendapatkan hukuman.

"Siapa sebenarnya kalian?" Tanya Venus.

"Pasangan suami – istri yang mesra." Mikahla memeluk Seavans.

"Tanpa keraguan sedikitpun, kamu sangat lihai berbohong." Ujar Venus.

"Kenapa kamu tidak percaya yang satu ini!" Mikahla tidak terima.

"Mataku bisa melihat kedalam dirimu." Venus mulai menyiapkan semacam borgol. "Lagipula dia hanya melihatmu sebagai teman." Tambahnya.

"Seavans..." Mikahla shock dengan kenyataan itu.

"Dia tidak menggunakan sihir." Ujar Seavans.

"Huh?" Venus bingung.

"Jadi begitu…" Mikahla tersenyum. "Kamu adalah Profiler!" Mikahla melemparkan bom asap.

"Houdini! Drona! Kejar mereka!" Seru Venus.

"Baik!" Houdini dan Drona berlari mengejar Mikahla.

Venus sedikit tercengang dengan ucapan Mikahla. Di dunia yang penuh sihir ini, jarang ada yang lahir tanpanya. Lebih jauh lagi tidak banyak orang yang tahu akan kemampuan sebenarnya dari Venus. Venus menghipnotis orang dengan sebuah sulap sama seperti Leo. Kemudian dia melihat kebohongan bukan dengan sihir melainkan dengan pengamatannya. 'Profiler' sebenarnya bukanlah kata yang tepat untuk menggambarkan kemampuan Venus. Tetapi yang dia lakukan adalah sama. Mengamati perilaku seseorang terhadap suatu kejadian untuk menganalisis psikologi pelaku. Kemampuan abstrak yang cukup membingungkan, maka dari itu orang – orang menyebutnya sebagai sihir walaupun tidak ada energi Mana yang terlibat. Malahan hal itu lebih dekat dengan sulap daripada sihir.

"Kenapa kita malah keluar?" Tanya Seavans.

"Huh… huh…" Mikahla berlutut dan bernafas terengah – engah.

"Kenapa? Kamu terluka?" Seavans bingung.

"Walaupun cuma sandiwara tapi aku masih shock kalau kamu hanya menganggapku sebagai teman." Ujar Mikahla.

Pikiran Mikahla sangat acak dan tidak bisa dipahami dengan logika. Bisa – bisanya dia baper oleh sandiwaranya sendiri sampai melupakan tujuannya. Karena itu dia sampai terkepung lagi oleh Venus, Houdini, dan Drona. Mereka bertiga berada adalah penjaga khusus yang berada dibawah perintah Arche. Mereka bertugas menjaga Arena agar tidak ada yang berani mendekatinya. Mereka yang mendekati harus diusir dan yang berani menerobos masuk akan dipenjara. Dengan instruksi seperti itu, Drona melemparkan jala kepada Mikahla seperti seorang nelayan.

Drona berjalan mendekati Mikahla dan Seavans yang tertangkap oleh jala. Tentu itu adalah kesalahan besar. Mikahla melemparkan balik jala itu kepada Drona. Biasanya hal itu adalah hal tidak mungkin dilakukan karena betapa rumitnya simpul jala setelah ditebar. Tapi Mikahla bukanlah ikan jadi dia bisa memahami simpul jala. Tidak tinggal diam, Houdini langsung berlari diudara dan mencoba menginjak Mikahla. Serangannya berhasil tapi tidak mengenai Mikahla. Yang berhasil diinjak adalah bongkahan kayu yang entah darimana. Venus merasa kesusahan menghadapi Mikahla jadi dia mengeluarkan pistolnya.

"Oh sial!" Mikahla langsung merentangkan jemarinya.

Sebuah bola air terbang tepat didepan telapak tangannya dan menghentikan peluru milik Venus. Tidak hanya itu bola air itu meluncur kearah Venus dan hendak menghantamnya. Venus bereaksi cepat dan dapat menghindari arah lintasan bola air itu. Liciknya, Sevans merubah lintasan bola air itu tepat saat Venus menghindar. Tanpa tahu apa yang terjadi, tiba – tiba Venus terjebak dalam penjara bola air. Kini yang tersisa hanyalah Houdini.

HINOTAMA!

Houdini menyemburkan bola api yang besar kepada Mikahla dan Seavans. Bola api milik Houdini berasal dari kartu sihir yang dia tiup. Kekuatannya tidak besar dan jangkauannya tidak jauh tapi itu tidak apa. Meski Mikahla bisa dengan mudah menghindarinya namun Houdini bisa meletuskan penjara air milik Venus. Lalu dengan kerja keras, Drona juga berhasil memotong jala yang mengikatnya.

"Kami siap untuk Ronde kedua!" Venus, Houdini, dan Drona kembali berkumpul.

"Hai…" Seavans hanya melambaikan tangannya dengan sedikit canggung.

"Dimana dia?!" Venus, Houdini, dan Drona menoleh kesana kemari.

"Disini!" Seru Mikahla.

Dengan sekejap Mikahla menarik mereka bertiga dan menanam mereka di tanah. Untungnya Mikahla menyisakan kepala mereka dipermukaan. Serangan itu membuat mereka bertiga sangat terkejut. Sudah pasti yang Mikahla lakukan adalah sihir elemen tanah. Trik – trik sulap atau semacamnya tidak bisa melakukan persiapan secepat itu. Sihir elemen air dan Tanah, Mikahla adalah salah satu dari sedikit orang yang memiliki Elemen Ganda. Dia bisa menggunakan kemampuannya dengan baik bahkan tanpa menggunakan lingkaran sihir sekalipun. Kemampuannya pasti setara dengan para pahlawan, setara dengan Io.

"Siapa sebenarnya kamu?" Tanya Venus. "Dan jangan Bohong!" Tambahnya.

"Aku Mikahla, dan dia Seavans." Jawab Mikahla.

"Bukan itu yang ingin dia tanyakan." Sahut Houdini.

"Aku hanya ingin mengembalikan ini." Mikahla mengeluarkan kristal yang dia curi.

"Jangan bohong!!" Seru Drona.

"Aku tidak bohong!!" Seru Mikahla.

"Dia tidak bohong." Venus membelanya. "Dimana kamu mengambilnya?" Tanya Venus.

"Di suatu tiang." Jawab Mikahla.

"Ada ratusan tiang disini, tiang yang mana?" Houdini bingung.

"Hehehe…" Mikahla tidak tahu. "Seavans?" Mikahla Call a Friend.

"Entahlah… aku juga lupa." Seavans tidak tahu.

"Karena itu… kalian, Tres Bestias! Aku serahkan ini pada kalian." Mikahla berjalan pergi.

Mikahla ingin lepas tanggung jawab akan kristal yang dia curi. Dia menyerahkan kristal itu dan membiarkan Tres Bestias mengurusnya.

"Apa kamu tahu benda apa yang kamu ambil itu?" Arche tiba – tiba datang.

"Aku tahu." Mikahla berhenti.

"Apa saja yang telah kamu perbuat dengannya?" Wajah Arche sangat serius.

"Kalau kamu tanya apa aku melakukannya untuk kejahatan, aku tidak melakukannya." Jawab Mikahla.

"Kami menelitinya lalu tahu kegunaannya dan kini mengembalikannya." Seavans menarik tangan Mikahla.

"Kenapa terburu – buru pergi?" Tanya Arche.

Arche memang tidak menghentikan Mikahla tetapi Gany dan Io menghalangi jalannya. Bala bantuan telah tiba! Persoalan semakin rumit, Mikahla semakin terpojok. Nasi sudah jadi bubur, perkataan 'Aku hanya ingin pulang' sudah tidak bisa diterima lagi. Sepertinya Mikahla telah mengetahui sesuatu yang tidak boleh diketahui. Suatu rahasia yang sekelas Top Secret atau rahasia negara. Arche memberi aba – aba kepada Gany dan dia langsung tanggap.

"Pukul dulu, tanya nanti!" Pikir Gany.

Sebuah pemikiran yang pendek dari Gany. Memang situasinya sedikit membingungkan dan juga Gany adalah berlian. Kemampuan apapun yang dimiliki musuh tidak akan melukainya. Selain itu dengan menghadapi Gany, musuh akan semakin kelihatan kemampuanya dan nanti bisa dicari kelemahannya. Sungguh kepercayaan diri yang luar biasa dari Gany dengan pemikiran sedangkal dan secepat itu. Tangan Gany berubah menjadi berlian dan memukul Mikahla dengan sekuat tenaga. Sayang serangan itu dihentikan oleh Seavans.

Seavans melindungi Mikahla dari pukulan Gany. Pukulan yang setara dengan Titan bisa ditahan oleh satu tangan oleh Seavans. Kini mereka semua tahu kemampuan dari Seavans. Awalnya Gany berharap bisa mencari kelemahannya tetapi tidak semudah itu. Ternyata saat Seavans menahan pukulan Gany, tangan Seavans berubah menjadi berlian. Tidak hanya itu, tangan berlian Gany berubah menjadi tangan manusia biasa.

"Menjauhlah Gany!" Io melemparkan tombak petir kepada Seavans.

Dengan tenang Seavans menepis petir Io begitu saja seperti tidak ada apa – apanya. Selain tahu rahasia negara, kemampuan Seavans sebanding dengan dua pahlawan. Gany dan Io menjadi geram dan menggalirkan energi mananya secara besar – besaran. Gany merubah badan dan tangannya menjadi berlian dan Io mengeluarkan awan hujan disertai petir dari tubuhnya. Kemudian Seavans merentangkan jemarinya kearah Io dan menariknya kembali. Sebuah gestur yang Io gunakan saat ingin menarik awan hujan ketika Intermeso. Dan benar saja, Awan hujan milik Io tertarik dan menyeliputi Seavans.

"Kupikir cukup hari ini." Seavans mulai terbang dengan bantuan awan badai.

"Hap!" Mikahla melompat dan meraih kaki Seavans. "Das Vedanya!" Mikahla melambaikan tangannya.

"Au Revoir!" Seavans menutupi dirinya dan Mikahla dengan awan mendung dan hilang begitu saja.

Semuanya hanya bisa menoleh keatas dan melihat apa yang terjadi. Semuanya terkejut dengan kemampuan Mikahla dan Seavans. Apalagi Tres Bestias yang sedang tertanam kedalam tanah dan tidak bisa melakukan apa – apa.

"Ketua Arche… jika benda itu memang penting, kenapa benda itu tersebar di arena?" Tanya Drona.

"Cara menggunakannya memang harus disebarkan." Jawab Arche. "Itu adalah inovasi terbaru profesor Bort. Seharusnya tidak ada yang bisa menganalisisnya, apalagi dalam satu sore." Arche geram.

Seketika Arche meminta untuk peningkatan personil keamanan di sekitar dan dialam Arena. Kemudian Gany, Io dan Arche berjalan bersama memeriksa setiap sudut Arena. Pertandingan Semifinal dan Final tidak boleh dikacaukan.

Matahari terbit menandakan hari baru, upacara pembukaan hari keduapun dimulai. Upacara berjalan persis seperti hari sebelumnya. Semua orang berdiri bersiap pada satu arah. Pandangan mereka tertuju pada Raja seluruh kerajaan Praha. Sang raja masuk dan berdiri di depan singgasananya. Ada sedikit perbedaan dari hari kemarin. Kali ini diatas singgasana raja ada sebuah kristal besar yang bercahaya. Kristal yang sama seperti kristal saat pertandingan pahlawan melawan semifinalis. Kristal itu sangat terang sampai-sampai hampir menutupi sang raja dengan cahayanya. Tapi bagi orang-orang itu tidaklah masalah. Karena yang ingin mereka lihat adalah pertandingan dan bukan singgasana raja.

Setelah upacara selesai mereka semua duduk dan pertandingan pun dimulai. Tidak seperti sebelumnya, Kali ini para semifinalis bertanding di sebuah panggung. Panggung yang lumayan luas tapi tentu lebih kecil dibanding hari sebelumnya. Semua peserta akan bertarung dengan arena yang sama, tidak ada lagi hutan buatan tidak ada lagi danau buatan. Hanya panggung batu untuk semuanya. Dan kali ini siapapun yang keluar panggung akan dinyatakan kalah.

Hanya tersisa 3 pertandingan untuk hari ini dan pertandingan pertama adalah Lapis melawan Raigeki. Dua peserta yang sama-sama menggunakan pedang. Dua orang yang sama-sama mengandalkan kecepatan. Wasit membunyikan lonceng, pertandingan pun dimulai.

"Espada Ropera keluarlah." Lapis mengeluarkan pedang cahayanya.

"Turunlah! Raigeki memanggilmu." Kilat menyambar di sebelah Raigeki dan menurunkan pedangnya dari langit.

Dengan sekejap mata mereka langsung berlari menerjang dan menebaskan pedang mereka. Bagi penonton yang jarang melihat pertarungan, mereka tidak akan bisa mengikuti jalannya pertarungan. Lapis dan Raigeki bergerak dengan sangat cepat sehingga akan terlihat seakan mereka berdua hanya berlarian kesana kemari. Walaupun begitu para penonton sadar kalau mereka tidaklah berlarian tanpa sebab.

Pedang Lapis memang terbuat dari cahaya. Namun karena memadat dengan sihir, jadi pedang Lapis juga memiliki sedikit unsur besi padanya. Raigeki menggunakan kesempatan itu dengan baik. Setiap kali pedangnya berbenturan dengan pedang Lapis, Raigeki langsung menyalurkan listrik kepada Lapis. Memang hal itu terjadi dengan cepat jadi aliran listrik itu tidak dirasakan oleh Lapis. Namun seiring waktu tangan Lapis mulai banyak menerima aliran listrik.

Tiba-tiba Raigeki mengerahkan seluruh kekuatannya pada satu tebasan. Lapis mencoba menangkisnya namun gagal. Tangan Lapis sudah mati rasa dan tidak lagi mampu menggenggam dengan kuat. Pedang Lapis terlepas dari tangannya dan Lapispun terkena tebasan pedang Raigeki. Tangan Lapis tidak lagi merespon dengan baik. Lapis langsung berlari dan menjaga jarak dari Raigeki. Namun jarak bukanlah masalah bagi Raigeki. Memang Lapis dan Raigeki bergerak dengan kecepatan yang sama tapi Raigeki memiliki sedikit keunggulan. Raigeki berlari dan melompat untuk menebas Lapis. Dan saat Lapis melompat untuk menghindarinya, Raigeki langsung mengeluarkan kilat dari pedangnya.

Crash-crash-crash. Terdengar suara petir dari pedang Raigeki. Raigeki menembakkan kilat kearah Lapis sebanyak tiga kali. Untungnya Lapis masih cukup cepat untuk menghindari kilat yang menyambar itu. Sebenarnya dia tidak bergerak lebih cepat dari petir. Tapi Lapis tahu gerak-gerik Raigeki dan berhasil menghindarinya.

"Ganyyy…." Gumam Lapis dalam hati.

Lapis masih menjaga tantangan Gany sampai saat ini. Tantangannya adalah agar Lapis hanya menggunakan pedang dan kecepatannya saja. Dia tidak bisa menggunakan sihir jarak jauh seperti panah cahaya dan pilar cahaya. Namun sekarang keadaannya sangat merepotkan baginya. Musuhnya bisa bergerak secepat dia dan memiliki serangan jarak jauh. Lapis tergoda untuk melanggar tantangan dari Gany. Tapi jika dia melanggar tantangan dan menggunakan panah cahaya, itu sama saja dia kalah melawan Gany. Dan jika dia tidak menggunakan panah cahaya maka dia kalah melawan Raigeki. Semua pilihan sama-sama membuatnya kalah.

"Apa yang kupikirkan? aku tidak akan melanggar tantangan dari Gany." Pikir Lapis. "Melanggar tantangan adalah kekalahan yang pasti. Tapi melawan Raigeki dengan pedang adalah kekalahan yang belum pasti" Lapis jadi termotivasi lagi.

Seketika itu Mata Lapis yang biru keungguan itu mulai bercahaya. Dan dari tangannya Espada Ropera kembali muncul. Lapis kembali berlari menerjang Raigeki. Raigeki yang melihatnya mencoba menembakkan kilat kepada Lapis. Lapis berhasil membaca gerak – gerik Raigeki dan menghindari setiap sambaran kilat itu. Kemudian mereka kembali menebaskan pedang satu sama lain. Suara dentingan pedang mereka terdengar keras dan jelas sekali. Lalu saat melihat kesempatan, Lapis langsung mengekuarkan satu pedang lagi dari tangan kirinya. Dia langsung menusuk bahu Raigeki.

"Dia punya dua pedang?!" Raigeki terkejut dengan pedang kedua Lapis.

"Berhasil!" Lapis cukup senang.

"Sayang sekali kamu ceroboh." Ujar Raigeki.

Raigeki langsung menyalurkan listrik melalui pedang yang tertancap di bahunya. Aliran listrik yang sangat besar menerpa Lapis. Sistem syaraf Lapis terganggu dan membuatnya pingsan seketika. Jatuhnya Lapis adalah pertanda berakhirnya pertandingan. Raigeki berhasil menang dan lolos ke babak final. Kemudian bukannya lanjut ke pertandingan berikutnya, Tiba -tiba kristal yang berada di datas singgasana raja pecah.

"Selamat datang! Di Arenaku!" Sambut Gany yang duduk di singgasana raja.

Lingkaran sihir besar memancar dari tanah Arena sampai ke tempat penonton, sampai ke luar di area sekitarnya. Lalu muncul kubah berlian raksasa yang menutupi seluruh tempat itu. Semua kejadian itu terjadi dengan cepat, orang – orang yang berada di Arena tidak bisa memahaminya.

"Apa maksud semua ini?" semua orang menanyakan hal yang sama.

Ternyata setelah Lapis dinyatakan kalah, ada seseorang yang mencoba membunuh Raja. Diam – diam dia mendekati singgasana dan menikam raja. Memang dia berhasil menusuk raja namun bukannya mati, malahan kristal raja yang hancur. Cahaya terang yang dipancarkan kristal itupun menghilang dan perlahan tapi pasti semua sorakan penonton menghilang. Satu per satu penonton hilang seperti kabut dan berubah menjadi sebuah kertas. Para peserta yang masih berada di lapangan pun menghilang.

"Jadi kamu 'wali kelas' yang menyerang Calisto?" Gany memperhatikan orang itu.

"Friday… jika kamu bertanya namaku." Jawab Friday dengan tersenyum.

Orang itu pun melompat dari singgasana raja dan turun ke panggung arena. Orang – orang yang menjadi bawahannya pun ikut turun atas perintahnya. Untuk meredakan kebingungan, Gany berbaik hati untuk menjelaskan. Tidak pernah ada hari kedua, semuanya hanyalah ilusi dari kristal yang berada diatas singgasana raja. Kristal yang Gany hancurkan saat Intermeso membuat semua orang terhipnotis. Semua orang telah diberi hipnotis agar tidur awal di malam hari.

Perbedaan dari penonton biasa dan orang – orang jahat adalah apa yang mereka lakukan saat malam. Penonton biasa akan menuruti perintah dari raja untuk tidur lebih awal dan mengikuti jam malam. Sementara itu para penjahat akan bersiap – siap dan tidak tidur begitu saja. Mungkin ada yang tidur tetapi mereka akan dibangunkan kawan mereka yang tidak tidur.

Bukan hanya menghipnotis para penonton, tetapi tiket yang diberikan pada penonton juga bukanlah kertas biasa. Tiket masuk itu bisa menyerap mana dari pemiliknya. Kemudian setelah pemiliknya tertidur, tiket itu akan berubah menjadi cloning dari pemiliknya. Tiket – tiket itu sudah di program agar tetap datang saat hari kedua dan mati saat kristal diatas singgasana hancur. Semua rencana berbelit – belit itu hanya memiliki satu tujuan. Agar para penjahat lengah dan terperangkap dalam kubah berlian milik Gany.

"Shikimogami? Hipnotis? Sihir Ilusi? Aku tidak terlalu paham tetapi semua itu terbukti berhasil menjebak kalian." Ujar Gany. "Hanya kalian! Para penyelundup yang tidak punya tiket yang datang dengan tubuh asli kalian." Tambahnya.

"Perhatian!! Jika ingin menyerah sebaiknya ikuti aku!" Arche berteriak di samping Gany.

Selain jalan yang ditunjukkan oleh Arche, tidak ada lagi jalan untuk keselamatan. Arena sudah di tutup oleh kubah berlian seperti makanan yang ditutup oleh tudung saji. Selain menyerah hanya ada pembantaian yang akan dilakukan Gany dan Io.

"Lalu bagaimana dengan pertandingan barusan?" Tanya Friday.

"Sudahlah, Kamu dan pasukanmu itu bisa banyak bertanya saat dipenjara. Ayo menyerahlah." Gany mencoba berdamai dengan Pria itu.

"Tidak akan! Kami pendeta Shubnean tidak akan menyerah!" Seru Friday.

Gany sedikit terkejut ketika Friday menyebut Shubnean. Seingat Gany Shubnean adalah cerita dongeng yang di tampilkan saat Training Camp. Gany mencoba memikirkan latar belakang Friday. Shubnean, Sohaya, Isolde dan Simon. Kenapa orang – orang menjadi pendeta Shubnean? Mereka mengajarkan doktrin – doktrin cara hidup Shubnean? Doktrin seperti apa yang diajarkan Shubnean? Balas dendam kepada Praha?

"Bec de Corbin, datanglah!" Ujar Gany.

Bec de Corbin, senjata Gany jatuh dari langit bersamaan dengan tombak tali merah yang melilitnya. Senjata itu bisa masuk menembus kubah berlian milik Gany karena Gany mengizinkannya. Kemudian karena perang sudah akan dimulai, Arche keluar bersama dengan penonton – penonton yang datang dengan tubuh aslinya (Penonton yang sejak awal menyelundup dan masuk tanpa tiket). Sepertinya pendeta Shubnean tidak ingin mengunakan sandera sehingga mereka membiarkan penonton biasa keluar begitu saja.

"Apa kamu yakin? Akan menghadapi kami sendirian?" Tanya Ftiday.

"Sepertinya ada kesalah pahaman disini. Kalianlah yang sedang dalam masalah, bukan aku." Jawab Gany. "3 orang dan beberapa Cloning, kalian butuh lebih dari itu." Tambahnya.

"Kamu hebat bisa membedakan Thursday dan Wednesday dengan Cloningku." Friday mengebaskan jubahnya.

MAXX C!

Beberapa orang dari mereka berubah menjadi Gagak seketika Friday melakukannya. Burung – Burung itu terbang menuju Gany dan mulai mematukinya. Sungguh percobaan yang sia – sia karena Gany sekeras berlian tubuhnya. Gany mengayun – ayunkan senjatanya untuk mengusir burung – burung itu tetapi mereka dapat dengan mudah menghidarinya. Gany tidak punya waktu untuk bermain – main, dia langsung melompat ke tempat Friday berada.

Belum sempat mendarat, Gany disambut oleh teman Friday. Gany dihantam oleh Thursday. Tidak disangka ada orang yang memiliki elemen petir sama seperti Raigeki. Elemen seperti itu cukup langka tetapi tidak selangka Elemen cahaya seperti milik Lapis. Dari tanah, Thursday menyelimuti dirinya dengan aura petir dan menyambar Gany yang masih berada diudara. Bukan kilat yang menyerang Gany melainkan dirinya sendiri. Dia melompat dengan kecepatan yang luar biasa dan memukul Gany sekuat tenaga.

Tubuh yang diselimuti Aura seperti itu merupakan sihir tingkat tinggi yang tidak semua orang bisa melakukannya. Sepaham Gany, yang bisa melakukannya hanya dia sendiri, Io dan Panglima Jenderal Europa. Jubah api milik Temujin hanyalah versi sederhana dari sihir seperti itu. Dan juga Temujin itu bisa melakukannya kemungkinan besar karena keturunan. Bisa dibilang, Para Pendeta Shubnean itu bukan orang biasa.

Sihir elemen tingkat tinggi itu susah dipelajari dan itu sudah merupakan pengetahuan umum. Maka dari itu dalam pelatihan militer atau dalam pembelajaran sekolah, pembelajaran sihir elemen hanya dianggap sebagai tingkat dasar. Perlu mempelajari sihir jenis lain untuk bisa jadi kompeten dalam bidangnya. Sihir Conjurtation, seperti Gameciel dan August yang memanggil mahluk elemental. Sihir Alchemy seperti yang Gany gunakan untuk membuat Kalung Choker untuk Lapis. Sihir Penyembuhan dan masih banyak jenis sihir lainnya yang bahkan belum bisa dikategorikan.

Salah satu contoh sihir yang tidak bisa dikategorikan adalah sihir yang bernama Bodycount. Sihir itu memperkuat pukulan seseorang setiap kali orang itu berhasil memukul tergetnya. Itu sihir perkuatan? Sub jenis dari penyembuhan? Tapi kenapa harus memukul dulu baru tambah kuat? Gany kebingungan saat Thursday menggunakan sihir seperti itu. Dengan kecepatannya yang luar biasa dan sihir seperti itu, Gany benar – benar merasa tertantang. Setelah memukul jatuh Gany dari udara, pukulan Thursday semakin kuat dan semakin brutal.

"Masih belum!" Wednesday merapalkan sihirnya.

BLOODLUST!!

Tampak petir yang menyelimuti Thursday semakin menyala – nyala, ototnya bertambah besar dan tubuhnya tergambar semacam garis – garis sihir yang aneh. Tidak berhenti disitu, Friday kembali mengerahkan Gagak – Gagaknya untuk menyerang Gany dari belakang. Karena Gany berada di tanah, Gagak – Gagak itu berubah menjadi manusia dan berlari untuk menyerang Gany dengan pedang – pedang mereka.

Bala bantuan telah tiba! Io menyambar semua manusia burung itu sekaligus dengan petirnya. Friday tidak tinggal diam, dia merubah jubahnya menjadi sepasang sayap dan mengepakkannya sekuat tenaga. Beberapa bulu bertebaran karenanya dan setiap bulu itu berubah menjadi gagak. Friday dan gagak – gagaknya terbang ke arah Io. Tidak seperti saat melawan Gany, Gagak – gagak milik Friday berubah menjadi manusia bersayap ketika hendak menyerang Io. Dan juga masing – masing mereka semua mempersenjatai diri mereka dengan pedang. Sepertinya mereka semua menggunakan semacam sihir elemen angin ketika terbang dan mengeluarkan senjata.

Perlu diingat, Io terbang berkat angin dari awan badainya. Kemanapun Io terbang, dia selalu dikelilingi oleh awan gelap. Maka dari itu Io sedikit bingung kenapa mereka mau menyerang Io dengan cara seperti itu. Io dapat dengan mudah meraih petir dari awan disekitarnya dan meleparkannya kepada mereka. Sembari menyerang, Io juga menjaga jaraknya dengan pasukan gagak tersebut. Kemudian dibalik awan gelap, muncul pedang yang terayun ke arah Io. Io yang lengah tertebas lehernya oleh Friday.

Sayap hitam milik Friday membuatnya tidak terlihat di dalam awan yang gelap. Friday memanfaatkan itu untuk menyelinap di belakang Io. Sepertinya Friday adalah assasin dari kelompok pendeta Shubnean. Dia sangat paham akan seni pembunuhan. Dialah yang sebelumnya berani beraksi untuk menusuk raja di depan umum, walaupun hal itu gagal karena rencana milik Arche. Sekarang dia bisa memanfaatkan keadaan dan berhasil menebas leher Io dengan pedangnya. Walaupun hal itu gagal membunuh Io.

Gorget, adalah istilah yang dikenal untuk sebuah armor besi yang melindungi leher. Gorget bentuknya bermacam – macam dan yang digunakan oleh Io adalah salah satu yang paling unik. Gorget milik Io adalah kalung choker berwarna hitam. Kalung itu memiliki pola unik yang cukup modis namun tetap kuat untuk dibawa ke medan pertempuran. Kalung itu terbuat dari Carbon Fiber yang berasal dari darah Gany. Benar, kalung itu adalah kalung yang sejenis dengan yang Gany berikan kepada Lapis. Jadi Gany tidak hanya memberi kalung kepada Lapis melainkan juga kepada Io untuk melindungi mereka berdua. (Apakah Gany mendua? 😱)

Pedang yang Friday ayunkan dengan kuat itu tidak dapat melukai Io. Bahkan Io hanya melirik dan tidak terkena efeknya sama sekali. Sungguh kuat Gorget milik Gany itu dan sungguh kuat juga leher Io. Dari permukaan tanah Wednesday merapalkan mantra untuk membantu Friday. Wednesday sudah merapalkan mantranya cukup lama semenjak Io datang. Dalam pertempuran ini, Gany disibukkan dengan Thursday dan Io disibukkan dengan Friday. Jadi Wednesday cukup senggang untuk merapalkan mantera yang panjang.

BING CHILING!!

Sebuah mantra sihir untuk membuat badai es. Awan mendung yang menyertai Io kini berubah menjadi awan dari hujan salju. Pusaran udara yang menerbangkan Io membuat butir – butir salju berputar mengelilinginya. Io menjadi kedinginan karenanya dan terbang kesana kemari untuk menghindari salju itu. Tetapi salju itu mengikuti Io kemanapun Io pergi. Disisi lain Gany saling mengadu pukulannya dengan Thursday. Pukulan Thursday semakin kuat seiring dia memukul dan sampai pada satu saat dimana Gany tidak bisa menyainginya lagi. Gany terpukul perutnya dan terpental jauh kebelakang.

"57… kamu orang ketiga yang berhasil bertahan diatas 50." Ujar Thursday.

Sementara itu Arche pergi ke suatu markas militer bersama dengan para penonton tanpa tiket dan Tres Bestias. Penonton – penonton itu kebingunan dengan suasana kota yang tiba – tiba sepi dan juga sedikit gugup karena tidak tahu akan dibawa kemana. Apalagi dua pahlawan yaitu Gany dan Io sepertinya sedang melawan semacam kelompok teroris jadi hati mereka dag – dig – dug.

"Tuan Arche! Kami tidak bersalah! Kami hanya menyelundup dan tidak tahu apa – apa mengenai serangan itu." Ujar salah satu penonton tanpa tiket.

"Kami yang menentukan kalian bersalah atau tidak." Jawab Arche. "Menurutlah dan kami akan mendengar penjelasanmu." Tambahnya.

"Ketua, apa tidak apa – apa meninggalkan Gany dan Io disana?" Tanya Drona.

"Apa kami tidak perlu membantu?" Tanya Houdini.

"Dalam pertempuran, kita tidak ada apa – apanya dibanding mereka. Kita hanya akan membebani mereka." Jawab Arche.

"Kupikir ketua benar, sepertinya Gany lebih baik dalam menyusun strategi bertempur dibanding ketua." Venus percaya kepada Gany. "Lagipula ada Io disana sebagai bantuan untuk Gany." Tambahnya.

"Jadi kita benar – benar tidak diperlukan ya disana." Houdini menyadari kelemahannya.

"Lagi pula, kita berempat punya tugas yang harus dilakukan." Ujar Arche. "Mikahla… Aku pasti akan menangkapmu!" Arche sangat berambisi.

Kepercayaan adalah satu hal yang baik. Apalagi kepercayaan yang ditempatkan kepada orang yang tepat. Kepercayaan itu akan membuahkan kenyamanan di hati. Percaya terhadap Gany dan Io dalam urusan bertempur adalah hal yang benar. Walaupun musuh menjadi semakin kuat, tetapi pertempuran belumlah selesai. Gany kembali bangkit dan berlari ke arah Thursday. Thursday juga menerjang kearahnya dan hendak memukulnya. Namun sebelum Thursday bisa menggapainya, Gany langsung melemparkan sebuah kartu sihir kepada Thursday. Kartu sihir itu adalah Item yang sejenis dengan yang August gunakan ketika babak kedua.

MYSTICAL SPACE TYPHOON!

Sebuah Tornado tiba – tiba muncul dari permukaan tanah dan menjunjung tinggi sampai ke atap kubah berlian milik Gany. Tornado itu bukanlah dari angin yang berputar melainkan dari Air yang tiba – tiba muncul entah darimana. Tornado itu melahap semua yang ada disana. Aneh, tornado air itu seharusnya punya tenaga yang cukup besar mengingat yang berputar kencang itu adalah air (Lebih berat dari angin). Memang Semua orang disana merasa terseret arus tetapi tidak seberapa kuat dan masih bisa ditahan. Thursday menganggap MST (Mystical Space Typhoon) hanyalah sebuah serangan putus asa. Tetapi dia salah, dia saja yang tidak paham apa maksud dari MST itu.

Garis – Garis sihir yang tergambar di tubuh Thursday tersapu oleh MST. Bloodlust yang digunakan Wednesday jadi hilang bersamaan dengan meredanya Tornado Air itu. Tidak hanya itu, Lingkaran sihir yang memancar di tombak milik Wednesday juga hilang karena MST. Kini Thursday jadi melemah dan Bing Chilling yang mendinginkan Io juga hilang. Gany dan Io kembali setara dengan Thursday dan Friday. Pertarungan dilanjutkan ke babak kedua.

Thursday menjadi marah ketika mengetahui Bloodlustnya hilang. Padahal dia masih punya BodyCount dengan kekuatan pukulan sebsesar 57 kali tetapi dia masih merasa kurang. Sungguh rakus dirinya itu. Dia kembali menyerang Gany dengan membabi buta tetapi Gany kini mampu menyainginya. Tidak hanya itu, kemarahan Thursday membuat serangannya menjadi ceroboh dan memiliki banyak celah. Ketika dia memukul Gany, Gany bisa menghindarinya. Gany juga berhasil melilitkan tombak tali merah ke lutut Thursday dan menariknya. Thursday jadi kehilangan keseimbangan dan terjatuh kebelakang. Seketika itu Gany langsung menginjak – injaknya sekuat tenaga.

Thursday kesal dan menyambarkan kilat ke langit. Gany yang masih belum puas menginjak terpaksa mundur dulu. Thursday lompat dari tidurnya dan bangkit. Namun belum sempat melakukan apa – apa, Gany sudah bersiap menyerangnya. Seketika Thursday berdiri, Gany langsung berteriak dan mengepalkan pukulannya.

"Magical Punch!!" Seru Gany dengan keras.

Thursday refleks mengangkat tangannya untuk menahan pukulan tersebut. Sungguh naif Thursday itu. Alih – alih memukul, Gany langsung menendang bola emas yang berada diantara kaki Thursday dengan sekuat tenaga. Thursday yang sama sekali tidak siap akan 'Magical Punch' itu merasa sangat kesakitan. Setelah tertendang, Thursday menutupi bola emasnya agar tidak diserang lagi. Tapi Gany tidak memberi kesempatan sekecil apapun. Gany langsung berpindah ke belakang Thursday, memeluknya, mengangkatnya, dan melakukan Suplex. Otak Thursday overload karena merespon rasa sakit dari segala arah. Thursday langsung pingsan di tempat.

Satu gugur, Gany langsung mengalihkan fokusnya kepada Wednesday. Dari tanah keluar beberapa lingkaran sihir dan dari situ semua keluarlah beberapa pilar batu. Kemudian Gany memukul pilar – pilar itu dan mematahkannya sedikit demi sedikit. Setiap patahan terbang melayang kearah Wednesday. Tentu Wednesday tidak tinggal diam dan bertahan dari serangan jarak jauh itu. Dia mengangkat tombaknya dan merapalkan sesuatu. Sepertinya Tombak yang digunakan Wednesday adalah suatu artefak sihir khusus. Tombak itu ikut menyala ketika Wednesday merapalkan mantra. Lingkaran sihir besar melayang didepan Wednesday dan menutupi dirinya seakan menjadi perisai.

Wednesday tidak hanya merapalkan satu mantera. Terbukti dari adanya lingkaran sihir yang berada dibawah Gany. Normalnya suatu sihir yang mengeluarkan lingkaran sihir akan batal efeknya jika lingkaran itu dihancurkan. (Itulah kenapa Gany dan Io sangat menakutkan karena tidak perlu lingkaran sihir saat berubah jadi berlian ataupun mengeluarkan awan badai). Sekarang Gany bereaksi terhadap lingkaran sihir yang dibawahnya itu dan memukul – mukulnya berharap sihir itu akan batal. Tetapi lingkaran sihir itu malah meledak dengan ledakan yang sangat dahsyat. Kobaran api juga menyala – nyala, melahap semua yang ada di dalamnya.

Bec de Corbin Gany berputar – putar di udara akibat ledakan itu. Tombak tali merah juga tampak melambai – lambai dari dalam api. Bec de Corbin melayang cukup jauh dari sumber ledakan dan jatuh ke dekat Wednesday. Aneh, tombak tali merah yang terikat padanya memanjang sampai ke dalam kobaran api. Tidak hanya itu tombak tali merah juga menegang seakan ada yang menariknya. Wednesday menjadi sedikit waspada dan memperhatikan kobaran api itu. Kobaran api mereda dan tampak Gany menarik tombak tali merah. Tombak tali merah bisa memanjang dan memendek sesuai keinginan pemiliknya. Kini tombak tali merah memendek dari Bec de Corbin dan menarik Gany.

Gany meluncur dengan cepat kearah Wednesday. Walaupun ada perisai yang melindunginya tetapi dengan kecepatan dan kekuatan Gany sekarang, Perisai itu hancur berkeping – keping. Wednesday terpojok! dia berusaha merapalkan sihir untuk melawan tetapi Gany langsung menampar mulutnya. Bukan hanya tamparan biasa, Gany juga menempelkan Kartu sihir lewat tamparan itu.

Effect Veiler!

Tiba – tiba muncul suatu syal bercahaya yang melilit mulut Wednesday. Syal itu mencegah Wednesday merapalkan sihir apapun. Wednesday mencoba membuka syal itu tetapi Gany tidak membiarkannya. Gany menendang Wednesday dengan sekuat tenaga sampai dia melesat keudara. Berkat tendangan itu, penerbangan Wednesday sangat cepat dan akurat. Wednesday menabrak Friday yang berada diudara. Mereka berdua terhempas sampai menatap Kubah berlian milik Gany dengan sangat keras dan jatuh kebawah. Sebagai penutup, Io membuat Kilat untuk menerpa mereka berdua yang telah terjatuh.

Pertempuran selesai! Ketiga pendeta di seret oleh Gany dan dikumpulkan di satu tempat. Gany mencoba mengikat mereka satu persatu namun terjadi hal yang tidak terduga.

"Iblis Fyodor!" Friday mengucapkan sesuatu sebelum Gany bisa mengikatnya.

Tiba-tiba Friday mengigit lidahnya sendiri. Walau tertutup, Gany tahu kalau dia menggigit lidahnya karena keluar darah dari mulutnya. Sungguh bodoh Friday itu, dia menjerit dengan sangat keras setelah mengigit lidahnya sendiri. Seharusnya dia sudah tahu kalau tergigit itu sakit, tapi dia tetap melakukannya. Gany hanya melihatnya karena bunuh diri adalah pilihannya. Gany tidak bisa menyelamatkan orang yang tidak ingin diselamatkan.

Entah kenapa darah itu tidak mengalir ke tanah dan hanya menyelimuti tubuhnya. Tubuhnya yang tertutupi darah itu perlahan menghitam. Setelah itu dia langsung bangkit lagi. Alangkah terkejutnya Gany akibat kebangkitan Friday. Awalnya Gany berpikir kalau rahangnya terbuka sangat lebar akibat menjerit tetapi Gany salah. Mulutnya jadi besar dan matanya menjadi putih. Tubuhnya pun menjadi sehitam dan sekabur bayangan. Sekarang dia menjadi Shallow.

"Sial!!" Gany langsung menarik tangan Io dan melemparkannya sekuat tenaga.

Gany mengeluarkan Io dari arena. Musuh menjadi semakin berbahaya, Pertempuran belumlah berakhir.