Kenich yang tidak sabar melihat ekspresi dari kakeknya tiba-tiba mendekat ke arah dokter tua itu. Mulai menatap wajah sang dokter yang tak kunjung memberikan jawaban.
"Kek, apa hasil pemeriksaan Sea jelek?" tanya Kenich sambil mengangkat badannya pertanda ketidak sabaran ada di hatinya. Apalagi melihat Sea yang sepertinya hanya bisa pasrah.
"Kamu ini, kok nggak sabaran jadi orang!" gerutu sang kakek lalu menatap ke arah Sea yang menunggu garap-harap cemas. Sea kembali menatap dokter itu dengan muka tegang. Ada kegelisahan tentang hasil penyakitnya. Tak henti-hentinya wanita muda itu berdoa di dalam hati agar penyakit Alzheimer yang dideritanya ada perubahan meskipun sedikit.
"Sea, kamu nggak usah takut menghadapi apapun didunia ini. Meskipun kamu sendiri nyatanya Tuhan tidak pernah mengizinkanmu sakit-sakitan." Sea mengerjab sesaat.