Chereads / Orange And Lemon / Chapter 17 - Bite at night, Sleep at day

Chapter 17 - Bite at night, Sleep at day

 Gany berangkat sangat pagi untuk menikmati suasana yang damai di sekolah. Dia langsung menuju ke ruangan klub Deduksi yang berada di lantai tiga bangunan klub. Dari ketinggian itu dia bisa melihat pemandangan sekolah dengan lebih jelas. Dia juga bisa murid – murid mulai berdatangan ke sekolah. Kemudian Drona datang menyapa dan duduk disebelah Gany. Bersama mereka menikmati ketenangan di pagi hari.

 

"Oh iya… Gany, kenapa kamu tidak ingin Lapis menjadi pahlawan?" Tanya Drona.

"Kenapa tiba – tiba bertanya seperti itu?" Gany sedikit terkejut.

"Aku dengar dari ketua Arche kalau kamu tidak ingin Lapis masuk kedalam politik kerajaan. Apa itu benar? Politik apa yang tidak kamu inginkan?" Tanya Drona.

"hhmm… sepertinya aku perlu memberi contoh. Sudahkah kamu paham tentang sistem kebangsawanan di kerajaan ini?" Tanya Gany.

"Ketua Arche memberiku penjelasan yang sederhana. Beberapa rumah membuat Desa atau Distrik, beberapa Desa membuat County, beberapa County membuat Rayon, Setara dengan Rayon ada Kota, Beberapa Rayon atau Kota membuat Provinsi, beberapa Provinsi membuat kerajaan. Pemimpin dari tingkatan paling bawah yaitu kepala keluarga, Baron, Viscount, Jarl atau Marquess, Duke dan akhirnya Raja." Jawab Drona.

 

 Gany membenarkan jawaban Drona itu. Lalu Gany menjelaskan bahwa pada mulanya seluruh hukum atau aturan dibuat oleh raja dengan dibantu para menteri kemudian seluruh bangsawan regional, Instrumen kerajaan, dan seluruh kerajaan menaatinya. Lalu karena rakyat yang menjalankan hukum jadi mereka ingin punya andil dalam membuat hukum. Para bangsawan tingkat atas yaitu Duke, Marquess dan Jarl tidak terlalu suka dengan ide itu. Mereka pikir rakyat ingin melangkahi raja. Namun karena khawatir terjadi revolusi dan pemberontakan maka Raja membuat Senat dan House of Wisdom.

 

 Senat adalah perwakilan rakyat yang dapat membuat hukum setara dengan hukum yang dibuat raja. Namun sebelum Senat membuat Hukum, mereka harus mengajukannya kepada House of Wisdom. House of Wisdom sendiri terdiri dari Supreme Court, Duke, Perdana Menteri dan pihak – pihak yang terdampak oleh hukum yang akan diajukan. Setelah disetujui oleh House of Wisdom, Hukum ditandatangani oleh Raja. Tentu raja bisa menolak (Veto) seluruh hukum dari House of Wisdom dan Senat tapi hal itu akan membuat kekecewaan di hati Rakyat jika alsannya tidak jelas.

 

 Sekarang peran kebangsawanan ahli muncul. Kebangsawanan Ahli adalah gelar kebangsawanan yang diberikan kepada orang yang memiliki kontribusi besar pada kerajaan. Dalam pengembangan ilmu disebut Professor seperti kakak Lapis. Dalam keamanan disebut Knight dan jika bisa mengatasi krisis besar, diberikan gelar pahlawan seperti Gany. Kebangsawanan ahli akan sering muncul kedalam House of Wisdom sebagai "Pihak – pihak yang terdampak oleh hukum yang diajukan". Daripada melakukan Veto dari hasil putusan Senat dan House of Wisdom, Raja lebih memilih memasukkan pengaruhnya kedalam House of Wisdom.

 

 "Kehadirannya menandakan kemenangan." Adalah sebuah sajak lama yang terkenal di kerajaan Praha. Sajak itu menunjuk pada sosok pahlawan kerajaan. Oleh karena itu, mendapat dukungan dari banyak pahlawan akan membuat pengaruh Raja semakin baik. Lapis yang menjadi pahlawan akan menjadi perantara raja untuk memberikan pengaruhnya di House of Wisdom.

 

"Apa raja adalah orang yang haus kekuasaan Gany?" Tanya Drona.

"Tidak juga, masih berdirinya Senat adalah bukti bahwa kekuasaan bisa di lawan dengan cara yang legal. Tapi…." Gany sedikit bingung bagaimana menjelaskannya.

"Tapi??" Drona menantikan penjelasan Gany.

"Senat itu menyebalkan! Ketua Arche bahkan berkata kalau Senat adalah orang – orang yang bekhayal dan menjelaskan apa yang akan mereka lakukan jika mendapatkan kekuasaan." Gany cukup membara dalam penjelasanya.

"Sepertinya kalian sangat tidak suka dengan mereka." Drona sedikit terkejut.

"Raja, Menteri, Bangsawan dan Instrumen kerajaan bekerja siang malam tanpa henti untuk menjalankan kerajaan. Tapi Senat hanya perlu bekerja paruh waktu dan sering melakukan reses. Lalu datang – datang ingin membuat hukum baru." Jelas Gany.

"Hhhmmm…. Sepertinya aku mulai mengerti." Jawab Drona. "Kalian bekerja dan tiba – tiba ada orang yang bilang pekerjaan kalian salah lalu berdebat. Kemudian setelah selesai berdebat kalian bekerja lagi dan mereka mencari bahan perdebatan lain." Tambahnya. 

"Benar, kami bekerja siang malam lalu tiba – tiba mereka menyerang saat malam dan pergi saat siang." Jawab Gany.

 

 Pagi yang tenang terganggu dengan kelakuan Senat. Drona hanya mengangguk dengan penjelasan Gany yang berapi – api itu. Kemudian Drona melihat Lapis yang berbicara dengan teman – teman Badan Eksekutif – nya. Entah apa yang mereka bicarakan namun Lapis tiba – tiba mengangkat satu kaki dan merentangkan tangannya. Tidak hanya itu salah satu temannya memberi hormat padanya dan yang lain bertepuk – tangan. Dunia Lapis bukanlah dunia politik dan Gany ingin melindungi itu.

 

"Entah apapun itu." Gumam Drona yang bingung dengan kelakuan Lapis.

"Huhh…" Gany menghela nafas panjang.

"Oh iya, bukannya kamu akan melakukan Studi Lapangan? Apa kamu sudah bersiap – siap?" Drona ingin mengalihkan pembicaraan.

"Entahlah, memang harus bersiap – siap apa?" Tanya Gany.

"Tidak ada hal khusus. Buku pelajaran, Buku catatan, dan lain – lain. Kalian cuma berpindah tempat belajar sembari mempraktekkannya." Jawab Drona.

"Seperti Diklat Klub dan Diklat Akbar?" Tanya Gany.

"Tapi lebih teratur dan kalian tidak perlu berkemah." Drona menambahkan ucapan Gany.

 

 Bel sekolah berbunyi, semua murid masuk ke dalam kelas masing – masing. Mikahla yang sekarang menjadi wali dari kelas Gany datang membawa sepucuk surat. Surat itu berisi penjelasan tentang Studi Lapangan yang akan mereka laksanakan beberapa hari lagi. Mereka akan pergi ke Rayon sebelah yang bernama Shakuntala. Sebuah rayon yang dipenuhi oleh dataran tinggi dan hutan yang rimbun. Ada sebuah desa disana yang butuh akan sistem irigasi dan transportasi yang lebih baik sehingga Sekolah mencoba menerapkan ilmunya ke Desa tersebut. Studi Lapangan itu diikuti oleh beberapa guru dan penjaga dari kota.

 

"Wooww… Kalian baru masuk sekolah tapi sudah di kirim untuk meningkatkan kualitas kerajaan… Kalian punya sistem pembelajaran yang baik." Mikahla terkagum dengan apa yang dia baca.

"Tapi kami masih belum banyak belajar sihir, kenapa kami sudah di kirim menjalani pekerjaan lapangan?" Tanya Bethony.

"Aku dengar sekolah kalian hancur tempo hari sehingga aktivitas belajar kalian terganggu. Apa itu benar?" Mikahla ingin memastikan.

"Benar." Semua murid mengangguk.

"Aku dengar dewan guru memutuskan merangkap studi sekolah kalian ke dalam studi lapangan karena di akhir semester kalian juga akan melakukannya. Selain itu di akhir Studi kali ini kalian langsung melaksanakan ujian di sana." Jawab Mikahla.

"Ujian…" Suasana kelas mendadak murung.

 

 Sebagai guru yang baik, Mikahla mencoba menghibur murid – muridnya. Dia menjelaskan bahwa dia bisa membuat hal yang terdengar mustahil terjadi. Dia bisa membuat kejadian yang memiliki peluang sebesar 0,0000000931% terjadi. Setelah dijelaskan presentase tersebut, para murid mulai ragu kepada Mikahla karena mengada – ada. Semua murid paham bahwa peluang itu sangatlah kecil. Para murid mulai terheran bagaimana caranya Mikahla membuat kejadian seperti itu terjadi.

 

 Mikahla mengatakan bahwa dia perlu sekitar 1 miliyar orang (1.073.741.824 orang untuk lebih tepatnya) untuk saling bertanding gunting batu kertas. Jika kalah maka dieliminasi dan jika menang akan lanjut ke babak berikutnya untuk bertanding lagi. Perlu sekitar 30 babak tapi pasti ada seseorang yang bakal menang terus – menerus. Para murid merasa sedikit lega dengan penjelasan itu. Saat mendengar 0,0000000931% mereka jadi ragu tapi setelah dijelaskan ternyata cukup sederhana. Butuh usaha besar tapi pasti bisa.

 

"Terkadang Hal yang terdengar mustahil ternyata cukup sederhana ketika dilaksanakan." Jelas Mikahla.

"Baik pak guru." Murid – murid memahami dorongan moral dari Mikahla.

 

 Hari keberangkatan telah tiba! Para murid tahun pertama berangkat menuju Shakuntala untuk menjalani Studi Lapangan. Mereka naik kereta kuda melewati pegunungan dan dataran tinggi. Perjalanan itu sendiri perlu sekitar 3 hari 2 malam dan pihak sekolah sudah mempersiapkan semuanya. Kereta kuda murid laki – laki dipisah dengan dengan murid perempuan karena barang bawaan perempuan sangat merepotkan untuk dibawa.

 

 Sebenarnya jika seseorang menaiki kuda sendirian, perjalanan bisa memakan waktu sehari semalam. Namun karena mereka bergerak secara bersama seperti sebuah karavan, perjalanan jadi memakan waktu lebih lama. Untungnya cuaca sangat cerah ketika berangkat sehingga perjalanan menjadi sangat lancar. Tidak ada halangan yang signifikan sepanjang perjalanan. Semoga ungkapan "Tenang sebelum badai" tidaklah terjadi.

 

 Setelah cukup lama berjalan, Kereta kuda yang ditunggangi Gany mencapai pegunungan dengan jalan sempit yang cukup curam. Langit sangat gelap dengan petir disertai hujan lebat. Kereta kuda mulai menurunkan kecepatannya untuk berjalan lebih hati – hati. Namun perubahan kecepatan seperti itu membuat para murid cemas. Di dalam ruangan sempit dan gelap membuat para murid tidak tahan. Mereka mencoba bergerak dan melihat keadaan sekitar.

 

 Terjadi pergerakan yang cukup hebat di dalam kereta karena para murid bergerak secara bersamaan. Kusir mencoba menenangkan para murid namun hal itu membuat para kuda tidak terkendali. Jalan yang sempit membuat semuanya lebih buruk, sang kusir mencoba melakukan tikungan tajam untuk menghindari jurang disebelah mereka. Namun hukum ketiga Newton berkata lain, gerakan secara tiba – tiba itu membuat seorang murid jadi terlempar keluar. Tanpa basa – basi Gany langsung melompat untuk menangkapnya.

 

"Aaahh!!!" Chow mulai bangkit.

"Tenang Chow… kita aman untuk sekarang." Sahut Gany.

"Apa yang terjadi?" Tanya Chow.

"Kita terjatuh ke jurang lalu hanyut oleh sungai." Jawab Gany.

"Jurang? Oh iya! Studi Lapangan!" Chow mulai sadar dengan apa yang terjadi.

 

 Chow melihat ke sekitar dan hanya tersedia api unggun dan kegelapan disekitarnya. Mereka berdua berada di dalam rumah buatan milik Gany yang terbuat dari sihir batu. Rumah itu melindungi mereka dari hujan badai yang menerpa daerah sekitar mereka. Rumah batu milik Gany cukup kompleks karena disertai dengan cerobong asap dan jendela. Terdapat payung di ujung cerobong asap dan terdapat atap panjang di sekitar jendela. Kedua sistem tersebut membuat lubang bukaan tidak dimasuki oleh air hujan.

 

"Sudah malam, lebih baik kita istirahat dan menunggu pagi untuk bergerak." Ujar Gany.

"Baik." Chow menurut.

 

 Gany cukup kelelahan menyelamatkan Chow yang terjatuh dari kereta. Awalnya dia bisa meraih Chow namun dia harus melemparkannya keatas untuk menghindarkannya dari hantaman. Gany banyak menghancurkan batuan dan vegetasi di tepi jurang untuk membuat jatuh bebas yang aman. Kemudian mereka terjatuh ke sungai yang sangat deras arusnya mengingat curah hujan yang tinggi saat itu. Mungkin Gany bisa berenang menghadapi arus namun Chow terseret begitu saja. Dengan pandangan yang tidak jelas, Gany cukup kesusahan mencari Chow di dalam air sungai yang keruh itu. Seakan kesusahan belum berakhir, Ada air terjun di hadapan mereka berdua dan mereka jatuh bebas lagi.

 

 Walaupun kejadian tersebut tidak berlangsung terlalu lama, tapi hal itu mampu membuat Gany kelelahan. Bagaimana tidak? Jika Gany terlalu lama mencari atau menyelamatkan Chow, ada kemungkinan Chow tidak lagi bisa ditemukan atau diselamatkan. Stress berat menduduki puncak tertinggi dari prioritas Gany dan menikmati setiap detiknya. Akhirnya setelah Chow bisa terselamatkan Gany langsung membuat rumah batu dan malam itu dia beistirahat dengan lelap.

 

 Terlalu lelap mungkin, Gany tidak sadar ada yang aneh disekitarnya. Chow yang kesusahan tidur melirik ke Gany dan melihat seseorang sedang berada diatasnya. Chow mencoba bergerak namun tidak bisa karena ternyata ada orang lain yang menginjak badannya. Chow refleks ingin berteriak namun orang itu langsung membungkam mulutnya. Mulut yang tersumpal dengan kaki tidak bisa berkata apa – apa namun mata yang melihat pemandangan indah mengatakan segalanya.

 

"Perempuan? Mereka menyelinap kesini? Mereka bukan datang untuk menjemput kami? Apa yang mereka inginkan?" Ujar Chow dalam hati.

"Bagaimana Dina? Haruskah kita bunuh di tempat?" Tanya perempuan yang menginjak Chow.

"Jangan gegabah Rina! kita bawa dulu ke kakak." Dina melemparkan tali.

 

 Chow tidak bisa melawan karena lehernya telah ditodongkan oleh pedang. Dia dan Gany diikat dan di gendong ke sebuah gua. Disana mereka bertemu dengan si kakak yaitu Belkaya. Belkaya terkejut Dina dan Rina membawa dua orang laki – laki masuk ke dalam markas dan menanyakan apa yang mereka lakukan. Dina dan Rina berkata kalau Chow dan Gany adalah orang misterius dan kemungkinan besar adalah pembunuh dari Sophia.

 

"Laki – laki yang tampak ketakutan dan laki – laki dengan kaki buntung, bagaimana mereka bisa membunuh Sophia?" Belkaya bingung dengan kelakuan Dina dan Rina.

"Tapi mereka bisa membuat rumah batu di tengah badai." Ucap Rina.

"Benar! Aku melihatnya! Mereka adalah penyihir!" Sahut Dina.

"Apa itu benar?" Belkaya mulai berdiri dan mendekati Chow.

"Atas Hukum dari Raja, kami punya hak untuk diam sembari menunggu pengadilan." Sahut Gany.

"Gany! Kau bangun!" Chow senang dengan kebangkitan Gany.

"Raja apa? Kamu sedang ada di pengadilan sekarang! Aku adalah hakim disini." Jawab Belkaya.

 

 Kerajaan Praha menguasai seluruh kepulauan jadi Gany tidaklah mungkin berada di luar wilayah kerajaan. Dari perkataan Belkaya, Gany sadar bahwa dia berada di tempat yang sangat terpencil dan jauh dari peradaban. Atau setidaknya masyarakat disini sangat mengisolasi diri. Kemudian tidak adanya pengetahuan akan sihir membuat masalah ini menjadi lebih rumit. Gany tidak bisa begitu saja melawan mereka dengan kekuatannya. Gany adalah pahlawan jadi tindak kekerasan bukanlah hal yang patut dilakukan dalam posisinya. Terlebih lagi ada kasus pembunuhan jadi posisi Gany dan Chow sebagai pendatang sangatlah dicurigai.

 

"Raja Solemn, kamu tidak tahu Raja Solemn?" Tanya Chow.

"Tidak ada Raja yang merajai disini. Hanya Tetua yang menguasai Volgograd ini." Jawab Rina.

"Kami menyerah, kami meminta ampun, kami tidak tahu apa kesalahan kami." Pengalaman bersama wanita membuat Gany tabah mengakui kesalahan tanpa tahu apa yang terjadi.

"Jangan pura – pura bodoh!" Rina menarik kerah baju Gany. "Kamu yang membunuh Sophia kan?" Tambahnya.

"Tidak, kami tidak membunuh Sophia. Kami hanya orang yang terhanyut ke sungai dan tidak sengaja sampai ke tempat ini." Jawab Gany.

 

 Gany memiliki cukup pengalaman mengenai pengadilan dan interogasi. Dia mencoba bersikap bodoh untuk memancing emosi Rina. Dengan begitu tanpa sengaja Rina akan menceritakan segala yang sedang terjadi di Volgograd. Dua hari yang lalu Sophia ditemukan mati di dalam kamarnya dengan bekas cakaran di dadanya. Tidak hanya itu Jantungnya lenyap seakan dimakan binatang buas atau yang akan di sebut "Beast". Namun tidak ada binatang seperti itu di Volgograd. Sehingga para tetua menyimpulkan bahwa pembunuhan itu disebabkan oleh penyihir yang berubah menjadi Beast. Semenjak hari itu semua orang menjadi panik dan takut jika si penyihir bakal menyerang lagi.

 

"Sungguh kami tidak tahu apa – apa mengenai Sophia." Ujar Gany.

"Jika benar itu terjadi maka kalian berdualah yang seharusnya dicurigai! Kalian menyelinap dalam tidur kami dan menodongkan pedang begitu saja!" Chow mencoba melawan.

"Apa katamu!! Beraninya kalian menuduh kami!" Rina dan Dina memukul Chow dan Gany.

"Hentikan kalian semua!" Ujar Belkaya.

 

 Selama percekcok an itu terjadi Belkaya hanya diam dan mendengarkan. Gany yang selama ini memperhatikan sekitar tak habis pikir dengan kelakuan Belkaya. Belkaya tidak mudah terpancing, dia tidak mengatakan hal yang tidak perlu dan dia benar – benar memperhatikan segala gerak – gerik dan perkataan Gany. Belkaya memiliki mata yang bagus, pengelihatannya menembus segala tipu muslihat dari Gany. Sepertinya dia tahu kalau Gany dan Chow adalah penyihir tapi dia diam saja. Apa sebenarnya yang dia rencanakan?

 

"Kalian akan tetap disini sampai aku pulang dari desa." Ujar Belkaya. "Dina, Rina, Jaga baik – baik mereka berdua!" Tambahnya.

"Kita tidak menyerahkan mereka ke tetua?" Tanya Dina.

"Kita akan butuh bantuan mereka untuk menemukan pembunuh Sophia." Jawab Belkaya. "Kamu akan membantu kami kan? Gany yang terhanyut oleh sungai." Belkaya tersenyum manis kepada Gany.

 

 Master dalam mempermainkan mental lawan. Gany merasa dia sedang berhadapan dengan ketua Arche. Rina mencoba untuk membuli mereka namun Dina menghentikannya. Mereka berdua diperintahkan untuk menjaga dengan baik – baik dan pembulian bukanlah hal yang baik. Dina dan Rina begitu percaya dengan Belkaya sampai – sampai menuruti perintahnya begitu saja. Kemudian karena bosan, mereka berdua mencoba keluar. Namun sebelum keluar mereka memasukkan Gany dan Chow kedalam sebuah ruangan dan mengunci mereka.

 

 Akhirnya situasi menjadi sedikit lebih tenang. Chow meminta penjelasan kenapa Gany berlagak begitu aneh ketika berada dalam sidang. Gany pun menceritakan segala tipu muslihatnya kepada Chow. Dia juga menceritakan bagaimana Belkaya bisa melihat semua itu. Belkaya tahu kemampuan Gany dan ingin membantunya dalam menyelesaikan masalah Sophia. Chow memahami rencana Gany dan bersedia mengikutinya.

 

"Kenapa kita tidak kabur saja sekarang?" Tanya Chow.

"Kita tidak tahu daerah sini dan tidak tahu jalan pulang. Jadi lebih baik membantu dan mendapatkan arah pulang." Jawab Gany.

"Tapi kita tidak tahu apa – apa mengenai kasus Sophia. Bagaimana kita akan menyelesaikannya?" Tanya Chow.

"Sepertinya Belkaya pulang ke desa untuk mengumpulkan informasi. Kita tunggu saja." Jawab Gany.

 

 Benar kata Gany, Belkaya sedang mengumpulkan informasi mendetail mengenai Sophia. Namun sesampainya Belkaya ke Desa, dia dimarahi oleh beberapa penduduk. Mereka semua khawatir akan keadaan Belkaya, Dina dan Rina. Apalagi semalam Nadia ditemukan terbunuh dengan keadaan yang sama seperti Sophia. Belkaya sangat terkejut dengan kenyataan tersebut. Dia langsung bergegas ke rumah Nadia dan melihat keadaan diasana.

 

 Kejadiannya semalam, Nadia tidur dengan jendela tertutup lalu penyihir Beast membobol jendela dan memakan jantungnya. Sepertinya Nadia terbunuh dengan cepat saat tertidur karena tidak ada tanda – tanda perlawanan dari Nadia. Beast yang bisa menembus tulang dan meraih jantung, binatang itu pasti sangatlah kuat. Tidak ada tanda – tanda bahwa Binatang itu merusak hal lain selain Nadia. Binatang itu pasti sangat pintar, karena dia hanya fokus pada tujuannya dan mengerti keadaan sekitar.

 

 Sekarang masalahnya adalah kenapa ingin memakan jantung? Apa motivasinya? Kenapa tidak hewan saja? kenapa tiba – tiba ingin memakan manusia? Kenapa hanya satu orang setiap malam? Kenapa harus malam? Ada apa dengan Sophia dan Nadia? Korban dipilih secara acak? Semua pertanyaan itu berada di pikiran Belkaya. Dia akan berusaha menjawabnya satu per satu. Oleh karena itu dia akan pergi ke Gany. Atau menambah pertanyaan lain.

 

"Apa persamaan dari kedua korban itu?" Tanya Gany.

"Tentu saja sama – sama kalian bunuh!" Rina tidak punya ketenangan sama sekali.

"SAMA – SAMA PEREMPUAN." Belkaya mencoba merevisi jawaban Rina.

"Maksudku… Apa mereka bersaudara? Bagaimana dengan umur mereka? Mereka melakukan sesuatu yang mengundang si pembunuh?" Tanya Gany.

"Mereka tidak bersaudara, umur mereka 18 dan 19." Jawab Belkaya "Apa maksudmu mengundang?" tambahnya.

"Aku bayangkan seperti induk hewan yang marah karena telurnya diambil. Apa mereka berdua membawa sesuatu?" Gany mencoba meberi penjelasan.

"Sepertinya tidak ada, si Beast hanya fokus ke jantung korban dan pergi. Apa menurutmu mereka menyembunyikan sesuatu di jantung mereka? Atau ada hal yang membuat jantung mereka spesial?" Tanya Belkaya.

"Sepahamku hanya jenis darah yang bisa membedakan jantung seseorang." Jawab Gany. 

"Aku tahu istilah 'Berhati Emas' tapi itu digunakan untuk manusia yang berperilaku mulia." Sahut Chow.

"Baiklah kita sebut saja korban adalah orang 'Berhati Emas' kita akan mencari Hati Emas yang lain untuk mencegah korban lain." Jawab Belkaya.

"Apa mereka sudah menikah?" Tanya Chow.

 

 Mereka semua terdiam mendengar pertanyaan Chow. Mereka tidak berpikir soal pernikahan ketika ada kematian.

 

"Maksudku apa mereka tidur sendirian atau dengan suami mereka?" Chow merasa tidak nyaman dengan tatapan mereka.

"Mereka masih belum menikah, mereka tidur sendiri." Jawab Belkaya.

 

 Mendengar kalimat 'Tidur sendiri' Gany menjadi terpikir sebuah ide. Apa yang akan terjadi kalau satu desa tidur bersama – sama di sebuah Aula besar? Dengan begitu tidak ada yang tidur sendiri dan jika ada pembunuhan semuanya akan tahu. Sungguh ide yang menarik dari Gany. Ide seperti itu tidak pernah diajukan oleh orang – orang yang ada di novel misteri. Belkaya cukup puas dengan ide itu dan meminta Rina dan Dina untuk keluar membeli makanan. Gany dan Chow belum makan jadi itu adalah hadiah untuk mereka berdua. 

 

 Rina dan Dina berangkat sementara Belkaya kembali meneruskan diskusi tentang Tidur Bersama itu. Belkaya berkonsultasi bagaimana cara meyakinkan para Tetua dan seluruh warga untuk tidur bersama. Karena kalau Belkaya mengatakan begitu saja kepada orang – orang, maka mereka akan menanggap Belkaya adalah anak kecil yang takut tidur sendiri dan ingin ditemani orang tuanya.

 

 Chow menambahkan kalau mungkin hanya setiap rumah saja yang tidur bersama. Itu lebih praktikal tapi Belkaya berpikir hal itu lebih tidak efektif daripada di Aula. Jika hanya di rumah maka serangan tetap tidak terhindarkan dan tidak ada yang tahu siapa yang menyerang. Sedangkan jika di Aula maka jejak semua orang bisa terdeteksi.

 

 Berbicara soal dideteksi, Gany terpikirkan oleh sesuatu. Bagaimana jika setiap orang diberi semacam segel untuk menandai ketidakbersalahannya. Ide Gany adalah mulut semua orang harus di tutup oleh semacam lakban dan mereka harus berpuasa sampai pagi hari. Kalau ada yang berubah jadi Beast dan memakan jantung maka lakbannya akan rusak dan kelihatan siapa yang semalam berubah. Pembicaraan ini semakin mengarah kepada solusi yang lebih baik. Segel lakban sebaiknya di pasang oleh para penjaga dan setelah itu penjaga tidur di barak mereka dan barak mereka di kunci oleh tetua. 

 

"Jika ada yang harus disalahkan maka Tetua adalah orangnya." Ujar Belkaya.

"Aku tidak berkata sejauh itu." Sahut Gany.

"Akan ku coba mengajukan proposal ini kepada Tetua dan seluruh orang." Belkaya bangkit dari duduknya.

"Ini makanan kalian!" Rina melemparkan beberapa roti dan air.

"Jangan berbuat aneh – aneh." Dina mulai mengunci pintu ruangan.

"Apa kamu mampu meyakinkan semua orang?" Gany sedikit khawatir.

"Cucu dari tetua punya suara." Belkaya mengungkap kedudukannya.

 

 Sungguh cucu tetua punya suara dan Suaranya sangat terdengar oleh semua warga. Semuanya sesuai dengan rencana, semua orang diminta berpuasa dan diberi segel pada mulutnya. Mereka semua diminta tidur dan tidak keluar sampai pagi hari. Jika ada yang melanggar akan dianggap sebagai penyihir Beast dan dibunuh. Jika ada yang segelnya rusak akan dianggap sebagai penyihir Beast dan dibunuh. Protokol darurat ini akan diterapkan sampai batas waktu yang belum diketahui.

 

 Demi memenuhi protokol ini, Belkaya, Dina, dan Rina tidur di rumah masing – masing dan Gany ditinggalkan di gua. Sepertiga malam terakhir Belkaya terbangun dan tidak bisa tertidur lagi. Dia sadar kalau rencananya tidak mencegah pembunuhan namun untuk menangkap pembunuhnya. Dia merasa tidak enak untuk tidur lagi sementar ada orang yang mungkin sedang terbunuh saat ini. Kemudian dia pergi ke sebuah ruang baca di rumahnya. Dia ingat kalau Tetua berkata kalau semua ini adalah perbuatan penyihir yang berubah menjadi Beast. Namun darimana dia tahu itu?

 

 Ternyata ada sebuah buku yang menyebutkan hal yang serupa. Awalnya Belkaya bingung dengan buku tersebut. Apa itu adalah buku seperti novel? Atau catatan dari seseorang? Atau buku seperti ensiklopedia? Keasliannya sedikit diragukan tetapi Belkaya tetap membacanya. Dikatakan dalam buku itu bahwa penyihir Beast adalah manusia yang bisa berubah menjadi semacam serigala. Badan manusia namun kepala serigala, kaki serigala, ekor serigala, dan kuku tangannya tajam seperti cakar serigala. Penyihir Beast adalah orang – orang yang terkutuk.

 

 Tanpa sadar matahari mulai terbit dan semua orang bergegas pergi ke aula untuk memeriksa keadaan segel mulut. Belkaya memimpin pemeriksaan dan semua orang menurutinya. Tidak diduga banyak sekali yang berada dalam keadaan rapih dan tanpa kerusakan yang berarti. Dia membuka segel dan membiarkan orang – orang itu memulai hari mereka. Namun Belkaya mulai menyadari ada keluarga yang tidak datang.

 

"Rina!" Belkaya langsung berlari ke rumah Rina.

 

 Belkaya mencoba berpikir positif karena Dina dan Rina suka tidur kesiangan. Mungkin saja mereka sekeluarga hari ini kesiangan jadi tidak bisa mengikuti pemeriksaan. Belkaya mengetuk pintu rumah si kembar itu dengan keras. Suara ketukan itu membangunkan Si kembar dari tidur mereka. Mereka yang berada di lantai dua melihat ke jendela dan menyapa Belkaya. Dina langsung lompat dari jendela sementara Rina menggunakan jalan keluar yang lebih normal. 

 

 Dina yang lupa akan protokol keselamatan membuka segel yang ada di mulutnya begitu saja. Namun karena Belkaya ada disana sebagai saksi maka dia tidak dihukum. Lalu terdengar suara benda jatuh dari dalam rumah. Dina mengeluarkan kunci rumah dan membuka pintu. Ternyata nenek Dina terbunuh dengan lubang yang menembus dadanya. Rina terkejut dan berteriak dengan keras namun suaranya terhalang oleh segel yang ada di mulutnya.

 

 Belkaya langsung memeriksa ruangan sementara Dina memeluk Rina. Belkaya mencoba mencari petunjuk keberadaan Beast yang menyebabkan semua ini. Dan sama seperti korban – korban sebelumnya, hanya ada pembobolan di jendela. Masuk serang dan kabur. Sementara itu Rina membuka segel yang ada di mulutnya dan menyadari sesuatu. Yang berkata kalau Beast itu memakan jantung adalah Gany. Dari mana dia tahu kalau Beast makan jantung? Pasti karena dialah yang melakukan itu. Segera Rina mengambil senjata dan berlari ke tempat Gany.

 

 Gany mendengar suara kunci pintu yang terbuka. Dia berdiri dan menyapa Rina yang baru datang. Gany langsung keluar dan ingin mendengarkan bagaimana perkembangannya. Namun sesaat setelah Gany keluar ruangan, Rina menikam Gany dari belakang. Chow sangat terkejut melihat kejadian itu. Tidak ada kesempatan bernafas sama sekali, Rina langsung menendang Gany dan membuatnya tersungkut. Tidak hanya itu Rina mengambil tombak yang ada dia sembunyikan kemudian masuk ke ruangan Chow dan menutupnya. 

 

 Mata Rina yang memerah membuat Chow menjadi ragu. Rina benar – benar marah sehingga tega menikam Gany dan Chow merasakan itu. Namun Chow tidak punya waktu untuk berbicara karena Gany sedang terluka. Chow tidak lagi menahan diri dan memanggil senjatanya. Sebuah lingkaran sihir muncul dari permukaan tanah dan melayang keudara. Sembari lingkaran itu bergerak, sebuah Halberd dengan elemen air muncul. Melihat kejadian itu Rina semakin yakin bahwa Chow dan Gany bersalah. Mereka berdua adalah penyihir.

 

 Rina begitu lincah memainkan tombaknya, dia sama sekali tidak ragu dihadapan senjata yang lebih superior dari senjatanya. Chow berlatih teknik menggunakan senjata namun semua itu masih kurang dihadapan kekuatan murni dan pengalaman. Rina biasa berburu dan kini Chow adalah buruannya. Chow hanya bisa menangkis serangan Rina dan ketika dia mengayun untuk menyerang, Rina bisa menghindar dengan mudah. Menusuk, Mengayun, Mendorong, semua balsan Chow tidak kena sama sekali. Namun sisi positifnya Rina juga tidak bisa melukai Chow.

 

 Chow menghindar dan mencoba menjaga jarak. Dia ingin berhenti sejenak dan menyusun rencana untuk mengalahkan Rina. Namun Rina sama sekali tidak memberi ruang untuk Chow melakukannya. Akhirnya Chow mengeluarkan sihir lain untuk menyerang Rina. Sebuah bola air besar melesat menuju Rina. Rina tidak lagi terkejut dengan sihir milik Chow dan menghindarinya. Rina berpikir kalau Chow hanya sedang melempar batu dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. 

 

 Pemikiran yang sedikit keliru dari Rina untuk beranggapan seperti itu. Bola air adalah sihir, Chow tidak perlu mengayunkan tangannya untuk melemparnya. Chow hanya perlu merentangan jemarinya dan mengarahkannya pada sasarannya. Lingkaran sihir muncul dan menembaki Rina secara beruntun. Saat Rina menghindar, saat itu jarak antara mereka semakin besar. Semakin besar jaraknya maka Chow akan semakin leluasa untuk menggunakan sihirnya. Dia tidak peduli dengan kapasitas mananya yang sedikit dan hampir habis. Dia ingin mengakhiri ini dengan cepat. Akhirnya Rina kewelahan dan mulai terkena serangan bola air. Sekali dua kali tiga kali dua puluh kali bola air mengenai Rina. Setiap bola memberi momentum yang signifikan sehingga mampu menjatuhkan Rina.

 

 Setelah pertarungan selesai, Gany membuka pintu bersama denga Belka dan Dina. Mereka melihat Chow yang menggunakan lingkaran sihir dan memegang Senjata elemen air. Sepertinya memang sudah tidak terelakkan Gany yang sedikit kesakitan berdiri di samping Chow. Dina yang juga marah ingin menyerang mereka berdua. Sayang sekali Gany bisa menghindarinya dan memberinya pukulan di perut. Dina begitu kesakitan sehingga tidak sanggup berdiri. Chow baru ingat Gany adalah pahlawan yang mampu menghajar dua ekor Titan. Kemampuan Gany sangat jauh dengannya. Walau begitu Gany tetap menyerah dan bersama dengan Chow menyerahkan diri di persidangan Desa.

 

 Tentu saja Gany berkata bahwa dirinya dan Chow tidaklah bersalah. Namun Rina dan Dina menuduh Gany adalah si Beast karena Gany lah yang berkata kalau Beast memakan jantung dan Gany lah yang memberi solusi menyegel mulut. Apalagi Chow sudah ketahuan sebagai penyihir jadi kecurigaan mereka semakin kuat. Chow sangat takut dan gelisah dengan keadaan itu. Dia jengkel dan bingung kenapa Gany mau berbelit – belit berdebat dengan mereka semua. Padahal Gany dan dirinya bisa saja kabur dengan sangat mudah. Kini keadaan semakin rumit dan nyawanya sedang terancam.

 

"Kami sama sekali tidak pernah memasuki Desa dan semua yang terjadi hanya kudengar dari Belkaya, Dina dan Rina." Seru Gany.

 

 Perkataan seperi itu dengan mudah ditepis oleh para masyarakat Desa. "Kami tidak percaya penyihir!" Atau "Kami percaya pada Belkaya!" Adalah senjata mereka. Sungguh sulit menghadapi keadaan seperti itu. Dari banyaknya orang yang Gany kenal, dia sangat berharap Arche ada di sini untuk menghadapi mereka semua. "Absolute Logic" sesuatu yang bisa mematahkan semua argumen dengan logika. Seseorang yang paling dekat dengan itu hanyalah Arche. Seandainya Gany tahu logika apa yang bisa digunakan untuk melawan semua orang di desa ini.

 

 Informasinya terlalu sedikit, Gany mulai mempertanyakan segalanya. Darimana mereka tahu kalau itu adalah penyihir yang berubah jadi binatang buas atau Beast? Kenapa menyerang saat malam dan diam saat siang? Kenapa hanya satu orang? Kenapa hanya Jantung? Apa benar hanya Jantung? Apa benar itu dimakan? Siapa yang berkata kalau itu dimakan? Gany memutar otaknya.

 

 Tetua. kamuflase (?). agar cepat (?), hanya butuh satu orang (?). Hanya butuh jantung (?). Belkaya berkata itu perolehan dari investigasi. Tidak tahu. Bekaya. Gany mencoba menjawab pertanyaan – pertanyaan yang ada di pikirannya namun malah menimbulkan banyak pertanyaan lain. Kesimpulan sederhana yang bisa ditarik Gany adalah Kata tetua Beast mengambil jantu satu orang setiap malam dan Belkaya membenarkannya.

 

 Gany dan Chow di sidang di tenah lapangan dengan di kelilingi oleh seluruh masyarakat desa. Dia dan Chow berlutut sengan diikat seluruh badannya. Dia dilempari fitnah, hujatan, dan batu namun dia hanya diam. Dia diam cukup lama karena memikirkan banyak hal. Diamnya Gany membuat posisi mereka semakin terpuruk dan palu keputusan eksekusi hampir dihentakkan. Namun sebelum itu semua bisa terjadi Gany menghentakkan kepalanya ke tanah dengan keras. Dia menggosokkan dahinya dengan tanah sama seperti yang dia lakukan saat di Arena.

 

 Muncul lingkaran sihir besar di tanah yang meliputi mereka semua. Tidak lama setelah itu tanah mulai bergerak dan semua orang merasakan adanya gempa. Tanah yang ada dibawah Gany mulai terangkat tinggi seperti pilar sehingga semua orang bisa melihatnya. Dengan kekuatannya dia melepaskan tali yang menjeratnya dan mulai merubah tubuhnya. Gany menyinari semua orang di Volgograd dengan tubuh berliannya. Cahaya matahari terbiaskan kepada semua orang oleh tubuh Gany.

 

"Akulah Magus Tanah! Aku mendengarkan doa kalian untuk menaklukkan kejahatan yang ada di tanah ini dan inikah balasan kalian?" Gany mencoba merajai mereka semua.

"Berlututlah seperti yang kalian minta padaku sebelumnya dan aku maafkan kalian!" Pinta Gany.

 

 Melihat kemegahan Gany, beberapa orang mulai takut dan mengikuti perkataannya. Ibu Sophia dan Ibu Nadia merasa bahwa doanya dijawab dan bertekuk lutut dihadapan Gany. Aksi itu memulai reaksi berantai dan membuat orang lain mengikutinya. Melihat gertakannya berhasil, Gany mulai merasa senang dan mulai meredakan gempa buatannya. Chow hanya bisa diam melihat Gany berulah.

 

"Kagumlah jika kalian menghedaki kebaikan dan takutlah jika kalian adalah sumber kejahatan ini." Ujar Gany.

 

 Rencana Gany adalah membuat orang – orang kagum dan membiarkannya menyelidiki dengan tenang. Dia ingin datang ke TKP satu persatu dan melakukan penyelidikan sendiri. Dia tidak ingin lagi mendengar kata orang tentang apa yang terjadi, dia ingin melihat sendiri. Jika dia tidak bisa maka dia akan melakukan rencana awalnya yaitu membuat orang "Tidur bersama" dengan dia sebagai penjaganya. Tidak disangka ada orang yang malah berlari ke rumahnya.

 

"DIAM!!! DIAM SEMUA!!" Gany mencoba menenangkan semua orang agar tidak ada yang mengikuti orang itu.

 

 Gany lompat turun dari pilarnya dan berlari mengejarnya. Ternyata orang itu pergi untuk mengambil jantung yang dia simpan. Semuanya berjalan sangat mulus, dia lah pelakunya. Dia berdiri di sebuah altar ritual di rumahnya dan memakan jantung milik nenek Dina dan Rina. Sepertinya semua yang dia lakukan adalah bagian dari suatu ritual. Dia butuh memakan jantung manusia untuk menyelesaikannya.

 

"Sekarang aku akan punya kekuatan yang menandingi dewa! Penyihir sepertimu tidak akan ada apa – apanya!" Seru orang itu.

"Demi kekuatan ternyata." Gumam Gany yang memergokinya.

 

 Gany terlempar keluar rumah oleh orang itu. Kemudian dari balik asap dan debu keluarlah seekor manusia serigala. Sepertinya ucap tetua ada benarnya, orang itu berubah jadi Beast dan menjadi sangat kuat. Namun Gany hanya tertawa melihat kemampuan Beast. Walau dengan mengorbankan orang lain, kemampuannya tidak bisa mencapai hasil latihan Gany.

 

"Menandingi Dewa? Dewa tidak selemah itu!" Gany menerjang dan memukul Beast.

 

 Patut diakui Beast cukup kuat sehingga bisa menerima serangan Gany tapi Gany masih bisa melihat kekalahan dari Beast. Beast berlari dan bergerak sangat cepat namun kebersamaan Gany dan Lapis membuatnya bisa mengimbanginya. Gany melontarkan diri dengan pilar batu untuk mencapai Beast yang berlari. Beast memang bisa menghindari Gany yang turun dari langit namun serangan tidak berakhir di situ. Setelah cukup dekat dengan Beast, Gany membuat pilar batu untuk menghantamnya. Beast terhempas begitu saja sampai mengenai rumah warga. 

 

 Pengalamannya hanya membunuh tanpa suara dan bukan berperang sekuat tenaga. Mudah terprovokasi dan serangannya gampang terbaca. Beast mencoba menyerang Gany dan Gany dengan mudah menangkisnya. Beast hanya mengayunkan tangannya dan bukan memukul seperti manusia. Cakarnya adalah senjatanya namun itu bukan masalah bagi tubuh berlian Gany. Gany dengan sengaja merentangkan tangannya agar bisa dicakar namun Beast terkejut dengan tubuhnya yang tidak tergores sama sekali. Dari sepersekian detik kejutan itu, Gany langsung merangkul Beast dan memeluknya sekuat tenaga. Beast melolong kesaitan karena tulangnya retak.

 

"Berisik!" Gany mencengkram mulut Beast dan menghancurkannya.

 

 Pertarungan selesai, Beast mati di tangan Gany. Semua orang kagum dan bersyukur dengan hasil itu. Tidak lupa mereka memohon ampun kepada Gany karena telah memperlakukannya dengan buruk. Mereka semua bersujud kepada Gany. Gany yang merasa tidak enak langsung meminta mereka mengangkat kepala. Sejak awal Gany hanya ingin berpura – pura menjadi sosok yang agung namun dia jadi merasa tidak enak karena rencana penipuan itu diikuti dengan berlebihan. Gany hanya ingin arah pulang sebagai balasan. 

 

 Masyarakat Volgograd menyanggupi permintaan Gany namun mereka ingin merayakan keberhasilan Gany terlebih dahulu. Akhirnya mereka melakukan pesta semalaman untuk merayakannya. Di tengah – tengah pesta, Belkaya meminta maaf atas nama Dina dan Rina. Mereka berdua masih berduka dan tidak bisa mengikuti pesta. Akhirnya Gany datang ke makam nenek si kembar itu untuk berduka bersama merka. Tidak disangka disana ada Chow yang menemani mereka.

 

 Chow merasa bingung dengan Gany. Seharusnya nenek Dina dan Rina bisa diselamatkan kalau Gany bertindak lebih cepat. Jika saja Gany langsung berubah jadi "Sosok Agung" nenek si kembar masih hidup dan mereka berdua tidak perlu bersedih. Sekarang Chow hanya bisa tersenyum ketika di sapa oleh Gany dan memendam perasaan itu. Tenggelam dalam pemikiran seperti itu, dia tidak bisa merayakan kemenangan Gany.

 

 Keesokan hari Belkaya mengantarkan Gany dan Chow pulang. Mereka berjalan keluar desa, menuju hutan dan menyebrangi sungai dimana Chow dan Gany terdampar. Mereka berjalan lebih jauh lagi dan sampai keluar hutan. Belkaya menunjukkan jalan dimana ada desa lainnya kepada Gany. Volgograd sangatlah terpencil dimana yang mereka ketahui hanya hutan dan desa sebelah. Namun desa sebelah itu cukup modern sehingga mungkin mereka bisa menemukan jalan ke kota dari sana.

 

"Baiklah kalau begitu kita sampai disini saja." Ucap Gany.

"Baik." Jawab Belkaya.

 

 Baru saja membalikkan badan, Belkaya bertanya kepada Gany dan Chow apakah mereka tahu kenapa Beast memakan jantung. Chow heran dan membalas.

 

"Karena ingin kekuatan kan?" Chow membalik badan.

 

 Dari sisi mata Chow, Tangan Belkaya telah menembus jantung Gany. Chow terkejut dan berteriak. Belkaya sebenarnya penasaran kenapa Beast tidak memakan jantung hewan saja namun setelah diselidiki di rumahnya, ternyata jantung manusia lebih bermanfaat. Melihat kemampuan Gany da bagaimana Beast mampu bersaing hanya dengan tiga jantung, Belkaya penasaran apa yang terjadi jika dia makan jantung orang satu desa. Chow tidak begitu mendengarkan ucapan Belkaya dan langsung mengayunkan Halberdnya. Belkaya menghindar begitu mudah dan berubah menjadi manusia serigala atau Beast.

 

 Berkat Gany kini Belkaya tahu kelemahan dari strategi pembunuhan beast sebelumnya. Dengan begitu Belkaya bisa membuat strategi pembunuhan yang lebih sempurna. Dan juga sekarang orang yang dapat menentang Belkaya sudah tiada. Tidak ada lagi yang bisa menghentikan Belkaya. Chow kewelahan melawan Beast Belkaya. Akhirnya Gany dan Chow jadi korban dari Beast kedua.

 

Malam 1 = Sophia (Terbunuh)

Hari 1 = Villager 1 (Dieksekusi)

Malam 2 = Nadia (Terbunuh)

Hari 2 = Villager 2 (Dieksekusi)

Malam 3 = Nenek Dina (Terbunuh)

Hari 3 = Beast 1 (Dieksekusi)

Malam 4 = Ganymede (Terbunuh)

Hari 4 = Chow (Diekseuksi)