Tidak dapat dihitung berapa lama Aaram dirawat di rumah sakit. Pria itu harus melakukan serangkaian pemeriksaan pasca operasi. Selama Aaram dirawat,tidak sekalipun Sandra melewati kehadirannya untuk menjenguk Aaram. Walaupun kedua orang tua Aaram ingin sekali menggantikan Sandra dalam menjaga putra mereka. Tapi,Sandra menolak keinginan mereka karena Sandra tidak ingin kedua mertuanya itu jatuh sakit.
Setelah membantu Aaram di kamar mandi Sandra tidak bisa menyembunyikan rasa malunya terhadap Aaram. Setelah insiden itu dirinya benar-benar merasa bodoh,sedangkan Aaram hanya tersenyum malu-malu mengingat kejadian itu.
*Flashback On*
Sandra masih memejamkan kedua matanya untuk membantu Aaram membukakan celana yang dikenakan Aaram. Untung saja Aaram memakai celana yang pinggangnya berkaret,jadi tidak begitu mempersulit Sandra.
"Ar,untuk dalemannya kamu saja yang buka." Ujar Sandra yang masih memejamkan matanya
Aaram melongo kemudian menatap celana dalam yang belum terlepas itu. "Bagaimana aku bisa membukanya tangan kiriku masih terpasang arm sling dan yang kanan terpasang infusan,jika bergerak sedikit saja darahnya akan mengalir ke selang infusan." Jawab Aaram bingung
Sandra membuka matanya,lalu menatap Aaram "kamu pelan-pelan gerakin tangan kanannya biar darahnya gak begitu mengalir." Ujarnya dengan suara kecil karena menahan kekesalannya pada Aaram
"Tolong bantu turunkan saja" Mohon Aaram
Sandra melototkan matanya pada Aaram,seketika itu juga nyali Aaram jadi menciut,mau tidak mau Aaram harus melakukannya sendiri. Beberapa kali Aaram mengeluarkan ringisan karena rasa sakit yang sedang dirasakan olehnya. Sandra yang dalam posisi membelakangi Aaram dan mendengarkan itu pun merasa tidak tega. Akhirnya Sandra membalikkan badannya dan membantu membuka celana dalam yang masih menempel pada tubuh Aaram,sambil memejamkan matanya dengan posisi kepala menghadap sisi kanan dinding kamar mandi.
Seringai licik tercetak jelas pada wajah Aaram,seketika saat itu juga dirinya mengerjai Sandra. "Sandra buka matamu" ujar Aaram di telinga Sandra yang membuat tubuh Sandra meremang. Dengan reflek Sandra membuka matanya karena begitu terkejut dengan posisi wajahnya yang begitu dekat dengan wajah Aaram,tanpa sengaja tangan Sandra menyentuh pedang naga sakti dragonball milik Aaram.
Sandra menatap benda yang sedang disentuh olehnya dan detik kemudian…. "Aaahhh…" Sandra berteriak karena terkejut melihat sesuatu dengan ukuran cukup besar yang sedang dirinya sentuh.
"Kamu gila,Ar..." Ujar Sandra kembali dengan sedikit berteriak dan jari yang menunjuk-nunjuk ke wajah Aaram
"Kamu…." Ucapan Sandra terhenti karena suara ketukan di pintu kamar mandi,tidak lama terdengar suara yang sangat familiar dari luar kamar mandi
"Awas kamu…" ujar Sandra dengan nada mengancam
Sandra meninggalkan Aaram untuk membuka pintu kamar mandi,di depan kamar mandi sudah ada Andra asisten Aaram,yang memang selalu datang setiap hari.
"Oh,mas Arga. Syukurlah kamu datang,boleh aku minta tolong sama kamu mas?" Tanya Sandra pada Andra dan dijawab anggukan olehnya.
"Tentu apa yang bisa saya bantu nona?" Jawab Andra
"Itu…. Tolong bantu Aaram,katanya dia mau buang air kecil." Sandra meminta Arga untuk membantunya,namun Arga menatap Sandra dengan bingung.
Sandra keluar dari kamar mandi tanpa menghiraukan pandangan bingung Arga. Kemudian Arga pun masuk dan membantu Aaram.
"Apa yang terjadi dengan Sandra? Kenapa wajahnya seperti kesal gitu?" Tanya Arga pada Aaram karena memang tidak pernah Arga melihat wajah Sandra seperti saat ini.
"Hahaha…. Sudahlah cepat bantu aku,aku sudah tidak tahan ingin buang air kecil." Aaram merasa pergerakan Arga begitu lama sehingga dirinya tidak tahan untuk buang air kecil.
"Cih,dasar manja" ucap Arga sambil berdesis.
*Flashback off*
Sepeninggalnya Arga tadi,Aaram masih saja menggoda Sandra seperti saat ini. Tidak ada berhentinya Aaram terus menggoda istrinya itu dengan gombalan yang sudah dipelajari olehnya dari chanel si bang Deny Jali. Aaram sengaja sering menonton channel itu di Youtube agar dirinya bisa menjerat hati Sandra dengan rayuan gombalan darinya.
"Sandra" panggil Aaram pada Sandra yang masih berkutat dengan laptop nya.
"Apa" jawab Sandra tanpa menoleh ke arah Aaram sedikitpun
"Di Bogor ada gerobak bisa terbang,loh." Ujar Aaram pada Sandra,lalu Sandra mengernyitkan dahinya.
"Kamu dapat informasi dari siapa? Sok tahu,kaya mbah dukun." Jawab Sandra kesal karena meladeni omongan Aaram
Aaram mengangkat kedua bahunya "tapi itu nggak penting, yang penting itu kamu tahu kalau aku sayang banget sama kamu,eaaaaaa." Jawab Aaram dengan senyum meledek Sandra
Sandra melempar Aaram dengan bantal sofa yang berukuran sedang. Untung saja bantal itu tidak mengenai Aaram,seandainya kena pun Sandra yang akan kesusahan karena harus meladeni kemanjaan Aaram.
"Berhentilah menggombal,Ar." Ucap Sandra yang benar-benar kesal dengan semua kelakuan Aaram
"Hahaha… Upin Ipin memang anak kembar,kenapa kamu membuat hatiku selalu berdebar?" Bukannya berhenti mengeluarkan rayuan gombalnya malah Aaram melanjutkan kembali gombalannya itu. Baginya menggoda Sandra adalah tantangan dalam kehidupannya. Karena Sandra bukan wanita yang sangat mudah ditaklukkan.
"Omg,berhentilah Aaram… Sepertinya memang ada masalah di otak kamu itu,Ar. Nanti kalau dokter datang memeriksakan dirimu aku akan mengatakan kalau otak kamu itu bermasalah karena benturan itu." Jawab kesal Sandra pada pria yang selalu dirinya temani semenjak di rumah sakit.
Aaram tidak sedikit memperdulikan ucapan Sandra,bahkan saat ini pria itu sedang menertawakan Sandra yang mulai kesal dengan dirinya.
"Sandra…" panggilan Aaram dengan nada menggoda
"Apa" jawab ketus Sandra sambil melotot ke arah Aaram.
"Hehe,aku ada satu pantun untuk kamu"
"Gak usah,aku gak mau dengar"
Aaram mengangkat kedua bahunya lagi "langit indah warna biru,terang bulan ingin dinikmati,di sini aku selalu menunggu…. Cinta suci sabar menantimu." Ucap Aaram sambil tersenyum genit pada Sandra dengan mengedipkan sebelah matanya sambil memegang dada kirinya.
"Dasar PENGGOMBAL GEMBEL…. Berhentilah meracau,dasar gila." Sandra kembali kesal dan melempar Aaram dengan kertas yang sengaja dirobek olehnya.
Gelak tawa Aaram memenuhi ruang kamar inap tersebut. Sandra yang masih mengoceh pun tetap tidak dihiraukan oleh Aaram,benar-benar pria ini membuat Sandra merasa kesal dan sedikit malu. Hal itu jelas terlihat oleh Aaram dari wajah Sandra yang merona dengan tatapan mata yang sedikit tersipu malu. Demi menghilangkan rasa canggung dan malu yang dirasakan oleh Sandra,akhirnya wanita itu pun berdiri dan menuju ke arah dispenser untuk membuat secangkir kopi.
"San,itu gula ya?" Tanya Aaram
"Iya,ini gula dan itu kopi. Kenapa? Kamu mau maskeran pake ini?" Jawab Sandra dengan kesal
Aaram masih saja terkekeh mendengar jawaban dari Sandra. "Kamu tau nggak bedanya kamu sama dispenser?" Tanya Aaram lagi
Sandra menoleh ke arah Aaram dengan membulatkan matanya "kamu mau nyamain aku sama dispenser ini,Ar? Kamu benar-benar gila,Ar. Ya, jelas bedalah aku ini Casandra Arshavina made in Amira Agustina sedangkan dispenser ini made in Pholips." Jawab Sandra dengan menunjuk ke arah dispenser yang ada di sebelahnya.
Aaram kembali tergelak dengan tawanya. "Haha,kamu tahu sayang dispenser kan bisa merubah air dingin jadi air panas. Kalau kamu bisa merubah air mata jadi kebahagiaan." Jawaban Aaram sukses membuat Sandra menghentikan kegiatannya yang sedang mengaduk kopinya,lalu wanita itu menghadap Aaram.
Dilihatnya Aaram tersenyum begitu manis,"tetaplah tertawa dan tersenyum di depanku,San. Aku begitu bahagia hanya melihat kamu tersenyum. Dengan senyum itu kamu semakin terlihat cantik." Lanjut Aaram dan mampu membuat Sandra kembali tersipu dan menundukkan kepalanya,Sandra mencoba menormalkan dirinya dan kemudian wanita itu kembali menatap Aaram. Seulas senyum terbit dari wajah Sandra,begitupun dengan Aaram. Senyuman Sandra berhasil menular pada Aaram.